Kutil kelamin adalah salah satu penyakit kelamin yang sering kali tidak disadari. Hal ini dikarenakan ukuran kutil kelamin sangat kecil dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Namun, sekali gejala kutil kelamin muncul bisa terasa nyeri dan panas atau terbakar. Oleh karena ukurannya sangat kecil, gejala kutil kelamin baru bisa dipastikan lewat sejumlah pemeriksaan. Apa saja diagnosis atau pemeriksaan kutil kelamin? Baca ulasan lengkapnya berikut ini.
Sekilas tentang kutil kelamin
Kutil kelamin adalah sebuah benjolan berukuran kecil yang muncul di daerah kelamin dan dubur. Penyakit ini dapat dengan mudah menyebar pada orang-orang yang aktif berhubungan seksual.
Beda dengan kutil pada umumnya, kutil kelamin dapat menyebabkan rasa gatal serta panas. Bahkan, saat melakukan hubungan seksual, penderita bisa mengalami perdarahan.
Salah satu penyebab kutil kelamin adalah adanya virus human papillomavirus (HPV) yang menyebar lewat hubungan seks. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, bayi bisa tertular dari seorang ibu yang sudah terinfeksi virus penyebab kutil kelamin ini.
Banyak orang yang mengira bahwa kutil kelamin bisa menular lewat ciuman atau menggunakan alat makan bersamaan. Perlu dicatat bahwa hal tersebut hanyalah mitos. Kutil kelamin tidak bisa menyebar melalui ciuman dan media lainnya seperti alat makan, perlengkapan mandi dan lain sebagainya.
Pemeriksaan untuk memastikan gejala kutil kelamin
Kutil kelamin muncul di daerah kelamin dan sulit untuk dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu, dokter harus melakukan pemeriksaan secara mendetil untuk mengetahui lokasi dan memastikan gejala kutil kelamin.
Berikut ini jenis pemeriksaan yang dibutuhkan dokter untuk mendiagnosis kutil kelamin, yakni:
1. Pap smear
Pap smear tidak hanya digunakan untuk mendeteksi kanker serviks, tapi juga memastikan gejala kutil kelamin. Pada pemeriksaan ini, pasien diminta untuk melepaskan celana, kemudian mengangkang sambil berbaring.
Setelah itu, dokter akan membuka vagina pasien menggunakan alat bantu khusus yang disebut dengan spekulum. Dengan bantuan alat ini, dokter bisa melihat bagian dalam vagina hingga bagian leher rahim.
Sampel sel kemudian akan diambil untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi keberadaan sel abnormal di bagian serviks.
Baca selengkapnya: 6 Syarat yang Harus Dipenuhi Sebelum Menjalani Pap Smear
2. Kolposkopi
Kolposkopi adalah tahapan pemeriksaan lebih lanjut dari pap smear. Seperti yang dilakukan pada pemeriksaan pap smear, dokter akan membuka vagina pasien dengan menggunakan spekulum.
Setelah itu, dokter juga akan menggunakan alat kolposkop untuk melihat sel-sel dalam serviks. Dokter biasanya akan mengoleskan cairan khusus untuk membuat area serviks terlihat lebih jelas.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dokter juga dapat melakukan biopsi di bagian serviks. Biopsi ialah pengambilan sampel jaringan untuk melakukan pemeriksaan lebih mendalam.
3. Tes HPV - DNA
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kutil kelamin bisa terjadi karena adanya infeksi virus HPV. Kanker leher rahim juga bisa disebabkan oleh virus HPV, namun dengan jenis yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan tes HPV untuk memastikan gejala kutil kelamin.
Bagaimana cara mencegah kutil kelamin?
Jangan tunggu sampai terkena kutil kelamin baru melakukan pengobatan atau upaya pencegahan. Dengan cara yang tepat, Anda dapat mencegah kutil kelamin sejak dini supaya tidak terkena atau tertular.
Berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kutil kelamin antara lain:
- Tidak melakukan hubungan seks di luar nikah, terutama seks bebas
- Menggunakan kondom yang aman saat melakukan seks
- Tidak menggunakan alat bantu seks sembarangan
- Melakukan imunisasi HPV
Baca juga: Vaksin HPV Tidak Bekerja Ampuh? Ini Alasannya
Yang tak kalah penting, segera konsultasikan ke dokter bila Anda mencurigai gejala kutil kelamin. Jangan ragu untuk menanyakan pada dokter mengenai fungsi dan prosedur pemeriksaan kutil kelamin yang disarankan untuk Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.