Mendengar namanya, mungkin sebagian besar dari kita masih belum mengetahui sekali tentang penyakit yang satu ini. Ya, kanker getah bening. Kanker getah bening atau limfoma merupakan kanker yang berkembang dalam sistem limfatik, yaitu sistem dalam tubuh yang mengalirkan getah bening dan berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh (imun) manusia.
Limfoma atau kanker getah bening terjadi akibat adanya perubahan atau mutasi gen dari limfosit (sejenis sel darah putih). Lantas, faktor apa saja yang menjadi penyebab kanker getah bening?
Simak juga: Jenis dan Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening
Jika kita bertanya penyebab utama dibalik mutasi gen tersebut, maka jawabannya belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko berkembangnya kanker getah bening, diantaranya:
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Infeksi tertentu.
- Riwayat keluarga.
- Pengobatan terhadap penyakit kanker sebelumnya.
- Usia
- Bahan kimia.
- Gaya hidup.
Kanker getah bening dikategorikan dalam 2 jenis, yakni limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Perbedaannya terletak pada jenis sel limfosit yang diserang kanker. Digolongkan limfoma Hodgkin apabila dalam pemeriksaan diketahui adanya sel abnormal Reed-Sternberg, sedangkan apabila tidak ditemukan sel abnormal tersebut maka termasuk jenis limfoma non-Hodgkin. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu tentang penyebab umum dan penyebab khusus dari kedua jenis kanker tersebut.
Apa Saja Faktor Umum Penyebab Kanker Getah Bening?
Seperti yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa faktor yang dicurigai dapat meningkatkan resiko berkembangnya kanker ini, antara lain sebagai berikut:
1. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Penyebab kanker getah bening yang pertama disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang lemah. Seseorang akan lebih beresiko terkena limfoma apabila sistem kekebalan tubuhnya bermasalah, sehingga tidak mampu melindunginya dari serangan infeksi bakteri maupun virus.
Sistem kekebalan tubuh yang melemah ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:
- Penggunaan obat untuk mencegah penolakan transplantasi organ atau sumsum tulang (obat imunosupresif). Pada kondisi ini, limfoma yang berkembang disebut juga dengan gangguan limfoproliferatif pasca transplantasi atau post-transplant lymphoproliferative disorders (PTLDs).
- Infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus). Seseorang yang mengidap virus HIV beresiko terkena limfoma non-Hodgkin, seperti limfoma Burkitt dan difusi limfoma sel B besar atau diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL).
- Kelainan respon imun bawaan. Kondisi ini jarang terjadi dan biasanya muncul di usia yang masih sangat muda.
Seseorang yang mengidap penyakit autoimun juga beresiko tinggi terkena kanker getah bening, contohnya seperti:
- Sindrom Sjögren yang dapat meningkatkan resiko terjadinya limfoma MALT (Mucosa-Associated Lymphoid Tissue) dan makroglobulinemia waldenstrom.
- Tiroiditis Hashimoto meningkatkan resiko terjadinya limfoma MALT.
- Limfoma sel T Intestinal yang dapat terjadi pada seseorang dengan penyakit celiac.
2. Infeksi Tertentu
Beberapa infeksi tertentu akibat virus atau bakteri dapat menjadi faktor penyebab kanker getah bening. Ada virus yang secara langsung menginfeksi terjadinya limfoma, dimana virus tersebut hidup di sel limfoma hingga mereka tumbuh dan membelah. Ada pula virus atau bakteri lain yang menyebabkan limfoma secara tidak langsung dengan cara menstimulasi sistem kekebalan tubuh secara kronis (dalam waktu lama), yang lambat laun memicu berkembangnya limfoma.
Berikut beberapa contoh virus yang secara langsung terkait dengan limfoma, antara lain:
- Virus Epstein-Barr (EBV). Virus yang menyebabkan demam kelenjar dan terkait erat dengan berkembangnya beberapa jenis limfoma. Seperti limfoma Burkitt, limfoma Hodgkin, limfoma Sel NK nasal primer (sel NK atau T), dan gangguan limfoproliferatif pasca transplantasi.
- HTLV-I (Human T-cell lymphotropic virus- tipe 1). Virus yang kebanyakan berkembang di Jepang, Asia Tenggara, Karibia, Amerika Serikat bagian tenggara, Amerika Selatan dan sebagian Afrika. Virus ini terkait erat dengan berkembangnya leukemia/limfoma sel T orang dewasa.
