Muntah pada anak-anak merupakan hal yang sering terjadi. Penyebab terjadinya bisa bermacam-macam. Muntah dikatakan wajar jika tidak terjadi terus-menerus. Jadi, Anda tidak perlu panik jika si kecil tiba-tiba muntah. Coba cari tahu penyebab dari muntah agar si kecil mendapatkan penanganan yang tepat.
Muntah terjadi ketika maalergi-makanan masuk ke lambung cukup lama kemudian keluar sebagian atau seluruhnya. Sebenarnya muntah sering terjadi pada bayi, yang disebut dengan gumoh, disebabkan oleh keluarnya udara yang terjebak di dalam lambung.
Sementara pada anak-anak, muntah mungkin terjadi pada anak yang sangat aktif bergerak seperti berlari-lari atau melompat-lompat.
Berikut adalah beberapa penyebab anak muntah-muntah:
Gastroenteritis
Gastroenteritis juga dikenal dengan flu perut. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme yang menginfeksi saluran pencernaan. Gejala dari gastroenteritis adalah muntah-muntah, demam, nyeri dan diare. Muntah biasanya terjadi dalam beberapa hari. Penyakit ini paling sering ditemui pada anak-anak.
Infeksi atau penyakit tertentu
Infeksi dapat memicu anak mengalami muntah-muntah. Beberapa contohnya adalah infeksi telinga dan saluran kemih. Selain itu penyakit seperti usus, radang usus buntu, pneumonia dan meningitis menyebabkan muntah pada anak.
Radang usus buntu membuat perut terasa nyeri sehingga si kecil merasa tidak nyaman dan hilang nafsu makan.
Alergi
Adanya alergi atas makanan tertentu pada anak menyebabkan anak muntah. Selain muntah gejala alergi adalah nyeri pada bagian perut, kulit terasa gatal dan panas sehingga berubah kemerahan. Pada beberapa kasus alergi makanan ditandai dengan bengkaknya wajah, lidah, bibir dan gusi.
Keracunan
Makanan dapat menjadi racun untuk tubuh anak jika makanan sudah terkontaminasi dengan zat racun atau sudah tidak layak konsumsi. Mengkonsumsi makanan seperti ini menyebabkan anak muntah dan demam.
Sebaiknya selalu persiapan bekal terbaik untuk anak agar meminimalisir peluang terjadinya keracunan pada anak.
Stres atau terlalu cemas
Stres atau cemas merupakan faktor psikologis yang menyebabkan terjadinya muntah pada anak. Beberapa contoh penyebab stres pada anak adalah ketakutan saat hari pertama sekolah.
Pada saat ini peran ibu cukup krusial karena ibu merupakan orang terdekat dengan anak. Ibu dapat meringankan stres atau kecemasan yang terjadi pada anaknya.
Penanganan Utama Anak Muntah
Setiap penyebab muntah pada anak memiliki cara penanganan berbeda. Segeralah bertindak ketika anak tiba-tiba muntah. Hal ini dimaksud agar anak tidak mengalami dehidrasi dan lemas.
Berikut adalah beberapa yang dapat Anda lakukan sebagai langkah pertama menangani anak muntah:
- Memberikan lebih banyak cairan agar anak tidak mengalami dehidrasi. Perbanyak minum air putih untuk mengganti cairan yang keluar melalui muntah.
- Memberikan oralit sesuai dengan jumlah yang diresepkan oleh dokter. Jika anak masih muntah-muntah setelah pemberian oralit, sebaiknya hentikan pemberian oralit. Pemberian oralit berfungsi untuk mengganti elektrolit dalam tubuh karena mengandung gula dan garam. Selain oralit kamu dapat menggantinya dengan air madu, sup kaldu, sirup, teh atau jahe hangat. Berikan cairan setiap 15 menit sekali.
- Jika hingga 6 jam si kecil masih muntah-muntah, sebaiknya segera memeriksakannya ke dokter.
Perhatian
Selain mengalami muntah-muntah lebih dari 6 jam, beberapa kondisi lain perlu kamu waspadai jika terjadi pada si kecil. Beberapa kondisi tersebut adalah:
- Terdapat darah pada muntah anak. Jika darah semakin banyak dan mulai berwarna kehitaman sebaiknya segera bawa anak ke IGD.
- Merasa nyeri pada perut sebelah kanan dapat mengarah pada gejala usus buntu atau mungkin hepatitis. Pada usus buntu rasa nyeri akan terasa pada perut bagian kanan bawah. Sementara pada Hepatitis nyeri terdapat pada perut bagian kanan atas dan juga terdapat tanda-tanda warna kuning pada tubuh.
Muntah-muntah pada anak merupakan hal yang perlu diwaspadai. Namun sebaiknya kamu tetap tenang dalam menyikapi muntah pada anak. Lakukan langkah-langkah antisipasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Jika muntah-muntah pada anak mulai berhenti, hindari memberikan anak makanan yang berlemak atau berminyak agar rasa mual tidak bertambah. Jika anak sudah mulai ingin makan, kamu dapat memberikan makanan seperti nasi, roti, sereal, sayuran, buah-buahan.
Karbohidrat berfungsi untuk menambah energi sementara sayur-mayur dan buah-buahan terutama yang memiliki rasa asam membantu mengurangi rasa ingin muntah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.