Apakah anak Anda terlalu sering buang air kecil atau kerap ngompol di malam hari? jika ia, Anda patut waspada. Meskipun pada dasarnya anak-anak memang lebih sering buang air kecil ketimbang orang dewasa, namun jika itu berlebihan mungkin disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu.
Anak-anak yang berusia kurang dari 3 tahun, ketidakmampuan menahan kencing atau ngompol merupakan hal yang wajar. Baru setelah 3 tahun mereka akan mampu menahan keinginan untuk pipis. Jika pada umur 5 - 6 tahun buah hati masih sering ngompol atau terlalu sering buang air kecil, maka ada baiknya Anda mulai mencermati berbagai penyebab sering buang air kecil pada anak-anak dan solusinya berikut ini.
Penyebab sering buang air kecil pada anak-anak
1. Stress atau tertekan
Terlalu sering ataupun jarang buang air kecil pada anak dapat disebabkan oleh kondisi emosionalnya. Jika anak sering mengalami tekanan secara emosional atau berada dalam kondisi takut selama berhari-hari, ini bisa jadi pemicu stress pada anak. Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan kebiasaannya buang air kecilnya.
Solusinya, orang tua harus lebih proaktif mendalami kondisi emosional buah hatinya. Kondisi lingkungan teman sepermainannya atau ada sesuatu di rumah yang membuatnya takut dan tertekan sebaiknya segera dicarikan cara mengatasinya.
2. Kebiasaan
Kebiasaan sehari-hari tertentu juga mempengaruhi frekuensi buang air kecil seorang anak. Saat masih berusia 3 - 4 tahun, mereka umumnya suka mengonsumsi makanan atau minuman secara berlebihan, es krim atau sirup misalnya. Kebiasaan minum terlalu banyak dapat memicu seringnya buang air kecil pada anak.
Beberapa anak juga punya kebiasaan tidak ingin berlama-lama di kamar kecil karena ingin segera bermain. Akibatnya proses buang airnya tidak tuntas dan menyebabkan ia jadi lebih sering kebelakang untuk pipis.
3. Diabetes melitus
Salah satu penyebab sering buang air kecil pada anak-anak yang paling ditakuti oleh para orang tua yaitu diabetes melitus. Sepertihalnya orang dewasa, diabetes militus pada anak atau biasa disebut juvenil diabetes dapat menyebabkan frekuensi baung air kecil meningkat.
Namun berbeda dengan dua penyebab sebelumnya, diabetes pada anak biasanya juga disertai berbagai gejala gula darah tinggi seperti keinginan makan yang berlebihan (polifagia) dan keinginan untuk minum yang berlebihan (polidipsia) serta kekurangan berat badan. Jika gejala ini muncul sebaiknya segera periksakan gula darah buah hati Anda.
4. Diabetes insipidus
Berbeda dengan diabetes melitus, saat menderita penyakit ini, anak-anak mengalami kekurangan hormon diuretik (ADH) yang berfungsi mengontrol cairan tubuh. Hal itu menyebabkan ginjalnya tidak berfungsi dengan baik dan terjadi produksi urin yang berlebihan. Kondisi ini juga ditandai dengan anak yang sering merasa haus.
5. Infeksi saluran kemih
Salah satu penyebab anak sering buang air kecil yang tergolong umum adalah infeksi saluran kemih (ISK). Jika kondisi-kondisi yang telah disebutkan tadi tidak menimbulkan rasa sakit, maka pada ISK anak dapat merasakan berbagai keluhan, seperti rasa perih pada saat pipis, urin yang berwarna lebih gelap, demam, nyeri pinggang dan perut serta muntah.
Konsultasikan segera dengan dokter jika gejala-gejala tersebut muncul. Umumnya dokter akan memberikan antibiotik untuk mempercepat penyembuhan infeksi.
Baca juga: Antibiotik untuk infeksi saluran kemih.
6. Disfungsi perkemihan
Penurunan fungsi organ perkemihan juga bisa jadi penyebab sering buang air kecil pada anak-anak. Pada kondisi tertentu sebagian anak-anak buang air kecil dengan terburu-buru dan mencoba menahan rasa ingin pipisnya agar dapat segera bermain. Jika kondisi ini kerap dilakukan maka akan mempengaruhi otot sfingter pada kandung kemih anak. Akibatnya ia akan kesulitan menuntaskan buang air kecilnya atau jadi lebih sering pipis.
Jika kondisi ini terjadi pada buah hati Anda solusinya adalah dengan mengubah kebiasaan buang air anak jadi lebih sehat. Buatkan jadwal buang air kecil sekitar 2 - 4 jam sekali agar kandung kemihnya kembali berfungsi normal.
7. Vulvovaginitis pada anak perempuan
Vulvovaginitis merupakan kondisi iritasi yang terjadi di kulit sekitar area genital anak perempuan. Kurangnya pengetahuan anak akan kebersihan area genitalnya biasanya jadi penyebabnya. Kondisi ini umumnya menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan ISK sehingga juga menyebabkan sering buang air kecil dan terasa perih saat pipis.
8. Konstipasi
Saat anak-anak mengalami konstipasi, penumpukan feses yang mengeras akan menekan kandung kemihnya. Tekanan ini akan menyebabkan rasa ingin buang air kecil jadi lebih sering muncul. Untuk itu sebagai pencegahan selalu pastikan menyediakan menu makanan sehat kaya serat pada buah buah hati Anda.
Solusi mengatasi sering buang air kecil pada anak
Melihat cukup banyaknya penyebab anak sering buang air kecil seperti dijelaskan di atas. Mencari solusi untuk mengatasi tentu sangat bergantung dari penyebab yang melatari kondisi tersebut. Untuk anak yang sering buang air kecil akibat terkena ISK misalnya, pengobatan dengan antibiotik adalah solusi yang terbaik untuk mengatasinya.
Bedahalnya dengan anak yang sering buang air kecil akibat diabetes, terapi insulin tentu akan lebih membantu. Anak yang terkena vulvovaginitis sebaiknya dibawa ke dokter agar mendapatkan obat antijamur atau antibakteri untuk mengurangi infeksi yang terjadi.
Jika penyebabnya merupakan faktor psikologis atau kebiasaan. Cobalah untuk menyelesaikan pemicunya terlebih dahulu serta membiasakan anak buang air kecil dengan sehat, mulai dari berapa lama ia kencing hingga cara menjaga kebersihan area genitalnya. Perlu pendekatan personal dari orang tua untuk mengatasi kondisi ini.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.