Ketika hamil, beberapa wanita mungkin dapat mengalami hipoglikemia yang terjadi akibat adanya perubahan cara tubuh dalam mengatur dan memetabolisme glukosa. Hipoglikemia lebih mungkin terjadi pada ibu hamil yang memiliki risiko diabetes lebih tinggi. Hipoglikemia sendiri merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang memiliki kondisi gula darah yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan seseorang menjadi sulit berkonsentrasi dan bahkan pingsan (hilang kesadaran).
Baca juga: Hipoglikemia (Gula Darah Rendah)
Ibu hamil yang merasakan tanda atau gejala hipoglikemia perlu melakukan tes diabetes karena hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama terjadinya hipoglikemia pada ibu hamil. Beberapa gejala hipoglikemia dapat berupa sakit kepala, mudah berkeringat, lelah, cemas, dan perubahan mood yang memburuk. Terkadang kasus hipoglikemia terjadi pada trimester pertama dan kedua kehamilan.
Selama kehamilan, ibu hamil membutuhkan lebih banyak kadar insulin karena plasenta juga menghasilkan glukosa tambahan. Jika tidak dikendalikan maka akan membuat tubuh menjadi sulit mengatur kadar glukosa yang berlebihan dalam tubuh. Insulin sendiri merupakan hormon yang membantu mengatur kadar glukosa dalam darah yang disimpan atau digunakan sebagai energi oleh tubuh.
Tetapi ketika tubuh ibu hamil tidak dapat memproduksi insulin yang cukup maka dapat menimbulkan gejala diabetes gestasional. Ibu hamil juga cenderung menjadi lebih resisten terhadap insulin ketika hamil sehingga tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik. Sebagai akibatnya, kemungkinan besar ibu hamil akan mengalami hiperglikemia atau memiliki gula darah tinggi dan hal ini berlawanan dengan hipoglikemia (gula darah rendah).
Hipoglikemia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Hipoglikemia reaktif terjadi ketika gula darah menurun setelah makan. Hal ini biasanya terjadi pada penderita diabetes
- Hipoglikemia puasa terjadi ketika gula darah menurun sangat drastis di antara waktu makan. Hal ini lebih sering terjadi pada penderita non-diabetes
Gejala hipoglikemia pada ibu hamil
Ibu hamil yang mengalami hipoglikemia mungkin merasakan beberapa gejala, seperti:
- Lemas
- Mudah bingung
- Gemetar
- Berkeringat
- Sakit kepala
- Penglihatan berkurang atau kabur
- Mudah marah dan gelisah
- Sulit fokus
- Muka pucat
- Detak jantung yang tidak teratur.
Bahkan kondisi hipoglikemia yang cukup serius dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kejang atau hilang kesadaran. Untuk mengatasi gejala hipoglikemia yang terjadi, Anda harus segera merilekskan tubuh dan berbaring. Segera mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, terutama karbohidrat sederhana karena mengandung gula yang lebih tinggi.
Jika kondisi hipoglikemia sering dirasakan, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari risiko komplikasi yang mungkin dapat membahayakan kondisi kesehatan Anda maupun bayi dalam kandungan.
Apa penyebab hipoglikemia pada ibu hamil?
1. Diabetes
Diabetes menjadi penyebab utama rendahnya kadar gula darah atau hipoglikemia pada ibu hamil, termasuk diabetes gestasional. Hal ini dapat terjadi ketika ibu hamil mengonsumsi obat diabetes atau kekurangan nutrisi yang terkandung dalam makanan. Tetapi baik hipoglikemia maupun hiperglikemia dapat terjadi di beberapa tahap kehamilan. Kadar gula darah yang tinggi bisa disebabkan oleh diabetes tipe 1 di mana tubuh tidak mampu menghasilkan kadar insulin yang cukup, sementara diabetes tipe 2 dapat terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin.
Perubahan hormon selama kehamilan juga dapat menyebabkan ibu hamil yang memiliki risiko diabetes dapat mengalami hipoglikemia bahkan tanpa pengobatan sehingga dibutuhkan pengaturan makan yang seimbang serta melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin selama kehamilan. Kondisi hipoglikemia biasanya dapat menghilang setelah bayi lahir.
2. Mual
Gula darah dapat menurun secara drastis pada orang yang kekurangan karbohidrat dalam menu makannya. Ibu hamil yang mengalami mual di pagi hari juga dapat mengalami hipoglikemia jika sering muntah. Apalagi jika mengalami muntah hampir setiap hari ditambah lagi kondisi berat badan ibu hamil yang tidak bertambah serta sering merasa pusing mungkin harus berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi kehamilannya.
3. Gaya hidup
Faktor gaya hidup selama kehamilan juga dapat mempengaruhi kadar gula darah. Ibu hamil yang terlalu sering melakukan olahraga juga dapat mengalami hipoglikemia. Beberapa faktor lainnya seperti kurang makan, minum alkohol, kurang olahraga, mengalami gangguan makan, serta mengonsumsi obat diabetes juga mungkin dapat menurunkan kadar gula darah. Mengatur pola makan dengan nutrisi seimbang dan teratur juga sangat penting selama kehamilan karena dapat membantu menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.
4. Obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan juga dapat menurunkan gula darah, di antaranya obat salisilat (obat penghilang rasa sakit seperti aspirin-tidak disarankan dikonsumsi ibu hamil), antibiotik atau obat sulfa, obat pentamidine (untuk pneumonia), maupun obat malaria.
5. Penyakit medis
Selain obat, beberapa penyakit medis tertentu seperti tumor pankreas, kegagalan organ tubuh, ketidakseimbangan hormon (hormon kortisol dan glukagon), kekurangan enzim tertentu, serta pembedahan atau operasi pada bagian perut juga dapat menyebabkan peningkatan risiko hipoglikemia dan mempengaruhi kondisi bayi yang sedang berkembang.
Pengaruh hipoglikemia pada kehamilan
Gula darah yang rendah atau hipoglikemia ringan mungkin tidak terlalu berbahaya bagi bayi dalam kandungan, tetapi dapat membahayakan kondisi ibu hamil. Untuk mengatasi hal ini, ibu hamil dapat menambah porsi makan terutama mengonsumsi karbohidrat serta mengonsumsi obat untuk mengurangi risiko hipoglikemia.
Ibu hamil yang memiliki risiko diabetes gestasional mungkin akan melahirkan bayi dengan berat yang lebih besar sehingga cukup sulit dalam melakukan persalinan normal, jika dipaksakan ini dapat meningkatkan risiko cedera pada ibu dan anak. Selain itu, bayi yang lahir mungkin dapat mengalami penyakit kuning dan memiliki kadar gula darah yang sangat rendah tidak lama setelah lahir.
Untuk mengurangi risiko hipoglikemia yang dapat membahayakan bayi maupun ibu hamil, perlu dilakukan tes gula darah atau pemeriksaan diabetes gestasional pada akhir trimester kedua kehamilan. Jika ibu hamil tidak memiliki diabetes, pemeriksaan lain mungkin diperlukan untuk mengetahui penyebab hipoglikemia, termasuk informasi gaya hidup dan riwayat medis lengkap.
Diabetes tak hanya menjadi salah satu penyebab utama hipoglikemia, tetapi juga dapat meningkatkan risiko gagal jantung dan fungsi organ penting lainnya, terjadinya gangguan sirkulasi darah, melambatnya proses penyembuhan luka, kesulitan dalam proses melahirkan, bahkan risiko kematian. Kadar gula darah dianggap rendah ketika berada di bawah 60 mg / dL.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.