Stroke merupakan suatu penyakit akibat serangan otak dan biasanya disertai dengan kelumpuhan di sebagian anggota tubuh. Gejala stroke yang timbul dapat berupa sakit kepala hebat, kelumpuhan, mual dan muntah, kesulitan berbicara dan bergerak, hingga terjadinya penurunan kesadaran (pingsan).
Terdapat 3 faktor resiko penyebab stroke, antara lain tekanan darah tinggi, obesitas atau kegemukan, dan kolesterol berlebih. Maka dari itu, diperlukan pengaturan pola makan setelah terjadinya gejala stroke untuk mengurangi faktor resiko penyebab kambuhnya stroke.
Pantangan Makanan untuk Penderita Stroke
Pada umumnya pantangan makanan untuk penderita stroke tergantung dari kondisi masing-masing orang. Berikut merupakan daftar makanan yang harus dihindari dan dikurangi konsumsinya oleh penderita stroke:
Makanan tinggi garam
Makan makanan dengan kandungan garam tinggi mengandung natrium dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Apabila Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi, maka Anda dapat terkena hipertensi dan memicu terjadinya stroke kembali di masa yang akan datang.
Untuk mencegahnya, Anda disarankan untuk membatasi konsumsi garam dalam asupan makanan sehari-hari. Dalam 1 hari, sebaiknya Anda hanya mengonsumsi garam sebanyak 1500 mg atau setara dengan 1 sendok teh saja.
Makanan instan dalam kemasan
Makanan instan dalam kemasan juga harus dibatasi konsumsinya oleh penderita stroke karena makanan instan mengandung nitrat dan nitrit yang berfungsi sebagai pewarna dan pengawet pada makanan kemasan seperti sosis, daging kemasan, mi instan, camilan kemasan, kentang, dan sebagainya.
Nitrat dan nitrit sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat merusak pembuluh darah dengan menyebabkan arteri mengeras dan menyempit. Apabila pembuluh darah rusak, maka akan timbul penyakit jantung dan akhirnya menyebabkan stroke kambuh kembali.
Baca juga: Pengaruh Mie Instan Bagi Kesehatan
Makanan dengan kandungan lemak jenuh dan lemak trans
Lemak jenuh dan lemak trans merupakan kandungan lemak jahat dalam tubuh karena lemak jenuh dapat meningkatkan LDL (kadar kolesterol jahat) dalam tubuh. Tingginya kadar LDL dalam tubuh dapat menyebabkan lemak menumpuk di pembuluh darah arteri sehingga dapat menghambat aliran darah ke jantung dan otak dan mengakibatkan resiko penyakit jantung dan stroke meningkat. Sedangkan lemak trans merupakan lemak yang diolah dengan cara ditambahkan hidrogen ke dalamnya sehingga lemak menjadi padat. Lemak trans dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya penyakit stroke.
Contoh makanan dengan kandungan lemak jenuh dan harus dibatasi jumlah konsumsinya antara lain kulit ayam, produk susu, dan daging merah. Sementara itu, makanan dengan kandungan lemak trans yang harus dibatasi konsumsinya antara lain makanan ringan (snack keripik singkong ataupun keripik kentang), gorengan, biskuit, donat, makanan siap saji (ayam goreng, burger, kentang goreng), dan makanan beku olahan.
Makanan tinggi gula
Konsumsi gula secara berlebihan dapat menyebabkan Anda mengalami obesitas dan merusak pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke. Untuk itu, sebaiknya Anda membatasi konsumsi makanan tinggi gula supaya stroke tidak terjadi kembali. Konsumsi gula maksimal yang disarankan adalah 4 sendok makan dalam sehari.
Minuman beralkohol
Sebaiknya Anda mengurangi konsumsi alkohol karena alkohol dapat meningkatkan tekanan darah yang merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Segera berkonsultasi dengan dokter berkaitan dengan kapan Anda boleh mengonsumsi alkohol setelah stroke.
Apabila Anda juga mengalami kondisi lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan tinggi kolesterol, maka Anda juga harus berkonsultasi dengan dokter gizi mengenai saran pola makan sehat bagi Anda. Pada umumnya, dalam sehari wanita maksimal mengonsumsi 1 gelas alkohol, dan laki-laki maksimal 2 gelas alkohol per hari. Namun itupun tergantung dari jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi.
Baca juga: Aturan Sebelum Mengonsumsi Alkohol
Apa Saja Rekomendasi Makanan untuk Penderita Stroke?
Menurut The American Heart Association dan American Stroke Association, pola makan setelah stroke harus benar-benar diperhatikan. Berikut beberapa jenis rekomendasi makanan bagi penderita stroke:
- Biji-bijian, kacang-kacangan, dan makanan tinggi serat, seperti kacang merah, roti gandum, dan wortel
- Sayuran dan buah-buahan, seperti apel, pir, jeruk, brokoli, dan bayam
- Produk susu rendah lemak, seperti yogurt bebas lemak untuk membantu menurunkan tekanan darah
- Makanan kaya vitamin B6, asam folat (B9), B12, C, E, kalium, dan magnesium yang dapat menurunkan resiko stroke dan memperbaiki fungsi tubuh pasca stroke. Contoh makanannya antara lain sereal, bawang putih, pisang, kacang almond, jeruk, ubi jalar, tomat, dan biji labu
- Daging sapi dan unggas tanpa lemak serta kulit
- Daging ikan minimal 2x seminggu karena kandungan asam lemak omega-3 pada ikan dapat menurunkan resiko stroke. Contohnya adalah ikan salmon, lele, tuna, nila, dan teri basah
Bagaimana Mengatasi Penurunan Nafsu Makan Pasca Stroke?
Pada umumnya, selera makan atau nafsu makan setelah mengalami stroke pasti akan menurun drastis. Unutk itu, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut untuk membantu mengatasi turunnya nafsu makan setelah stroke:
- Memilih makanan lunak dan mudah dikunyah, seperti yogurt, oatmeal, dan pisang
- Memotong makanan dalam ukuran kecil supaya dapat lebih mudah dikunyah
- Memasak makanan sehat dengan bumbu masak selain garam dengan aroma sedap, seperti daun jeruk
- Menyajikan makanan supaya lebih menarik, misalnya memasak sup dengan sayuran seperti wortel, tomat, dan sayuran hijau
- Memperhatikan asupan makanan sehat
- Olahraga atau melakukan aktivitas fisik secara rutin
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.