Myasthenia Gravis merupakan suatu penyakit yang dikarenakan adanya gangguan antara saraf dan otot. Walaupun Myasthenia Gravis dapat menyerang segala usia, namun wanita usia di bawah 40 tahun dan pria dibawah 60 tahun cenderung lebih gampang terserang. Jika dilihat dari jenis kelamin, maka wanita memiliki resiko lebih besar terserang gangguan saraf ini.
Penyebab Myasthenia Gravis
Pada umumnya, penyebab dari terjadinya penyakit ini terkait dengan gangguan hantaran sinyal saraf dengan otot. Gangguan tersebut diduga-duga karena adanya kondisi auto-imun tubuh. Auto-imun sendiri merupakan kondisi dari sistem kekebalan tubuh manusia yang mengalami kelainan, dan mengakibatkan penyerangan pada jaringan serta sistem saraf tubuh itu sendiri.
Kondisi terjadinya hal tersebut, dapat dipengaruhi dari beberapa sumber, yaitu:
-
Thymus gland. Kelenjar thymus dipercaya oleh para peneliti, adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia, kelenjar ini terletak pada dada bagian atas di bawah tulang dada, dan fungsinya dapat memicu atau mempertahankan produksi antibodi yang menghalangi asetilkolin.
Pada beberapa orang dewasa dengan Myasthenia Gravis, dapat mengalami pembesaran yang abnormal pada kelenjar thymus. Beberapa orang dengan Myasthenia Gravis, juga memiliki risiko terjadinya tumor pada thymus (dapat dikenal dengan thymomas). Thymomas pada umumnya tidak bersifat ganas atau kanker (malignant).
-
Antibodies. Pada penderita Myasthenia Gravis, sistem kekebalan tubuh dapat menghasilkan antibodi yang memblokir atau menghalangi banyaknya receptor sites otot untuk neurotransmitter yang disebut dengan asetilkolin.
Antibodi juga dapat memblok kerja dan fungsi dari protein yang disebut muscle-specific receptor tyrosine kinase. Padahal, protein tersebut juga terlibat dalam proses dan membentuk sambungan saraf-otot.
Selain kondisi tersebut, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang dapat terkena suatu Myasthenia Gravis, yaitu:
- Kondisi stres
- Adanya penyakit penyerta lainnya
- Kelelahan tubuh
- Beberapa obat – obatan, seperti beta blockers, quinidine gluconate, phenytoin, obat anestesi tertentu, dan beberapa dari antibiotik
Tanda dan gejala Myasthenia Gravis
Perlu diketahui, tanda dan gejala yang dapat timbul dari Myasthenia Gravis antara lain, seperti:
- Lemahnya otot – otot, namun bila otot – otot tersebut diistirahatkan, maka akan dapat pulih kembali, biasanya gejala akan hilang dan kambuh lagi.
- Penglihatan dapat ganda atau menjadi kabur (diplopia)
- Salah satu dari kelopak mata penderita akan lebih turun dari yang lain, atau bahkan hingga ke kondisi sulit untuk di buka (ptosis)
- Kesulitan dalam menelan dan mengunyah
- Ekspresi pada wajah terbatas
- Adanya sulit untuk bernapas, dapat terjadi pada berbaring ataupun sedang beraktifitas
- Terdapat perubahan kualitas suara, dari keras lama – kelamaan semakin memelan
Tanda dan gejala yang dirasakan pasien seperti Myasthenia Gravis ini, merupakan suatu pemeriksaan yang masuk dalam anamnesa. Pemeriksaan anamnesa sendiri bersifat subjektif, yaitu hanya pasien yang dapat merasakannya.
Sehingga, dalam penegakkan suatu diagnosa tetap memerlukan pemeriksaan bersifat objektif, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang terkait.
Pemeriksaan Myasthenia Gravis
Myasthenia Gravis merupakan kondisi yang harus diperiksakan secara langsung ke dokter untuk dapat memastikan apakah sumber penyebab penyakit yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang mungkin dapat dilakukan seorang dokter bila Anda mengalami kondisi Myasthenia Gravis ini, yaitu:
- Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan adalah tanda–tanda vital, termasuk pemeriksaan fisik neurologis
- Edrophonium test. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan obat edrophonium chloride. Obat ini dapat menimbulkan peningkatan dalam kekuatan otot penderita secara tiba-tiba, walaupun dalam jangka waktu yang sementara
- Ice pack test. Pada pemeriksaan ini, dokter menempatkan kantong yang berisi es di kelopak mata Anda. Setelah kurang lebihnya 2 menit, dokter mengangkat kantong es tersebut dan melakukan analisa kelopak mata pasien yang turun untuk memeriksa adanya tanda-tanda perbaikan
- Tes darah. Bertujuan untuk mendeteksi antibodi yang memblokir atau merusak reseptor saraf
- Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan seperti: stimulasi saraf repetitif, MRI atau CT scan, uji fungsi paru, single-fiber electromyography (EMG)
Anda tidak perlu khawatir. Tentunya, pemeriksaan yang nantinya direkomendasikan pada saat pemeriksaan langsung dengan dokter akan disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Pengobatan Myasthenia Gravis
Untuk pengobatan untuk Myasthenia Gravis itu sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
- Obat – obatan. Ada beberapa obat yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan ini, misalnya Cholinesterase inhibitors, Immunosuppressants, dan Corticosteroids
- Terapi intravena. Dapat diberikan terapi imunoglobulin atau plasmaferesis
- Operasi. Biasanya dilakukan oleh ahli bedah, ada beberapa pilihan tehnik yang dapat dilakukan yaitu video-assisted thymectomy, atau robot-assisted thymectomy
Hindari mengobati diri sendiri tanpa adanya indikasi dari dokter, terutama bila Anda sedang mengandung, dalam masa menyusui, dan anak – anak.
Pencegahan Myasthenia Gravis
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan seseorang untuk mencegah terkenanya penyakit ini dan menjaga kesehatan tubuh, antara lain seperti:
- Makan makanan bergizi seimbang, penuhi asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
- Use safety precautions at home. Dapat memasangkan grab bars atau pegangan pada area dimana Anda memerlukan bantuan (pada kamar mandi contohnya)
- Buatlah perencanaan pada aktifitas keseharian Anda, sehingga dapat memikirkan cara–cara yang efektif dan lebih efisien dalam pekerjaan, dan memiliki waktu untuk beristirahat yang cukup
Dok ada yg mau saya tanyakan, seminggu belakngan ini saya sering capek & sesak napas, apalg klo telat makan sesak napasnya makin berasa, mhn pnjelasannya ya Dok, ini gejala apa....TKS