Karena lutut merupakan salah satu sendi yang paling aktif digunakan dalam tubuh manusia, rasa sakit pada sendi ini bukan keluhan yang tidak biasa. Meskipun nyeri lutut dapat terjadi dalam berbagai bentuk, rasa sakit seperti terbakar di lutut dapat menjadi indikator berbagai masalah.
Anda dapat mengalami sensasi terbakar yang tampaknya meliputi seluruh lutut. Tetapi sensasi terbakar, paling sering terjadi di belakang lutut dan di depan lutut (tempurung lutut). Bagi sebagian orang, sensasi terbakar terfokus di sepanjang sisi lutut.
Apa penyebab Nyeri Lutut seperti terbakar?
Nyeri lutut seperti terbakar dapat mengindikasikan adanya masalah dengan sendi atau jaringan lunak di sekitar lutut seperti ligamen dan tendon.
Jika rasa sakit seperti terbakar di lutut Anda tampaknya terkait dengan area spesifik lutut (depan, belakang, atau samping) Anda mungkin dapat mempersempit potensi penyebab rasa nyeri.
Jika rasa sakit berlanjut atau mengganggu aktivitas harian atau tidur Anda, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda. Rasa terbakar di belakang lutut biasanya disebabkan oleh:
- Patellofemoral pain syndrome (PFPS)
Rasa terbakar di bagian depan lutut, biasanya disebabkan oleh cedera yang dikenal sebagai lutut pelari juga disebut sebagai chondromalacia patella atau patellofemoral pain syndrome (PFS). Selain itu, kondisi ini dapat disebabkan oleh peradangan pada tendon patella.
- Sindrom Iliotibial Band
Rasa terbakar pada bagian luar lutut biasanya disebabkan oleh sindrom iliotibial band (ITBS).
ITBS adalah cedera regangan lutut berulang yang dialami terutama oleh pelari. Saat ini tidak ada pengobatan yang pasti untuk mengatasi kondisi ini.
- Tendinitis Patella
Tendinitis patella adalah cedera umum yang sering terjadi pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut (patella) pada tulang kering Anda. Nyeri yang disebabkan oleh kondisi ini adalah nyeri seperti rasa terbakar pada lutut.
- Gangguan jaringan degeneratif
Gangguan jaringan degeneratif adalah kondisi yang paling sering menyebabkan terjadinya keluhan lutut. Osteoartritis menyebabkan degenerasi pada tulang rawan dan jaringan di sekitar lutut.
Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit, kekakuan, dan disfungsi sendi. Kondisi degeneratif terjadi paling umum akibat penuaan. Kondisi ini terjadi pada 10 persen pria dan 13 persen wanita di atas usia 60 tahun.
- Gangguan Jaringan Ikat
Rheumatoid arthritis (RA) adalah gangguan autoimun inflamasi yang mempengaruhi sendi. Sistem kekebalan tubuh yang keliru, menyerang jaringan sendi dan menyebabkan peradangan.
Tidak seperti gangguan jaringan degeneratif, RA dan gangguan jaringan ikat lainnya dapat mempengaruhi lapisan sendi, sehingga menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan nyeri seperti terbakar pada sendi lutut.
Jika seseorang tidak menerima perawatan, RA dapat menyebabkan erosi tulang dan bahkan kelainan bentuk sendi.
- Masalah metabolisme
Penyebab metabolik nyeri lutut sering terjadi bersamaan dengan penyakit yang menyerang beberapa bagian tubuh, seperti asam urat.
Penumpukan kristal asam urat di persendian dapat menyebabkan penyakit asam urat, salah satu keluhan metabolisme paling umum yang dapat mempengaruhi lutut.
Asam urat adalah salah satu bentuk peradangan sendi yang biasanya muncul pada jari jempol kaki, tetapi juga bisa muncul pada lutut dan bisa menimbulkan gejala seperti lutut terbakar.
Kondisi ini menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada lutut sehingga mengurangi rentang gerakan di daerah tersebut.
- Infeksi
Selulitis adalah infeksi kulit bakteri yang sangat serius yang dapat mempengaruhi lutut dan daerah sekitarnya. Infeksi bahkan dapat terjadi setelah luka sederhana pada lutut jika seseorang tidak menerima perawatan setelahnya.
Gejala yang muncul biasanya adalah gejala infeksi kulit yang terasa panas dan sangat nyeri saat disentuh.
Infeksi dapat menyebar ke area tubuh lainnya, termasuk kelenjar getah bening dan aliran darah. Selulitis juga dapat mengancam jiwa jika terlambat ditangani.
Penyebab Nyeri Lutut seperti terbakar di malam hari
Beberapa orang mengalami peningkatan nyeri lutut pada malam hari. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa alasan:
- Pembuluh darah melebar selama tidur, sehingga memberi tekanan pada saraf.
- Sinyal hormon berkurang saat Anda tidur, memungkinkan lebih banyak sinyal rasa sakit untuk menembus ke otak.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.