Motor menjadi salah satu moda transportasi yang paling banyak dipilih untuk pergi ke kantor atau sekolah. Selain lebih praktis, motor juga menjadi kendaraan anti macet dan lihai menyelap-nyelip di keramaian jalanan ibukota. Dibalik itu semua, Anda sebagai pengendara atau pengguna motor juga perlu waspada terhadap risiko terkena beberapa penyakit saat naik motor. Apa saja, ya?
Penyakit saat naik motor yang paling sering terjadi
1. Gangguan pernapasan
Pengendara motor lebih banyak terpapar udara secara langsung daripada pengendara mobil atau transportasi umum lainnya. Seperti yang kita tahu, udara di jalanan bercampur dengan polusi, debu, dan kotoran lainnya dan dapat dengan mudah terhirup saat naik motor.
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic
Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.
Partikel polusi dan debu yang terhirup dapat memicu gangguan pernapasan pada pengguna motor, mulai dari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), bronkitis, hingga TBC. Kerasnya terpaan angin yang mengenai tubuh, terutama bagian dada, juga memicu ketiga penyakit tersebut.
Maka itu, pastikan untuk selalu menggunakan masker dan jaket saat naik motor. Ada banyak pilihan masker yang bisa Anda pakai, mulai dari masker kain, masker bedah, masker N95, atau kain buff yang lebih praktis. Yang terpenting, selalu gunakan masker tiap kali naik motor guna menghindari masuknya zat polutan ke dalam tubuh.
Baca Selengkapnya: Polusi Jakarta Memburuk, Harus Pakai Masker Anti Polusi yang Mana?
2. Iritasi mata
Paparan zat polutan, asap rokok, hingga debu pasir tak hanya bisa terhirup, tapi juga mengiritasi mata. Benda-benda asing tersebut dapat melukai kornea, bahkan diperparah jika Anda reflek mengucek mengucek mata saat naik motor.
Gejala iritasi mata meliputi nyeri, mata gatal, kemerahan, berair, hingga sensitif terhadap cahaya. Kondisi ini biasanya dialami oleh pengendara motor yang sering membiarkan kaca helm terangkat, sehingga wajah tidak terlindungi.
Ada baiknya, turunkan kaca helm setiap naik motor supaya mata dan wajah Anda terlindungi dari udara kotor.
Standard Facial 1 Kali Di Reface Clinic
Sudah termasuk cuci wajah, peeling, ekstrak komedo, dan masker.
3. Masalah kulit
Masalah kulit menempati urutan tiga besar sebagai gangguan atau penyakit saat naik motor paling sering. Hal ini bisa berupa kulit kering, iritasi, hingga jerawatan.
Ya, jerawat bisa muncul akibat paparan debu dan asap yang mengenai wajah. Apalagi jika Anda jarang pakai masker saat naik motor, kemudian tidak segera membersihkan wajah, debu dapat terus menumpuk dan menyumbat pori-pori hingga memicu jerawat.
Selain itu, pengguna motor juga rentan mengalami suatu masalah kulit bernama road rash. Road rash adalah cedera pada jaringan kulit akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya saat terjatuh dari motor, kerasnya aspal dapat mengikis lapisan kulit dan menyebabkan luka.
Lagi-lagi, disinilah pentingnya memakai masker dan jaket saat naik motor. Masker dapat membantu mengatasi masalah kulit kering dan berjerawat, sedangkan jaket membantu menghindari risiko terluka saat jatuh dari motor.
4. Nyeri otot
Badan pegal-pegal dan yeri otot menjadi masalah yang tak bisa dihindari oleh pengguna maupun pengendara motor. Biasanya terjadi di punggung, bahu, leher, lutut, tangan, hingga kaki.
Naik motor membutuhkan keseimbangan tubuh, khususnya tangan dan kaki. Karena posisi tangan menjaga keseimbangan stang, sementara kaki terus menumpu keseimbangan, kondisi ini membuat otot-otot di sekujur tubuh jadi mengencang. Lambat laun menimbulkan kram dan nyeri otot, bahkan tak jarang menyebabkan keseleo.
Standard Facial 1 Kali Di Reface Clinic
Sudah termasuk cuci wajah, peeling, ekstrak komedo, dan masker.
Guna meminimalisir risiko nyeri otot saat naik motor, Anda bisa melakukan peregangan ringan (stretching) di atas motor. Misalnya dengan meregangkan tangan atau menggerak-gerakkan telapak tangan pada saat lampu merah.
Sempatkan menepi ke pinggir jalan untuk melakukan stretching seluruh tubuh atau jalan-jalan sebentar supaya otot-otot tubuh mengendur. Setelah itu, barulah Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan badan yang lebih segar dan fit.
Baca Juga: Cara Benar Mengobati Nyeri Otot
5. Sakit leher
Tekanan dari helm saat naik motor dapat menyebabkan cedera dan sakit leher. Rasa sakit ini biasanya dirasakan di pangkal leher dan membuat Anda sulit menggerakkan leher ke kanan-kiri atau sekadar menengok.
Jangan paksakan diri untuk tetap mengendarai motor jika Anda mengalami sakit leher. Apabila terasa sangat sakit, segera oleskan balsem atau krim hangat yang mengandung ibuprofen untuk meningkatkan aliran darah dan merilekskan otot-otot leher.
Seimbangkan juga dengan melakukan peregangan sederhana di bagian leher, misalnya latihan menengok ke kanan dan kiri, menekuk leher ke arah pundak kanan dan kiri, atau gerakan mengangguk dan mendongak. Lakukan secara hati-hati dan segera berhenti jika rasanya semakin sakit.
6. Wasir
Ambeien atau wasir disebabkan oleh pembengkakan atau peradangan pembuluh darah di sekitar anus atau dubur hingga menimbulkan nyeri. Naik motor sebetulnya tidak menyebabkan wasir, tapi bisa memperparah gejala yang sudah ada.
Duduk terlalu lama saat naik motor dapat membatasi aliran darah ke anus dan menyebabkan tekanan di sekitar anus. Semakin lama Anda mengendarai motor, nyeri akibat wasir bisa jadi semakin sakit dan tidak nyaman.
Jika Anda sering menempuh perjalanan panjang dengan naik motor, sebaiknya sempatkan istirahat minimal 1 jam sekali. Sekarang ini juga sudah banyak obat wasir di pasaran yang bisa Anda andalkan untuk mengurangi nyeri akibat wasir. Misalnya krim kortikosteroid atau krim yang mengandung lidocaine.
Baca Selengkapnya: 10 Obat Ambeien Alami yang Ampuh dan Mudah Dibuat
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.