Hampir sebagian besar orang berpendapat bahwa wanita lebih berperasaan daripada pria. Hal ini terjadi karena wanita terkesan lebih sensitif dan selalu menunjukkan apa yang mereka rasakan secara terbuka. Padahal, pada dasarnya pria dan wanita adalah manusia yang sama-sama memiliki perasaaan.
Memang, pria terlihat seperti lebih cuek terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hati karena mereka pandai untuk menyembunyikan perasaan mereka. Namun, hal tersebut tidak bisa menjadi patokan bahwa pria tidak berperasaan.
Perbedaan Pria dan Wanita Saat Mengalami Patah Hati
Nah, berkaitan dengan perasaan, semua orang pasti pernah mengalami yang namanya patah hati atau putus cinta. Bagaimana tanggapan Anda sebagai orang yang mengalami patah hati? Sedih, atau malah bahagia karena terbebas dari jeratan kekasih hati?
Ada banyak sifat emosional yang dirasakan pria maupun wanita ketika mengalami hal yang bernama patah hati.
Pada Wanita
Bagi wanita, ketika putus cinta, menangis adalah hal yang biasa. Selain itu, lewat menangis juga mereka dapat mengekspresikan perasaan sedih mereka. Ketika seorang wanita menangis, orang akan berkata, “ya wajar dia nangis, namanya juga cewek.”
Hal ini menunjukkan bahwa ekspresi seorang wanita ketika putus cinta dapat diterima oleh banyak orang. Tapi, apakah hal yang sama juga dapat diterima apabila seorang pria yang sedang mengalami patah hati menangis? Jawabannya tidak, karena masyarakat beranggapan bahwa pria adalah makhluk yang kuat.
Pada Pria
Pria akan terlihat cengeng dan kekanak-kanakan ketika mereka menangis saat mengalami patah hati. Pria memiliki ego besar di dalam dirinya sehingga mereka cenderung menahan emosi agar tidak melakukan perbuatan memalukan.
Selain itu, pria juga terkekang oleh norma-norma yang mengharuskan seorang pria harus kuat dan tidak boleh lemah seperti wanita. Akibatnya banyak pria berpura-pura bersikap normal karena takut dinilai lemah oleh orang-orang di sekitarnya.
Padahal, hal ini sebenarnya sesuatu yang wajar karena setiap manusia baik pria maupun wanita sama-sama dikarunia perasaan.
Setelah mengalami putus cinta, siapa yang lebih cepat move on? Pria atau wanita? Memang menyakitkan ketika melihat mantan kekasih kita sudah mendapatkan pasangan baru, padahal baru saja mengalami patah hati.
Tetapi, berpindah ke lain hati juga sangat diperlukan agar dapat mengobati hati yang sudah patah.
Benarkah Pria Lebih Cepat Move On?
Sebuah studi mengatakan bahwa pria lebih cepat move on daripada wanita. Benarkah? Ya, Laki-laki memang lebih cepat move on, tapi perempuan lebih baik saat menyembuhkan hati mereka, daripada sakit hati yang dialami laki-laki.
Menurut penelitian dari Binghamton University, pria disebut bisa move on lebih cepat, tapi sakit hati yang dialami masih belum terobati dengan sempurna.
Wanita lebih rentan merasa cemas dan marah bila teringat oleh mantan kekasihnya. Tidak mengherankan banyak wanita menggalau ria di sosial media saat baru ditinggalkan kekasihnya. Mereka tidak mampu menahan lonjakan emosinya dan itu membuat mereka jauh lebih tersiksa di hari-hari pertama putus cinta.
Meski saat putus, perempuan yang mengalami sakit hati yang lebih parah, perempuan lebih cepat mengatasi luka hati setelah putus cinta. Mengapa? Karena perempuan memang jauh lebih beruntung dengan sikap masyarakat mentolerir sifat cengengnya.
Meskipun pria memiliki rasa sakit yang lebih sedikit daripada perempuan dan biasanya laki-laki memang lebih cepat mendapatkan pasangan baru dibanding perempuan, para laki-laki lebih kesulitan untuk menyembuhkan luka hati mereka secara total.
Peneliti mengatakan, para pria akan merasa kerugian yang sangat dalam untuk jangka waktu yang sangat lama dan luka hatinya sulit untuk sembuh total. Pria cenderung menumpahkan perasaan dengan cara yang malah menyakiti diri mereka sendiri.
Mereka akan mencoba untuk mengganti apa yang telah hilang, tapi akhirnya mereka pun menyadari bahwa kehilangan yang mereka alami itu tidak tergantikan alias merasakan sedih patah hati belakangan.
Seorang profesor antropologi di Binghamton University, New York, bernama Craig Morris, mengatakan bahwa wanita mengatasi masalah dengan mengandalkan dukungan dari jejaring sosial mereka atau dukungan masyarakat sekitar yang mentolerir sifat-sifat mereka, sedangkan pria menuangkan emosi dengan cara menusuk diri sendiri yang malah mengakibatkan rasa sakit pada diri mereka sendiri.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.