Tak sedikit orang tua yang kerap memandang sebelah mata masalah hidung tersumbat yang dialami oleh buah hati kesayangannya. Beranggapan bahwa kondisi tersebut dapat dengan mudah diatasi. Nyatanya, ada banyak penyebab hidung tersumbat pada anak yang sama sekali tak bisa disepelekan. Apa saja itu? Berikut uraiannya.
Penyebab hidung tersumbat pada anak yang perlu Ayah Bunda waspadai
1. Flu & Batuk Pilek
Flu dan batuk pilek merupakan penyebab hidung tersumbat pada anak yang paling sering dijumpai. Meski tergolong ringan, namun kedua kondisi ini berpotensi menimbulkan sejumlah komplikasi lebih jauh seperti otitis media atau sinusitis akut bila tak segera ditangani dengan benar.
2. Sinusitis
Pada anak, permasalahan sinusitis acap kali timbul sebagai komplikasi dari infeksi saluran pernapasan atas akibat virus, terutama flu atau batuk pilek. Gejala yang biasa terjadi diantaranya yakni hidung tersumbat berkepanjangan, napas bau, sakit kepala disertai nyeri tumpul dibelakang mata, nyeri di sekitar wajah dan beberapa gejala lainnya.
3. Rhinits Alergi
Rhinitis alergi yang diderita anak kemungkinan besar diturunkan oleh orang tuanya. Meski tak termasuk penyakit serius, namun kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Beberapa alergen yang kerap menjadi pencetus antara lain seperti tungau debu, bulu binatang, serbuk bunga hingga masalah polutan seperti asap rokok atau asap kendaraan bermotor.
4. Benda Asing di Hidung
Rasa ingin tahu yang begitu tinggi dan kurangnya perhatian orang tua kerap menjadi penyebab dari kasus masuknya benda asing pada hidung anak. Mulai dari benda-benda mati seperti manik-manik atau kerikil, hingga masuknya mahluk hidup seperti lalat maupun lintah.
Tak sekedar menyumbat, masuknya benda asing ke dalam hidung berisiko besar menyebabkan gejala yang cukup berat seperti sesak napas dan mimisan. Terlebih bila benda asing tersebut telah tertinggal cukup lama.
5. Stres
Orang tua mesti menyadari, bahwasanya anak-anak pun dapat mengalami stres. Hal ini ditunjukkan pada perilaku negatif anak seperti sering menangis atau rewel, kerap membantah hingga sejumlah gejala fisik seperti sulit tidur, sakit kepala, kehilangan nafsu makan dan rentan terserang penyakit termasuk flu yang memicu hidung tersumbat.
Sumber stres pada anak sendiri begitu beragam. Mulai dari lingkungan rumah misal akibat sifat orang tua yang terlampau otoriter juga keras hingga tekanan sosial dan lingkungan, termasuk bullying yang trennya saat ini semakin melonjak.
6. Masalah Tiroid
Masalah tiroid dapat dialami oleh semua individu pada berbagai usia, termasuk pula anak-anak. Dalam kasus ini, anak-anak lebih sering mengalami hipotiroidisme - tiroid yang kurang aktif. Entah itu didapatkannya sedari lahir (hipotiroid kongenital) atau baru didapatkannya saat mulai beranjak besar.
7. Polip Hidung
Polip hidung pada anak dapat terjadi akibat hasil dari peradangan kronis akibat alergi, infeksi berulang, asma dan lainnya. Saat ukuran polip sudah semakin membesar, maka si Kecil akan mengalami sejumlah gejala, khususnya hidung tersumbat yang bersifat menetap (terus-terusan di sebelah kanan atau kiri) dan perubahan suara yang menjadi sengau.
Bila tak segera diatasi, kondisi ini dapat berimbas pada timbulnya sejumlah komplikasi seperti menurunnya kemampuan dari indra penciuman dan pengecap serta gangguan penglihatan.
Baca juga: Gejala Polip Hidung dan Bedanya dengan Masalah Hidung Lainnya
8. Kelainan Struktural
Dalam beberapa kasus, penyebab hidung tersumbat pada anak yang berkepanjangan bisa jadi merupakan pertanda dari kelainan struktural yang dimilikinya. Misal seperti deviasi septum, konka bulosa maupun hipertrofi adenoid. Untuk memastikan kondisi ini, maka dapat dilakukan pencitraan medis, seperti CT-scan ataupun rontgen.
Pengobatan hidung tersumbat pada anak yang tergolong ringan dapat dilakukan melalui beberapa tindakan sederhana seperti dijelaskan berikut: Cara Ampuh Mengatasi Hidung Tersumbat pada Anak. Namun bila telah berlangsung terus-menerus atau berkepanjangan, maka segera periksakan ia ke dokter ahli agar mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.