Hiperhidrosis merupakan kondisi dimana tubuh mengeluarkan keringat secara berlebihan, meskipun cuaca tidak panas. Keringat biasanya dikeluarkan untuk membantu mendinginkan tubuh. Namun, pada penderita hiperhidrosis, keringat tetap muncul meskipun tubuh tidak membutuhkan pendinginan.
Penderita hiperhidrosis biasanya mengeluarkan keringat dalam jumlah yang banyak, bahkan sampai membasahi pakaian. Hal ini tentunya sangat mengganggu penampilan.
Hiperhidrosis sebenarnya tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tetapi banyak penderita hiperhidrosis yang mengalami stres, depresi, gelisah, dan muncul perasaan malu.
Gejala hiperhidrosis
Secara umum, hiperhidrosis ditandai dengan munculnya keringat berlebih meskipun tidak berolahraga dan suhu udara tidak panas. Selain itu, orang yang mengalami hiperhidrosis juga akan mengalami gangguan saat melakukan beberapa aktivitas, seperti kesulitan saat membuka pintu atau memegang pensil karena tangan yang basah.
Penderita hiperhidrosis biasanya memiliki kulit yang putih dan lembut, terkelupas di beberapa area kulit, serta mudah mengalami infeksi.
Penyebab hiperhidrosis
Hiperhidrosis biasanya disebabkan oleh sistem saraf yang merangsang kelenjar keringat bekerja secara berlebihan, sehingga tubuh akan tetap mengeluarkan keringat meskipun tidak dibutuhkan. Keringat yang berlebih biasanya muncul pada area telapak tangan.
Berdasarkan faktor penyebabnya, hiperhidrosis dibagi menjadi dua jenis, yaitu hiperhidrosis primer atau terfokus dan hiperhidrosis sekunder.
Hiperhidrosis primer disebabkan oleh sistem saraf yang merangsang kelenjar keringat bekerja secara aktif, sehingga memunculkan keringat yang berlebihan pada beberapa area tertentu. Hiperhidrosis ini biasanya terjadi pada masa anak-anak dan remaja.
Sedangkan hiperhidrosis sekunder disebabkan oleh kondisi medis. Keringat yang dikeluarkan jumlahnya berlebihan terutama saat tidur. Hiperhidrosis sekunder biasanya terjadi pada usia dewasa.
Pengobatan hiperhidrosis
Pengobatan hiperhidrosis akan disesuaikan dengan penyebabnya. Jika hidrolisis disebabkan oleh kondisi medis, maka pengobatannya dilakukan dengan menangani masalah medis terlebih dahulu sebelum mengatasi keluhan keluarnya keringat yang berlebihan.
Namun, jika penyebab hiperhidrosis belum diketahui secara pasti, maka pengobatan difokuskan pada pengendalian kelenjar minyak agar tidak mengeluarkan keringat secara berlebihan.
Ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh Dokter untuk menangani masalah hiperhidrosis, yaitu:
Pemberian obat
Obat jenis antiperspirant biasanya diberikan untuk menangani hiperhidrosis. Kandungan aluminium klorida dapat menyumbat kelenjar keringat, sehingga minyak yang keluar tidak berlebihan. Namun, pemberian obat antiperspirant berisiko dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
Selain itu, obat antidepresan juga dapat digunakan untuk mengurangi kegelisahan, sehingga memicu munculnya hiperhidrosis.
Lontophoresis (alat penghambat keringat)
Terapi lontophoresis dilakukan untuk menghambat kelenjar keringat dengan cara memberikan aliran listrik. Biasanya penderita hiperhidrosis memerlukan terapi 6-10 kali sesi dengan durasi 20-40 menit pada setiap sesi.
Suntikan botox
Pemberian suntikan botox merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghambat saraf memproduksi keringat, tetapi efeknya hanya sementara. Suntikan botox akan diberikan beberapa kali pada bagian tubuh. Namun, pelaksanaan terapi ini akan menyebabkan risiko kelemahan otot.
Terapi microwife
Terapi microwife dilakukan dengan memberikan gelombang energi mikro, sehingga dapat menghancurkan kelenjar keringat. Melakukan terapi microwife juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kulit.
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat kelenjar keringat, jika munculnya keringat berlebihan terjadi di ketiak. Sedangkan jika muncul keringat berlebihan terjadi di tangan, Dokter akan melakukan prosedur simpatektomi.
Prosedur ini dilakukan dengan membakar atau menjepit saraf tulang belakang, sehingga keringat tidak muncul secara berlebihan.
Selain melakukan tindakan medis, hiperhidrosis juga dapat dicegah melalui beberapa cara, yaitu mandi setiap hari, menggunakan sepatu dan kaos kaki berbahan katun, sering mengganti kaos kaki, dan memilih bahan pakaian yang nyaman.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.