- Human Herpesvirus-8 (HHV-8). Dikaitkan dengan limfoma efusi primer dan penyakit lain yang disebut Castleman disease multisenter.
Beberapa infeksi virus dan bakteri yang secara tidak langsung menyebabkan berkembangnya limfoma, antara lain:
- Virus hepatitis C (HCV). Virus ini memicu berkembangnya limfoma sel B.
- Helicobacter pylori. Bakteri yang menyebabkan radang dan bisul di lambung. Sering ditemukan pada penderita limfoma MALT. Terkadang, pengobatan dengan antibiotik sudah cukup efektif membunuh bakteri ini.
- Chlamydia psittaci. Merupakan agen penyebab psittacosis (parrot fever) dan terkait dengan limfoma MALT di kelenjar air mata dan sekitar mata.
- Campylobacter jejuni. Salah satu penyebab utama penyakit diare dan terkait dengan berkembangnya limfoma MALT di usus.
- Borrelia burgdorferi. Bakteri penyebab penyakit Lyme dan terkait dengan limfoma MALT di kulit.
3. Riwayat Keluarga
Meskipun limfoma tidak menular dan tidak diwariskan dari generasi ke generasi, namun resiko seseorang terkena limfoma akan sedikit meningkat apabila memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita jenis kanker yang sama.
Peningkatannya teramat rendah, terlebih jika dibandingkan beberapa jenis kanker lainnya seperti kanker payudara misalnya. Jadi, tak perlu terlalu cemas terkena kanker ini, sekalipun keluarga inti Anda ada yang mengidapnya. Namun tetap perhatikan kondisi kesehatan Anda apabila dirasa ada gejala-gejala yang tidak biasa.
4. Pengobatan terhadap Penyakit Kanker Sebelumnya
Seseorang yang memiliki riwayat kanker sebelumnya dan telah melakukan pengobatan kemoterapi dan radioterapi beresiko besar mengembangkan limfoma. Penyebabnya diduga karena efek dari pengobatan ini yang dapat memengaruhi sel sehat yang normal menjadi rusak atau abnormal.
5. Usia
Kanker getah bening dan termasuk jenis kanker lainnya cenderung terjadi pada mereka yang berusia lanjut. Tentu saja hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan atau mutasi pada gen yang terus berjalan dari waktu ke waktu, sementara tubuh yang semakin hari semakin renta kesulitan untuk mengimbanginya.
6. Bahan Kimia
Banyak ahli yang telah memandang bahan kimia industri, pestisida dan pewarna rambut sebagai faktor resiko penyebab kanker getah bening atau limfoma jenis tertentu. Bukan hanya pemakainya saja, termasuk juga orang-orang yang bekerja didalamnya yang rentan terpapar bahan-bahan kimia dari produk-produk yang dihasilkan.
Contoh kecil seperti, petani yang beresiko lebih besar mengembangkan limfoma sel mantel (MCL) karena setiap hari bersentuhan dengan pestisida atau orang-orang yang seringkali menggunakan pewarna rambut, maka resiko terkena limfoma folikel atau leukemia limfositik kronis (CLL) pun akan meningkat. Meski diketahui, pewarna rambut yang sekarang lebih aman digunakan dibanding pewarna rambut pada tahun 1970-an.
7. Gaya Hidup
Dalam banyak kasus, gaya hidup menjadi faktor utama timbulnya penyakit. Jadi tak heran lagi, apabila gaya hidup juga menjadi faktor penyebab kanker getah bening. Gaya hidup yang tidak sehat, terutama kebiasaan merokok terbukti menjadi faktor penyebab kanker, tak terkecuali kanker getah bening atau limfoma. Seorang perokok aktif beresiko lebih besar mengalami limfoma folikel dan salah satu jenis limfoma Hodgkin yang terkait dengan virus Epstein-Barr (EBV).
Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan dibandingkan daging merah atau produk olahan susu terbukti dapat mengurangi resiko terkena limfoma. Begitupun dengan olahraga, semakin teratur berolahraga maka akan berbanding lurus dengan menurunnya kemungkinaan mengalami limfoma.
Jadi jagalah pola makan yang baik dan terapkanlah gaya hidup sehat, karena keduanya menjadi faktor penting untuk terhindar dari kanker getah bening dan jenis kanker lainnya.
