Pembuluh darah pecah di otak merupakan kondisi rusak atau robeknya pembuluh darah yang terjadi di area antara otak dan lapisan tipis yang melindungi otak. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pendarahan otak yang biasanya ditandai dengan sakit kepala hebat yang datang secara tiba - tiba. Karena dapat berdampak serius pada fungsi otak yang sangat vital, maka kasus seperti ini harus diwaspadai.
Ketika kita jumpai ada yang mengalami gejala - gejala pendarahan otak, maka tak perlu kompromi lagi, segeralah membawanya ke rumah sakit terdekat agar dapat dilakukan tindakan kegawatdaruratan sesegera mungkin serta dilanjutkan dengan penanganan yang tepat. Lantas, apa sajakah gejala yang timbul ketika pembuluh darah pecah di otak?
Ini yang Terjadi ketika Pembuluh Darah Pecah di Otak
Ketika pembuluh darah arteri di otak yang terletak antara lapisan archnoid dan pia meter robek atau pecah, maka darah yang keluar akan mengisi ruang dan mendesak jaringan otak disekitarnya. Di samping itu, jaringan otak disekitarnya menjadi mengembang karena terendam oleh darah (Serebral Edema).
Darah yang menumpuk dan menggumpal ini disebut sebagai hematoma. Selain menekan jaringan otak disekitarnya, kondisi ini akan membuat kematian sel otak karena kekurangan suplai oksigen dari darah.
Pecahnya pembuluh darah di otak, tidak hanya dapat terjadi pada pembuluh darah yang terletak antara otak dan lapisan archnoid, namun juga bisa terjadi pada pembuluh darah yang terdapat di dalam otak dan juga antara selaput archnoid dan tulang tengkorak.
Kenali Gejala Pembuluh Darah Pecah di Otak
Gejala pecahnya pembuluh darah di otak bisa bermacam - macam, tergantung pada lokasi perdarahan, keparahan, dan jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala ini dapat terjadi secara tiba - tiba atau berlangsung lama. Itulah mengapa kadang terjadi pendarahan yang tiba - tiba muncul kemudian memburuk dalam waktu singkat.
( ! ) Pendarahan otak yang muncul tiba - tiba merupakan kondisi yang mengancam nyawa. Oleh karena itu segeralah menghubungi layanan kegawatdaruratan medis rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan tepat.
Berikut gejala - gejala yang harus diwaspadai karena mengindikasikan pembuluh darah pecah di otak:
- Sakit kepala hebat tiba - tiba.
- Kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya.
- Melemahnya lengan atau tungkai secara mendadak.
- Mual dan muntah.
- Lesu dan kurang waspada.
- Perubahan pada kemampuan penglihatan.
- Kesemutan atau amati rasa.
- Kesulitan berbicara.
- Kesulitan menelan.
- Kesulitan menulis atau membaca.
- Kehilangan kemampuan motorik halus.
- Hilangnya koordinasi tubuh.
- Hilang keseimbangan.
- Kesulitan mengecap rasa.
- Hilang kesadaran.
Namun, tentu harus diingat bahwa gejala - gejala ini mungkin saja akibat kondisi lain.
Apa Penyebab Pecahnya Pembuluh Darah di Otak?
Terdapat beberapa penyebab pecahnya pembuluh darah di otak yang mengakibatkan pendarahan, diantaranya:
- Trauma Kepala. Cedera di kepala merupakan penyebab paling umum dari pendarahan otak terutama untuk usia di bawah 50 tahun.
- Tekanan Darah Tinggi. Kondisi ini jika terjadi dalam jangka waktu lama atau kronis, akan melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati dengan baik merupakan salah satu penyebab utama pendarahan otak. Untungnya, hal ini bisa dicegah dengan mengontrol tekanan darah agar tetap normal. Baca panduannya disini: Tips Menurunkan Tekanan Darah Tinggi.
- Aneurisma. Merupakan kondisi melemahnya dinding pembuluh darah di otak yang mengakibatkan pembengkakan pada pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak dan kemudian menyebabkan stroke.
- Kelainan Pembuluh Darah. Kelainan pada pembuluh darah otak ini kemungkinan terjadi sejak lahir atau diketahui setelah timbul gejala dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh.
- Angiopati Amyloid. Merupakan kelainan pada dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi akibat penuaan. Hal ini biasanya menyebabkan pendarahan - pendarahan kecil yang tidak mengkhawatirkan lalu kemudian menyebabkan pendarahan besar.
