Apa Yang Menjadi Penyebab Depresi Setelah Menikah

Dipublish tanggal: Jul 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Apa Yang Menjadi Penyebab Depresi Setelah Menikah

Telah sah menjadi pasangan resmi merupakan kebahagiaan bagi dua sejoli yang terlibat asmara satu sama lain. Namun ada beberapa dari pasangan pengantin baru justru mengalami depresi. Mereka merasa sedih dan terbebani. Hal ini biasa disebut sebagai istilah depresi pascamenikah atau postnuptial depression.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi ? Apakah depresi pascamenikah bisa ditangani  dan bagaimana caranya ? Apakah depresi setelah menikah akan berdampak atau mengganggu kehidupan rumah tangga di kemudian harinya ? Berikut penjelasannya.

Apa itu depresi pascamenikah?

Depresi pascamenikah atau yang disebut dengan Postnuptial depression merupakan sindrom yang dialami oleh pengantin baru, terutama wanita setelah mereka menikah. Mereka justru merasakan kesedihan dan bahkan depresi setelah pernikahan.

Satu dari sepuluh wanita mengalami depresi pascamenikah (dilansir dari situs Mental Healthy). Bahkan, di Amerika Serikat sebanyak 10% dari pasangan pengantin baru menjalani konseling karena mereka merasa sedih, menyesal, dan frustasi setelah menikah.

Sebagian orang memandang bahwa pernikahan adalah awal kehidupan dan perjalanan baru. Namun bagi mereka yang menderita sindrom ini menganggap bahwa pernikahan adalah akhir tujuan hidupnya dan memandang masa depan seakan tidak bisa lagi melakukan apa-apa.

Benarkah menikah memicu timbulnya depresi ?

Diana Parkinson yang merupakan seorang psikoterapis berpendapat bahwa depresi pascamenikah yang terjadi pada kaum wanita umumnya dikarenakan ekspektasi mereka yang terlalu berlebihan. 

Kebanyakan dari mereka yang menderita sindrom ini hanya menginginkan merasakan pesta pernikahan yang mewah dan serba cantik, bukan karena memang ingin membangun rumah tangga baru bersama pasangan mereka.

Laman Psychology Today menyatakan juga bahwa wanita sangat antusias dalam mempersiapkan hari resepsi pernikahan mereka. Setelah hari itu selesai, ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya dan akan merasa bosan.

Selain itu, kaum wanita yang menjadi mempelai menjadi bintang dan pusat perhatian saat mereka mempersiapkan pernikahan mereka. Namun kemudian perhatian dari sahabat, teman, keluarga  tersebut sudah tidak lagi tertuju padanya setelah pernikahan usai.

Rasa kesepian juga menjadi alasan msngapa seorang wanita bisa mengalami sindrom pasca menikah. Mereka yang usai menikah, hanya hidup berdua bersama pasangan mereka. 

Saat inilah wanita bisa menjadi bosan dan merasakan diri mereka kesepian, karena sebelum menikah mereka selalu dikelilingi oleh teman dekat, sahabat dan keluarga mereka.

Pria juga bisa mengalami depresi pascamenikah

Memang sebagian besar yang mengalami depresi pasca menikah adalah wanita, namun oria juga bisa mengalaminya.

Ekspektasi berlebihan mengenai kehidupan pascamenikah yang romantis berdua menjadi alasannya. Ketika kenyataan tidak memenuhi ekspektasi, melihat pasangannya sedih. Pria bisa mengalami depresi juga.

Apa yang harus dilakukan ?

Apabila pasangan mengalami depresi, akan mempengaruhi pasangannya juga. Maka keretakan rumah tangga mungkin tak terhindarkan. Untuk itu, kesiapan mental dan emosional serta dukungan dari masing-masing pihak sangat penting. Apabila Anda mengalami depresi pascamenikah, Anda dapat :

  • Menemui konseling;
  • Mencurahkan dan bercerita pada terapis; atau
  • Saling berdiskusi dari hati bersama pasangan Anda.

Anda juga harus berhati-hati apabila Anda mengalami beberapa gejala depresi berat atau depresi kronis seperti :

  • kehilangan nafsu makan,
  • badan lemas,
  • tidak bisa tidur, atau
  • aktivitas harian terganggu.

Anda harus segera memeriksakan diri dan berkonsultasi pada dokter kesehatan jiwa. Dokter mungkin akan memberikan Anda obat anti-depresan untuk membantu meringankan gejala.

Tips untuk menghindari depresi pascamenikah

Saat Anda sedang merencanakan hari pernikahan, penting bagi kedua belah pihak untuk saling berdiskusi dan menyamakan pandangan mengenai kehidupan pasca menokah nantinya. Untuk menghindari terkena depresi pasca Anda menikah, berikut ini beberapa tipsnya :

  • Ketahuilah bahwa pernikahan bukan hanya sekedar pesta.

Ingatlah bahwa pernikahan merupakan awal perjalanan baru hidup Anda bersama pasangan, untuk bersedia bersama dalam susah maupun senang. Bukan hanya sekedar pesta, sekedar melanggengkan seks, dan tinggal berdua dalam satu atap.

  • Berdiskusilah dengan pasangan mengenai visi misi rumah tangga ke depan secara matang.

Penting bagi pasangan yang menikah untuk mengetahui visi misi mereka yang searah sehingga ke depannya tidak memgarah ke perceraian.

  • Jagalah komunikasi dengan pasangan Anda.

Komunikasi membantu Anda dan pasangan untuk lebih memahami diri dan keinginan kedua belah pihak. Sehingga komunikasi menjadi hal penting yang harud dijaga dalam hubungan berumah tangga.


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Depression and Divorce: How Depression Affects Marriage and Relationships. WebMD. (https://www.webmd.com/depression/features/divorcing-depression)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Kekurangan Sinar Matahari Dapat Akibatkan Depresi
Kekurangan Sinar Matahari Dapat Akibatkan Depresi

Berdasarkan penelitian, mengungkapkan bahwa seseorang dengan asupan vitamin D di bawah 20ng/ml memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi, daripada seseorang yang mendapatkan asupan vitamin D lebih dari 30ng/ml.

Apakah Saat Depresi Tetap Bisa Kerja Produktif ?
Apakah Saat Depresi Tetap Bisa Kerja Produktif ?

Tidak semua orang yang depresi menarik diri dari lingkungan sosialnya dan menghindari segala bentuk kegiatan sehari-harinya. Hal itu tergantung faktor penyebab depresinya.

Buka di app