Ketika seseorang memiliki diabetes, luka bisa memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh, yang dapat meningkatkan risiko infeksi dan berkembangnya komplikasi.
Seseorang yang mengatasi diabetes mereka dengan baik akan memperbaiki kapan luka akan sembuh dan mengurangi terjadinya infeksi yang parah.
Berdasarkan Center for Diesease Control (CDC), sekitar 30.3 juta orang di Amerika Serikat memiliki satu tipe diabetes, dan banyak orang ini mengalami komplikasi yang disebabkan oleh luka yang terinfeksi.
Pada artikel ini, kita akan melihat efek diabetes pada penyembuhan luka dan cara untuk mengurangi risiko komplikasi.
Diabetes dan penyembuhan luka
Luka yang kecil, tersayat dan terbakar merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Namun, untuk orang yang memiliki diabetes, luka ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Banyak orang yang menderita diabetes mengalami luka yang lama untuk sembuh, tidak sembuh dengan baik atau tidak pernah sembuh. Terkadang, infeksi mungkin terjadi.
Infeksi bisa menyebar ke jaringan dan tulang di dekat luka atau daerah yang lebih jauh pada tubuh. Pada beberapa kasus, dan tanpa penanganan gawat darurat, infeksi bisa mengancam nyawa bahkan fatal.
Bahkan pada infeksi yang tidak terjadi pada luka, penyembuhan luka yang lambat bisa sangat mempengaruhi kesehatan keseluruhan dan kualitas hidup seseorang. Luka atau sayatan pada kaki akan membuat berjalan menjadi sulit atau berolahraga menjadi menyakitkan.
Merupakan hal yang penting sehingga orang yang memiliki diabetes untuk menjaga kadar gula darahnya tetap terkontrol untuk mengurangi risiko luka yang lama sembuh dan komplikasi, termasuk ulkus kaki.
Berdasarkan beberapa laporan, ukus kaki akan terbentuk pada sekitar 1 di antara 4 orang yang memiliki diabetes. Ulkus kaki merupakan luka yang parah yang dapat menyebabkan amputasi kaki.
Berdasarkan artikel pada American Journal of Managed Care (AMJC), sekitar 230 amputasi harus dilakukan setiap hari di Amerika Serikat sebagai akibat dari diabetes
Penyebab luka diabetes susah sembuh
Studi pada tahun 2013 menemukan hubungan antara glukosa darah dan penyembuhan luka.
Penelitan menunjukkan bahwa seseorang yang melakukan operasi untuk luka diabetes akan lebih mungkin untuk sembuh sepenuhnya jika mereka mengontrol glukosa darahnya dengan baik pada saat operasi.
Diabetes menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan insulin atau kurangnya sensitivitas insulin, hormon yang membuat sel untuk mengubah dan menggunakan glukosa dari aliran darah sebagai energi. Gangguan pada insulin membuatnya semakin sulit bagi tubuh untuk mengatur kadar gula darah.
Ketika gula darah tetap tinggi, gula darah akan mengganggu fungsi sel darah putih. Sel darah putih adalah pusat tindakan sistem imun. Ketika sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan tepat, tubuh akan kurang dapat melawan bakteri dan menutup luka.
Orang-orang dengan diabetes yang tidak dapat dikontrol akan mengalami sirkulasi yang jelek. Ketika sirkulasi menjadi buruk, darah akan bergerak secara lebih lambat, yang menyebabkan semakin sulit bagi tubuh untuk mengirimkan nutrisi ke luka. Alhasil, luka akan menjadi lebih lambat sembuh, atau tidak sembuh sama sekali.
Diabetes juga bisa menyebabkan neuropati (kerusakan saraf), yang juga akan mempengaruhi penyembuhan luka. Gula darah yang tidak terkontrol akan mempengaruhi saraf, menyebabkan sensasi mati rasa di area luka.
Hal ini mungkin berarti bahwa orang-orang yang memiliki diabetes yang mengalami trauma pada kaki tidak menyadari adanya cidera.
Jika seseorang tidak menyadari adanya cidera, mereka tidak bisa mendapatkan pengobatan, yang akan menyebabkan luka akan semakin memburuk. Gabungan antara proses penyembuhan yang lambat dan sensasi yang berkurang pada daerah luka secara signifikan akan meningkatkan risiko infeksi.
Orang-orang yang memiliki diabetes tipe 1 maupun 2 memiliki peningkatan risiko untuk mengalami infeksi bakteri pada luka.
Faktor yang menyebabkan peningkatan risiko ini antara lain:
- Berkeringat yang berlebihan
- Kulit yang kering dan pecah-pecah
- Infeksi jempol kuku kaki
- Kelainan kaki, seperti Charcot’s foot
Cara lain diabetes dapat mengganggu proses penyembuhan luka:
- Penurunan pembentukan hormon penyembuhan dan pertumbuhan
- Penurunan produksi dan perbaikan pembuluh darah baru
- Pertahanan kulit yang menjadi lemah
- Penurunan pembentukan kolagen.
Pencegahan yang dapat dilakukan
Orang yang memiliki diabetes bisa menggunakan strategi yang spesigik untuk memperbaiki waktu yang diperlukan untuk luka untuk sembuh. Hal ini termasuk mengatur glukosa darah, melalui perawatan kaki, dan mengobati luka ketika luka terjadi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.