- Kelainan pada Darah. Haemophilia dan anemia sel sabit merupakan penyebab turunnya level trombosit darah yang bertugas dalam pembekuan darah dan membentuk benang fibrin untuk melapisi pembuluh darah yang mengalami kerusakan.
- Penyakit Hati. Kondisi ini diketahui terkait pada peningkatan risiko perdarahan pada jaringan tubuh.
- Tumor Otak. Sudah jelas bahwa tumor otak tentunya akan menekan area otak termasuk juga pembuluh darah di sekitar tumor.
Bagaimana Cara Pengobatan Pendarahan Otak?
Mengunjungi dokter merupakan cara pertama yang harus Anda lakukan untuk mengatasi kondisi pecahnya pembuluh darah di otak. Dokter biasanya akan melakukan serangkaian test, seperti CT scan atau MRI yang dapat menangkap gambaran pendarahan yang terjadi di otak.
Selain itu, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan saraf dan mata, ini untuk mengetahui jika terjadi pembengkakan saraf optik. Tes darah dan spinal tap (mengambil sampel sum-sum tulang belakang) kemungkinan juga akan dilakukan.
Pengobatan untuk pecahnya pembuluh darah di otak akan sangat tergantung pada lokasi, penyebab dan juga area otak mana saja yang terkena efeknya. Jika dibutuhkan mungkin akan dilakukan pembedahan otak untuk mengeluarkan hematoma dan mencegah pendarahan yang lebih parah.
Obat - obatan medis biasanya juga akan diresepkan, terutama untuk obat penghilang rasa sakit, kortikosteroid atau diuretik untuk mengurangi pembengkakan, dan juga antikonvulsan untuk mengendalikan kejang yang timbul. Jika dibutuhkan, penambahan darah atau cairan intravena juga akan diberikan.
Dapatkah Seseorang Pulih Setelah Mengalami Perdarahan di Otak?
Kemungkinan pulih nya pasien yang mengalami pendarahan di otak tergantung dari besarnya pendarahan yang terjadi dan jumlah pembengkakan yang ditimbulkan. Beberapa pasien dapat sembuh total, beberapa yang lain kemungkinan mengalami beberapa komplikasi termasuk stroke, kehilangan fungsi otak atau mengalami efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Kondisi terburuknya adalah pasien tidak tertolong lagi meskipun sudah dilakukan langkah penanganan medis di awal.
Mungkinkah Mencegah Pecahnya Pembuluh Darah di Otak?
Faktor penyebab pecahnya pembuluh darah di otak dapat diketahui dari rekam jejak kesehatan orang yang mengalaminya. Untuk meminimalisir terjadinya hal ini, Anda dapat mewaspadai faktor pemicunya seperti dijelaskan berikut:
- Waspadai Tekanan Darah Tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa 80% pasien pendarahan otak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Untuk itu, sangat penting menjaga agar tekanan darah tetap normal dengan membiasakan diet sehat, olahraga teratur, dan jika sudah memiliki hipertensi segera kunjungi dokter dan lakukan pengobatan. Baca juga panduan berikut untuk menormalkan kembali tekanan darah Anda : Tips Menurunkan Tekanan Darah Tinggi agar Cepat Normal.
- Jangan Merokok. Merokok sudah diketahui secara luas dapat menyebabkan masalah pada pembuluh darah. Oleh sebab itu, mulailah menerapkan hidup sehat dan berhenti merokok sekarang juga. Baca: 13 Cara Berhenti Merokok yang Efektif
- Jangan Gunakan Narkoba. Obat terlarang jenis kokain dapat meningkatkan resiko pendarahan di otak.
- Berkendaralah dengan Aman. Gunakan helm atau sabuk pengaman untuk menghindari benturan pada kepala saat berkendara. Ingat bahwa cidera pada kepala juga dapat memicu terjadinya pembuluh darah pecah di otak.
- Operasi Perbaikan Pembuluh Darah. Jika mengalami kelainan seperti aneurisma, maka operasi sebaiknya dilakukan untuk mencegah pecahnya pembuluh darah pada kondisi tersebut di kemudian hari.
- Waspadai Obat Anti Pembekuan Darah. Selalu konsultasikan dengan dokter saat menggunakan jenis obat antikoagulan (obat pengencer darah), karena efek obat ini dapat memperparah kondisi jika pembuluh darah pecah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.