Ada 4 jenis golongan darah, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Masing-masing golongan darah tersebut dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya antigen dalam plasma darah dan sel darah merah. Tahukah Anda bahwa mengenali golongan darah sendiri tidak hanya bermanfaat pada saat ingin transfusi atau donor darah saja, tapi juga mengetahui risiko penyakit yang mengintai diri Anda.
Penggolongan darah ada 3 macam
Di dalam tubuh manusia terdapat tiga sistem golongan darah, yang terdiri atas:
1. Sistem golongan darah ABO
Sistem golongan darah ABO adalah penggolongan darah yang paling umum diketahui. Sistem ini terdiri dari golongan darah A, B, AB, dan O.
Apabila Anda memiliki golongan darah A, itu artinya Anda mempunyai antibodi di dalam darah untuk melawan golongan darah B atau anti-B. Begitupun sebaliknya, orang-orang yang memiliki golongan darah B berarti mempunyai antibodi terhadap golongan darah A atau anti-A.
Anda yang mempunyai golongan darah AB tidak mempunyai anti-A maupun anti-B. Selanjutnya, golongan darah O mempunyai anti-A dan juga anti-B.
Bagi Anda yang memiliki golongan darah AB, maka Anda bisa menerima darah dari semua golongan darah, yaitu A, B, AB, maupun O. Hal inilah yang membuat golongan darah AB disebut resipien universal. Namun, Anda hanya bisa melakukan transfusi atau donor darah ke sesama pemilik golongan darah AB saja.
Berkebalikan dengan itu, golongan darah O disebut sebagai pendonor universal. Pasalnya, orang-orang dengan golongan darah O bisa memberikan darahnya untuk semua golongan darah, yakni A, B, AB, dan O. Akan tetapi, Anda hanya bisa menerima donor darah dari orang yang sama-sama memiliki golongan darah O.
Baca selengkapnya: Mengenal Karakteristik Golongan Darah A, B, AB, dan O
2. Tipe atau golongan darah minor
Terdapat lebih dari 100 subtipe darah lain, yang mayoritas mempunyai sedikit efek ataupun tidak adanya efek sama sekali terhadap transfusi darah. Namun, beberapa kasus bisa menyebabkan reaksi transfusi ringan yang cukup mengkhawatirkan. Jika dapat diatasi dengan cepat, maka kondisi ini jarang mengancam jiwa.
Ketika melakukan transfusi darah, setiap 1 juta unit darah yang ditransfusikan hanya ada maksimal empat kali tipe darah yang keliru dalam transfusi. Transfusi darah dengan tipe atau golongan yang keliru dapat menyebabkan reaksi yang parah dan bisa mengancam jiwa seseorang.
3. Sistem Rhesus
Ada juga penggolongan darah dengan sistem rhesus atau Rh, disesuaikan dengan ada atau tidaknya antibodi Rh di dalam darah. Ada 2 jenis pada golongan atau tipe darah ini, yaitu Rh-positif dan Rh-negatif.
Apabila Anda memiliki tipe darah Rh-positif, maka Anda bisa menerima transfusi darah Rh-negatif. Sedangkan pemilik darah Rh-negatif akan mengalami reaksi transfusi apabila mereka mendapatkan darah tipe Rh-positif.
Baca juga: Fakta Tentang Rhesus Negatif, Tak Sesederhana Golongan Darah ABO
Risiko penyakit yang mengintai tiap golongan darah
Selain bermanfaat untuk keberhasilan proses transfusi darah, mengetahui tipe golongan darah juga dapat membantu mewaspadai risiko penyakit dalam tubuh. Ya, setiap golongan darah memiliki risikonya masing-masing terhadap penyakit tertentu, yaitu:
- Pemilik golongan darah O berisiko 2 kali lipat menarik simpati nyamuk.
- Beda golongan darah, beda pula bakteri pada usus. Hal ini membantu dokter dalam menentukan pola makan dan pengobatan yang lebih tepat.
- Pemilik golongan darah A berisiko menjadi seorang pemabuk (alkoholisme). Antigen A dapat memengaruhi intoksikasi sehingga sistem kekebalan tubuh menunjukkan reaksi berbeda terhadap alkohol.
- Jika Anda memiliki golongan darah O, maka harus siap karena rentan terhadap stres. Hormon kortisol pada orang-orang golongan darah O lebih tinggi sehingga gampang stres.
- Pemilik golongan darah A cenderung memiliki gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Orang dengan golongan darah A cenderung rajin dan perfeksionis sehingga semua hal harus sempurna, tidak peduli kondisi kelelahan atau frustasi yang dideritanya.
Dengan mengetahui risiko penyakit dari masing-masing golongan darah, setidaknya Anda bisa melakukan upaya pencegahan sejak dini. Konsultasikan lebih lanjut pada dokter mengenai risiko penyakit dan upaya yang bisa dilakukan demi menjaga kesehatan Anda.
Baca Juga: Diet Golongan Darah A, B, AB, dan O, Sudah Terbukti?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.