Penyebab Khusus Kanker Getah Bening Sesuai Jenisnya
Limfoma dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Meski keduanya berasal dari jaringan yang sama (limfoid), namun terdapat perbedaan besar dari keduanya. Pada limfoma Hodgkin terdapat sel kanker berukuran besar yang disebut dengan sel Reed-Steinberg, sementara limfoma non-Hodgkin tidak terdapat sel tersebut.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang kedua jenis limfoma tersebut.
Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin disebabkan oleh perubahan atau mutasi pada DNA sel-sel limfosit tipe B, yaitu sejenis sel darah putih yang bertugas melawan infeksi. Mutasi DNA ini menyebabkan terbunuhnya sel-sel sehat dan melipat gandakan pertumbuhan sel-sel kanker, sehingga berkembang biak secara tak terkendali.
Limfosit abnormal yang telah terinfeksi sel-sel kanker tersebut biasanya mulai berkembang biak dan menyerang di satu atau beberapa area tubuh tertentu, seperti leher atau selangkangan. Seiring berjalannya waktu, jika tidak segera ditangani kemungkinan limfosit abnormal tersebut akan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti sumsum tulang, limpa, hati, kulit dan paru-paru.
Limfoma Hodgkin dapat terjadi pada usia berapapun, meski kebanyakan terjadi pada orang berusia 20-an atau 70-an dan lebih banyak ditemui pada pria dibandingkan wanita. Ada sejumlah faktor penyebab kanker getah bening jenis ini yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalaminya, antara lain:
- Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV.
- Pernah melakukan perawatan medis yang berdampak pada melemahnya sistem kekebalan tubuh, contohnya seperti konsumsi obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh setelah prosedur transplantasi organ.
- Pernah mengalami demam kelenjar akibat virus Epstein-Barr (EBV).
- Pernah mengalami limfoma non-Hodgkin, sebagai akibat dari kemoterapi atau radioterapi.
- Kelebihan berat badan (obesitas).
- Adanya anggota keluarga yang menderita limfoma Hodgkin.
Limfoma non-Hodgkin
Limfoma non-Hodgkin disebabkan oleh perubahan atau mutasi pada DNA dari dari sel-sel limfosit yang berkembang biak secara abnormal (terus-menerus), sehingga menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi.
Limfosit abnormal ini akan mulai berkembang biak di satu atau beberapa area tertentu di tubuh, seperti leher atau selangkangan. Kemudian menyebar ke bagian tubuh lain, seperti sumsum tulang, limpa, hati, kulit, dan paru-paru. Pada beberapa kasus bahkan ditemukan limfoma non-Hodgkin yang mampu berkembang di organ atau bagian tubuh di luar sistem limfatik.
Seperti pada kasus limfoma hodgkin, penyebab mutasi sel pada limfoma non-Hodgkin juga belum diketahui secara pasti. Meski begitu para ahli menduga adanya sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan resiko terjadinya kanker jenis ini. Faktor-faktor penyebab kanker getah bening jenis ini diantaranya sebagai berikut:
- Melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat penyakit seperti HIV, konsumsi obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh setelah transplantasi organ dan efek samping dari kemoterapi atau radioterapi.
- Menderita penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, lupus atau sindrom Sjogren.
- Pernah mengalami deman kelenjar akibat terpapar virus Epstein-Barr.
- Mengidap infeksi dari beberapa jenis bakteri atau virus tertentu.
- Pernah mengidap infeksi dari virus atau bakteri tertentu, seperti virus human limfotropic T-cell (HTLV) atau Helicobacter pylori.
- Menderita penyakit celiac (reaksi negatif terhadap gluten yang menyebabkan radang usus halus).
- Terdapat anggota keluarga inti (orang tua/saudara kandung) yang menderita limfoma non-Hodgkin.
Limfoma non-Hodgkin juga dapat terjadi pada usia berapapun, namun kebanyakan kasus di diagnosis pada seseorang yang berusia di atas 65 tahun, serta sedikit lebih banyak terjadi pada pria.
Kesimpulan
Ya, meskipun penyebab utama dari mutasi sel limfosit belum diketahui secara pasti. Namun, penting untuk kita mengetahui beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker getah bening atau limfoma ini. Seperti, lemahnya sistem imun, virus atau bakteri tertentu, paparan bahan-bahan kimia, usia dan tentunya gaya hidup.
Dengan mengetahui sejumlah faktor diatas, diharapkan kita dapat mencegah terjadinya kanker getah bening sejak dini. Buka selebar-lebarnya kesadaran kita agar segera menerapkan gaya hidup sehat, dan ingat, apabila ada keluhan jangan sungkan untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.