Hilang ingatan atau amnesia ternyata tak hanya terjadi di film-film saja. Dalam dunia nyata, seseorang dapat mengalami amnesia karena berbagai faktor.
Tak hanya menyulitkan seseorang untuk mengingat masa lalunya, hilang ingatan juga bisa mempersulit si penderita dalam mengingat hal-hal baru.
Kebanyakan orang tahunya hilang ingatan merupakan akibat dari kecelakaan yang melibatkan cedera di kepala.
Hal ini memang benar, dan itulah sebabnya mengapa helm harus dipakai ketika berolahraga atau berkendara. Tapi selain itu, amnesia juga bisa timbul karena berbagai kondisi berikut:
1.Alzheimer
Salah satu penyebab hilang ingatan yang terkenal adalah Alzheimer. Penyakit yang merupakan bentuk paling umum dari demensia tersebut rata-rata menyerang kaum lansia.
Meski begitu, demensia juga bisa disebabkan karena masalah pembuluh darah, penyalahgunaan obat atau alkohol, atau faktor lain yang berimbas pada kerusakan otak.
Gejalanya biasanya berupa menurunnya kemampuan kognitif akibat kerusakan pada fungsi sel otak.
Sayangnya hingga kini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit fatal tersebut. Walau demikian, dokter biasanya akan memberikan obat tertentu pada penderita Alzheimer supaya ia tetap mampu mengingat dan berpikir.
2.Stroke
Mungkin tak banyak yang mengira kalau stroke juga bisa menyebabkan penderitanya jadi pelupa karena tak mampu mengingat beberapa hal. Ia mungkin masih ingat masa kecilnya, tapi lupa bahwa ia sudah makan tadi siang.
Efek amnesia jangka pendek pada penderita stroke ini rata-rata terjadi karena pecahnya atau penyumbatan pada pembuluh darah otak. Kondisi ini menyebabkan sirkulasi darah terganggu sehingga fungsi otakpun kena imbasnya.
Jadi jangan tunda lagi untuk periksa ke dokter spesialis saraf bila muncul gejala stroke seperti sakit kepala akut yang diikuti dengan kelumpuhan di salah satu sisi tubuh.
Sedangkan, untuk cara mengatasi hilang ingatan akibat stroke tentunya melalui terapi yang melibatkan aktivitas sehari-hari.
3.Anoksia otak
Anoksia terjadi ketika otak kekurangan oksigen, entah akibat serangan jantung, efek menghirup karbon monoksida, atau gangguan pernapasan.
Minimnya kadar oksigen dalam jaringan otak tersebut otomatis mengganggu fungsinya sehingga daya ingat jadi terganggu.
4.Ensefalitis
Ensefalitis merupakan kondisi meradangnya jaringan otak akibat infeksi. Nah kalau peradangan tersebut membuat kerusakan pada pusat memori di otak, tentu saja penderitanya dapat mengalami amnesia.
Baik anoksia otak, ensefalitis, atau infeksi lain yang menyebabkan amnesia, semua itu dapat diatasi dengan pengobatan. Namun, pastikan perawatannya sampai tuntas supaya infeksi tak menyebar ke otak melalui darah.
5.Gangguan mental
Stres, trauma, hingga depresi berat juga bisa berpengaruh pada daya ingat. Amnesia psikogenik misalnya, terjadi ketika penderitanya berusaha melindungi diri dengan melupakan ingatan yang menyebabkan dirinya stres atau trauma.
Jadi maklum saja bila berhadapan dengan penderitanya yang biasanya juga sulit konsentrasi. Cara mengatasi hilang ingatan akibat gangguan mental tentunya dengan konseling, psikoterapi, atau obat antidepresan.
6.Efek obat
Ada jenis obat tertentu yang juga berpengaruh pada kemampuan kognitif seseorang, misalnya obat tidur, penenang, hipertensi, kolesterol, relaksan otot, pereda nyeri, antidepresan, hingga antihistamin. Karenanya selalu berkonsultasilah lebih dulu kalau ingin mengonsumsi deretan obat di atas.
7.Alkohol
Nah yang satu ini pasti juga sering kita lihat di TV dimana orang mabuk biasanya mengalami amnesia sesaat. Faktanya, dalam jangka pendek alkohol berlebihan memang menurunkan kadar vitamin B1 (tiamin).
Kondisi tersebut membuat seseorang mengalami sindrom Wernicke-Korsakoff yakni hilang ingatan di luar kesadaran. Oleh sebab itu, kurangi atau berhentilah minum alkohol.
8.Rokok dan obat terlarang
Selain alkohol, rokok juga berbahaya karena menurunkan kadar oksigen dalam otak. Hasil berbagai studi menunjukkan perokok lebih sulit mengingat wajah orang berdasarkan namanya dibanding yang bukan perokok.
Di samping itu, kandungan berbahaya dari obat terlarang juga dapat mengubah zat kimia di otak sehingga membuat penggunanya sulit mengingat.
9.Kurang tidur
Kurang tidur atau terlalu sering bangun saat malam dapat memicu kelelahan, yang kemudian mengganggu kemampuan kognitif seseorang.
10.Kurang vitamin B12
Ketika tubuh memperoleh asupan gizi yang cukup, maka fungsi otak bisa berjalan maksimal. Sebaliknya, kekurangan vitamin khususnya B1 dan B12 ternyata berdampak buruk pada daya ingat.
Alasannya karena vitamin tersebut berperan penting dalam membantu tubuh menggunakan energi dari makanan. Selain itu, vitamin B12 juga melindungi sel saraf sehingga otak bisa berpikir jernih.
Dikarenakan tubuh tidak mampu menghasilkan vitamin B12 sendiri, maka Anda harus memperolehnya dari makanan seperti daging, ikan, susu, keju, dan telur.
Sedangkan untuk para vegan, mungkin dapat memperoleh vitamin tersebut dari suplemen (atas petunjuk dokter).
11.Tumor otak
Kerusakan otak akibat tumor maupun perawatannya juga bisa berdampak pada memori. Kemoterapi, operasi, serta radiasi misalnya, dapat mengganggu kemampuan daya pikir.
Oleh sebab itu, penderita kanker diimbau tetap makan dan beristirahat dengan baik agar energi serta daya pikirnya tetap prima.
12.Gangguan kelenjar tiroid
Hormon tiroid memiliki tugas penting, yakni mengatur seberapa cepat tubuh membakar makanan menjadi energi.
Jadi ketika hormon yang dihasilkan sedikit saja (kondisinya disebut hipotirodisme), maka metabolisme jadi melambat. Akibatnya, tubuh merasa lelah, depresi, dan pelupa.
Dari sekian banyak faktor tadi, sebenarnya masih ada penyebab hilang ingatan lain seperti HIV, TBC, hingga Sifilis. Apapun penyebabnya, tentunya kondisi hilang ingatan tak boleh dibiarkan begitu saja.
Penderitanya harus segera dirawat agar itu tidak memengaruhi kinerja otak, khususnya bagian pusat memori. Oleh sebab itu, kalau merasa jadi pelupa belakangan ini, segera buat janji dengan dokter spesialis saraf.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.