Penyakit Parkinson, Penyakit Saraf Yang Sulit Diobati
Anda tentu mengetahui Muhammad Ali,sang legenda tinju dunia. Muhammad Ali meninggal setelah bertarung dengan penyakit parkinson bertahun-tahun setelah pensiun dari dunia tinju. Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif terbanyak ke-dua yang diderita manusia setelah penyakit Alzheimer.
Nama penyakit ini sebenarnya berasal dari nama seorang dokter Inggris, James Parkinson, yang mempublikasikan pertama kali penyakit kerusakan otak ini. Penyakit tersebut menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala diantaranya gangguan intelek dan tingkah laku, demensia, penurunan daya ingat, kelemahan otot, katalepsi (gerakan jadi lambat dan kaku) dan tremor.
Penyakit parkinson menyerang penduduk dari berbagai etnis dan status sosial ekonomi. Menurut National Parkinson Foundation, di Amerika Serikat saja 50.000-60.000 orang terdiagnosis parkinson setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia, penyakit parkinson diperkirakan menyerang 876.665 orang Indonesia dari total jumlah penduduk sebesar 238.452.952. Total kasus kematian akibat penyakit parkinson di Indonesia menempati peringkat ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia dengan prevalensi mencapai 1100 kematian pada tahun 2002.
Penyakit ini terjadi karena adanya kerusakan sel pada beberapa daerah di otak, khususnya pada daerah substansia nigra, daerah yang bertanggung jawab atas produksi dopamin. Dopamin adalah senyawa kimia otak yang mampu mengantarkan sinyal di otak untuk mengoordinasi gerakan. Kekurangan dopamin menyebabkan penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.
Apa saja faktor pendukung yang menyebabkan penyakit ini?
Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan timbulnya penyakit parkinson adalah sebagai berikut :
-
Usia.
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang paling lazim setelah penyakit Alzheimer, dengan insidens di Inggris kira-kira 20/100.000 dan prevalensinya 100-160/100.000. Prevalensinya kira-kira 1% pada umur 65 tahun dan meningkat 4-5% pada usia 85 tahun.
-
Genetik.
Komponen genetik pada penyakit Parkinson telah lama dibicarakan,Telah dilakukan penelitian pada saudara kembar bahwa resiko terjadinya penyakit ini lebih besar pada orang-orang yang memiliki hubungan darah.
Adanya riwayat penyakit Parkinson pada keluarga meningkatkan faktor resiko menderita penyakit Parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonism tampak pada usia relatif muda.
-
Periode
Fluktuasi jumlah penderita penyakit Parkinson tiap periode mungkin berhubungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya proses infeksi, industrialisasi ataupun gaya hidup. Contohnya yaitu :
-
Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan kerusakan mitokondria. - Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
-
Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predisposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides. -
Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya, kopi merupakan neuroprotektif. -
Ras
Angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan kulit hitam. -
Trauma kepala
Cedera pada tengkorak kepala bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya masih belum jelas benar. -
Stress dan Depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik. Depresi dan stres dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stres dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stres oksidatif
Apa saja gejala yang dapat Anda amati dari orang dengan penyakit Parkinson?
- Tremor/bergetar
Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. - Rigiditas/kekakuan
Pada stadium awal, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan tangan ditekuk. - Akinesia/bradikinesia Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi pada impuls optik, labirin, propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret.
- Adanya perubahan status mental
tergantung kepada orang lain, mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.
Diagnosis Penyakit Parkinson
Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan medis, gejala yang dialami serta melakukan pemeriksaan fisik dengan meminta penderita untuk berjalan. Serangkaian tes medis pun perlu dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis, termasuk:
- Uji pencitraan, seperti MRI, CT scan dan PET scan.
- Tes Darah.
- SPECT (single photon emission computed tomography)
Penanganan penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif yang berkembang progresif dan penyebabnya tidak diketahui, oleh karena itu strategi penatalaksanaannya adalah :
- Terapi simtomatik, untuk mempertahankan independensi pasien,
- Neuroproteksi
- Neurorestorasi
Neuroproteksi dan neurorestorasi keduanya untuk menghambat progresivitas penyakit Parkinson. Strategi ini ditujukan untuk mempertahankan kualitas hidup penderitanya. Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang.
Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul. Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness.
Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari
Hingga saat ini, pengobatan penyakit parkinson belum optimal, khususnya pada penyakit parkinson pada stadium lanjut. Pada stadium awal,walaupun penyakit parkinson masih bisa dicegah perkembangannya, tapi di Indonesia sendiri, belum ada skrining rutin yang diberikan untuk masyarakat untuk mendeteksi penyakit ini pada tahap lanjut. Untuk itu, dengan mengenali gejala-gejala pada penyakit parkinson, diharapkan bagi Anda langsung berkonsultasi dengan ahli saraf jika Anda mencurigai diri Anda atau orang terdekat Anda menderita penyakit Parkinson.
Hai dok, nama saya Iman suherman…saya sudah pernah hepatitis A sekitar 2th yg lau, nah sekarang ini sepertinya mau kumat lagi, tolong infonya ya dok kira2 saya bisa sembuh total tdk? Thnks