Ataksia - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Dipublish tanggal: Apr 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 11, 2019 Waktu baca: 3 menit

Bagi beberapa orang, kondisi ataksia dapat berkembang secara perlahan-lahan. Namun beberapa orang, hal ini dapat muncul secara tiba-tiba tanpa gejala. Gejala paling umum adalah hilang keseimbangan dan koordinasi.

Jika kondisi Anda memburuk, Anda mungkin mengalami kesulitan berjalan dan menggerakkan lengan dan kaki. Terkadang mungkin terjadi kehilangan kemampuan motorik seperti memasang kancing baju atau menulis. Gejala umum lain yang ditemui pada penderita atraksia yaitu:

  1. Nyeri kepala hebat
  2. Kesulitan dalam penglihatan;
  3. Masalah ketika berbicara;
  4. Kesulitan menelan;
  5. Tremor.

Gejala diatas hampir mirip dengan gejala stroke dan membuat orang-orang sangat waspada jika terjadi. Jika gejala tersebut tiba-tiba muncul, segera periksakan diri ke rumah sakit.

Penyebab

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan ataksia. Penyebab tersebut bervariasi mulai dari penyakit kronis hingga serangan mendadak. Bagaimanapun, hampir semua kondisi berhubungan dengan kerusakan atau degenerasi pada cerebellum.

Gerakan terkoordinasi melibatkan cerebellum, saraf perifer dan tulang belakang. Penyakit dan cedera yang merusak atau menghancurkan struktur tersebut mengakibatkan ataksia. Beberapa contohnya yaitu:

  1. Trauma kepala;
  2. Ketergantungan alkohol;
  3. Infeksi;
  4. Beberapa jenis sklerosis, penyakit kronis yang mempengaruhi otak dan tulang belakang;
  5. Stroke;
  6. Transient ischemic attack (TIA), penyakit temporer akibat kekurangan suplai darah di otak.
  7. Turunan genetik;
  8. Cerebral palsy, kelompok gangguan yang disebabkan oleh kerusakan otak anak pada perkembangan awal;
  9. Tumor otak;
  10. Sindrom paraneoplastik;
  11. Neuropati, penyakit atau cedera pada saraf;
  12. cedera pada tulang belakang.

Beberapa contoh dari penyebab turunan ataksia adalah Freidrich ataksia dan penyakit Wilson. Freidrich ataksia adalah penyakit genetik yang menyebabkan masalah pada produksi energi pada jantung dan sistem saraf.

Penyakit Wilson adalah gangguan turunan yang jarang terjadi yang mana kelebihan tembaga mengakibatkan kerusakan pada liver dan sistem saraf.

Beberapa substansi berikut memiliki efek racun yang berujung pada ataksia yaitu:

  1. Alkohol
  2. Obat kejang
  3. Obat kemoterapi
  4. Lithium
  5. Kokain dan heroin
  6. Zat sedatif
  7. Logam berat seperti merkuri dan timah

Pada beberapa orang terdapat kondisi yang disebut ataksia sporadis. Ataksia jenis ini tidak disebabkan oleh penyebab khusus maupun turunan.

Kapan sebaiknya ke dokter?

Jika Anda mengalami hal-hal sebagai berikut sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter:

  1. Kehilangan keseimbangan
  2. Kesulitan menelan
  3. Kehilangan koordinasi tubuh selama beberapa menit
  4. Kehilangan koordinasi pada bagian kaki, lengan dan tangan
  5. Bicara tiba-tiba menjadi cadel
  6. Kesulitan berjalan

Dokter mungkin akan meminta riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik tersebut yaitu pemeriksaan neurologis lengkap yang mencakup sistem saraf dan otot. Dokter akan memeriksa keseimbangan, berjalan, dan menunjuk dengan jari dan jempol.

Pemeriksaan umum lainnya yang disarankan adalah tes romberg. Tes ini digunakan untuk mengetahui keseimbangan Anda ketika berjalan sambil menutup mata.

Perawatan

Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus untuk ataksia. Jika kondisi yang mendasari adalah penyebabnya dokter akan mengobatinya terlebih dahulu. Misalnya cedera pada kepala. Maka dokter akan mengobatinya dahulu dan ataksia dapat berkurang.

Namun pada kasus cerebral palsy, dokter mungkin kesulitan mengobati ataksia. Namun terdapat beberapa cara untuk mengatur kondisi tersebut. Beberapa pengobatan dapat meringankan gejala yang berhubungan dengan ataksia.

Pada beberapa kasus,dokter mungkin menyarankan Anda menggunakan alat adaptif atau terapi. Alat seperti tongkat, perkakas yang telah dimodifikasi dan alat bantu komunikasi mungkin membantu kegiatan Anda sehari-hari. Beberapa terapi yang digunakan untuk membantu gerakan yang tidak terkoordinasi yaitu:

  1. Terapi fisik, latihan dapat menguatkan tubuh dan menambah mobilitas.
  2. Terapi okupasi, bertujuan untuk menambah kemampuan mengerjakan pekerjaan sehari-hari seperti makan dan gerakan motorik baik lainnya.
  3. Terapi bicara, membantu penderita berkomunikasi dengan baik begitu pula saat menelan dan makan.

Beberapa perubahan juga dapat membantu penderita ataksia menjalani kegiatan sehari-hari yaitu:

  1. Menjaga lingkungan bersih dan bebas dari kotoran.
  2. Menyediakan area berjalan yang lapang.
  3. Memasang pegangan tangan.
  4. Tidak memasang keset atau hal lain yang menyebabkan terpeleset.

Peneliti pada Albany Medical Center menemukan beberapa pengobatan ataksia. Beberapa diantaranya adalah AVED dan ataksia gluten. AVED adalah kondisi ataksia yang dapat disembuhkan dengan pemberian vitamin E. Ataksia gluten adalah kondisi ataksia yang memerlukan diet gluten.

Universitas London juga melaporkan vitamin B3 atau nikotinamid dapat membantu penderita ataksia Freidrich. Pengobatan ini menambah kadar frataksin, yaitu kadar protein yang rendah pada penderita ataksia jenis ini.

Ataksia merupakan salah satu penyakit degeneratif dimana pengobatan masih sebatas memperpanjang selama mungkin hidup penderita sehingga perlu dilakukan penelitian lebih dalam lagi untuk mengembalikan fungsi hidup penderita.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app