Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dilakukan oleh dua orang dengan maksud meresmikan hubungan antar keduanya secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.
Apa itu cinta ?
Landasan sebuah pernikahan adalah perasaan saling mencintai. Cinta adalah sebuah emosi atau rasa kasih sayang yang kuat dan ketertarikan kepada seseorang yang menimbulkan rasa untuk saling memiliki dan memenuhi. Cinta dapat diwujudkan dalam bentuk perhatian, pengorbanan, empati, kasih sayang, patuh, dan menuruti apapun yang diinginkan oleh orang yang kita cintai.
Jenis-jenis cinta dalam psikologis
Jika Anda merasakan cinta kepada seseorang, pahamilah cinta apa yang Anda miliki.
- Cinta Eros
Cinta yang melibatkan hawa nafsu atau hubungan seksual terhadap pasangan.
2. Cinta Ludus
Cinta yang digambarkan dengan perkataan atau gombalan terhadap lawan jenis namun tidak merasakan cinta yang dalam.
3. Cinta Philia
Cinta yang dirasakan kepada sahabat karena rasa nyaman tanpa melibatkan nafsu.
4. Cinta Storge
Cinta yang tumbuh sejak manusia dilahirkan, cinta ini dirasakan terhadap keluarga.
5. Cinta Mania
Cinta posesif yang harus terbalaskan dan akan menimbulkan hal negatif apabila cinta tidak terbalas.
6. Cinta Pragma
Cinta dewasa yang dimiliki seseorang untuk tujuan menikah tanpa memikirkan sisi romantis.
7. Cinta Philautia
Cinta terhadap diri sendiri
8. Cinta Agape
Cinta yang dirasakan berlandaskan aspek spiritual atau Ketuhanan.
Agar hubungan pernikahan berjalan harmonis, hendaknya pasangan memiliki cinta agape, cinta pragma, dan juga cinta eros. Cinta agape akan membuat pasangan mencintai dan menghargai kita sesuai dengan ajaran agama, cinta pragma dibutuhkan agar hubungan pernikahan bersifat dewasa dan harmonis tanpa mengutamakan hal-hal sepele seperti keromantisan setiap saat, sedangkan cinta eros dibutuhkan agar sebuah pernikahan disempurnakan dengan adanya keturunan yang hadir. 3 jenis cinta inilah yang menjadi aspek penting untuk mempertahankan keharmonisan pernikahan.
Faktor yang dapat menyebabkan perselingkuhan
Mengapa sampai terjadi perselingkuhan dalam sebuah pernikahan?
Kurangnya aspek yang disebutkan diatas akan memicu retaknya hubungan rumah tangga yang disebabkan oleh pihak ketiga. Berikut faktor-faktor penyebab perselingkuhan:
1. Pemikiran belum dewasa
Berselingkuh adalah hal yang dilarang dalam hubungan pernikahan, maka orang yang melanggar dikategorikan memiliki pemikiran yang belum dewasa. Ketidakpuasan memiliki satu pasangan menjadi salah satu ciri-cirinya.
2. Minimnya komunikasi
Minimnya komunikasi dalam hubungan pernikahan menyebabkan berbagai pertengkaran kecil hingga besar. Adanya kesalahpahaman atau kurangnya informasi terhadap pasangan memicu keretakan rumah tangga. Keretakan rumah tangga inilah yang menyebabkan perselingkuhan.
3. Kebutuhan seksual kurang terpenuhi
Tingkat kebutuhan dan kepuasan seksual seseorang tentunya berbeda-beda, hal inilah yang harus diterima masing-masing pasangan untuk dimengerti dan dimaklumi. Jangan sampai kepuasan seksual yang tidak terpenuhi menyebabkan pasangan mencari orang lain untuk memuaskan hasratnya.
4. Lingkungan sosial yang kurang baik
Lingkungan juga sangat berpengaruh bagi kehidupan kita, tidak ada salahnya memilih lingkungan sosial yang baik agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif.
5. Tidak mendapat keturunan
Tidak adanya keturunan juga menjadi penyebab pasangan kita melakukan perselingkuhan. Baiknya memberikan pengertian dan penjelasan serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar segera diberikan keturunan.
6. Balas dendam terhadap pasangan yang pernah menyakiti
Memiliki masa lalu yang kurang baik bisa menjadi bumerang bagi kehidupan kita di masa depan. Jika dimasa lalu pasangan pernah diselingkuhi, maka besar kemungkinan dia akan membalas hal yang sama saat keadaan pernikahan kurang baik.
Umur Ideal membina rumah tangga
Menikah terlalu dini meningkatkan resiko kelancaran hubungan pernikahan. Pemikiran yang belum dewasa dan waktu remaja yang terlalu minim akan menimbulkan masalah dalam menjalani hubungan berumah tangga.
Penelitian menyebutkan tingkat kedewasaan laki-laki lebih lambat dari pada perempuan.
Bagi seorang perempuan, usia ideal untuk menikah minimal 21 tahun dan bagi laki-laki usia ideal minimal 25 tahun.
Seorang yang belum dewasa akan sulit menyelesaikan masalah yang dihadapi, cenderung mengambil jalan pintas yang merugikan salah satu bahkan kedua belah pihak. Maka usia saat memutuskan untuk menikah sangatlah penting.
Membangun rumah tangga yang harmonis untuk mencegah adanya perselingkuhan
Ada berapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga atau pernikahan, diantaranya:
Menjaga komunikasi yang baik
Menghormati pasangan
Memberikan perhatian
Sering mengungkapkan Cinta
Menyempatkan waktu sarapan, makan siang, atau makan malam bersama
Pergi berlibur bersama
Memberikan kejutan
Menjaga hubungan pernikahan membutuhkan usaha yang gigih dan juga hati tulus. Jangan mudah terguncang hanya karena hal yang sepele. Menjaga kesetiaan tehadap pasangan sama dengan menjaga kesetiaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.