Sejumlah perubahan fisik sudah pasti dialami oleh wanita hamil. Tak heran, selama kehamilan, para wanita juga akrab dengan berbagai gejala, mulai dari mual, muntah, kram, sembelit, sakit punggung, hingga telinga berdenging.
Telinga berdenging atau tinnitus membuat seseorang merasa mendengar suara siulan, desisan, raungan, gemuruh, atau hentakan, padahal tak ada suara apa pun di sekitarnya. Sensasi tersebut biasanya hanya terdengar oleh penderita tinnitus.
Suara yang didengar oleh penderita tinnitus terkadang bisa terasa pelan atau keras. Terkadang suara tersebut ditangkap hanya oleh satu telinga, terkadang kedua telinga. Tinnitus biasanya dikaitkan dengan masalah gangguan pendengaran yang bersifat sementara (hilang timbul) atau jangka panjang (kronis).
Gejala tinnitus sebenarnya bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, lansia, atau ibu hamil. Catatan khusus bagi wanita hamil, biasanya mereka lebih rentan mengalami tinnitus dalam kurun trimester kedua hingga ketiga. Biasanya, gejala tinnitus baru menghilang setelah persalinan.
Baca juga: Hati-hati, Ibu Hamil Rentan Alami 7 Keluhan Ini!
Penyebab tinnitus pada wanita hamil
Salah satu penyebab tinnitus pada wanita hamil adalah perubahan hormon selama kehamilan. Perubahan alami kadar estrogen dan progesteron dapat mengubah aktivitas sel saraf telinga bagian dalam.
Peningkatan sirkulasi darah dan tekanan darah saat hamil juga berpotensi mengganggu proses pendengaran. Di satu sisi, kondisi ini bisa mengakibatkan tinnitus. Di sisi lain, kondisi demikian bisa menjadi tanda munculnya bahaya preeklamsia.
Beberapa penyebab tinnitus selama kehamilan adalah tekanan darah tinggi, infeksi telinga atau sinus, stres, sakit kepala, anemia, dan penumpukan kotoran pada telinga. Kondisi emosi yang cenderung berubah-ubah saat hamil dapat memperburuk tinnitus. Berikut adalah penyebab tinnitus saat hamil:
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi yang dialami ibu hamil bisa saja menandakan preeklamsia. Tak jarang, kondisi demikian diawali dengan gejala tinnitus.
Jangan lupa bahwa telinga bagian dalam (koklea) memiliki sifat yang sangat halus dan sensitif terhadap perubahan aliran darah. Wanita hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur dan mengurangi konsumsi garam.
2. Anemia zat besi
Wanita hamil yang mengalami anemia defisiensi zat besi akan lebih rentan terhadap tinnitus atau masalah pendengaran lainnya. Zat besi berfungsi membantu mengalirkan sel darah merah pembawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk pada sistem pendengaran. Oleh karenanya, wanita hamil dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan zat besi baik dalam bentuk makanan maupun suplemen.
3. Sakit kepala
Wanita yang sering menderita migrain atau sakit kepala baik saat atau sebelum kehamilan akan lebih berisiko mengalami tinnitus dan gangguan pendengaran lainnya. Jika mengalami sakit kepala selama kehamilan, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat perawatan lanjutan. Jangan lupa bahwa Anda tidak dianjurkan mengonsumsi sembarang obat selama kehamilan.
4. Sinusitis atau infeksi telinga
Wanita hamil yang memiliki riwayat sinusitis atau infeksi telinga juga berisiko tinggi mengalami tinnitus. Riwayat sinus membuat sistem imun tubuh harus bekerja lebih keras untuk melawan virus atau alergi. Sinusitis akibat udara dingin juga dapat meningkatkan risiko tinnitus.
5. Penumpukan kotoran telinga
Tak hanya karena penyakit tertentu, tinnitus juga bisa terjadi karena penumpukan kotoran telinga yang sudah terlalu banyak dan mengeras pada saluran telinga. Hal ini tentu akan memengaruhi kemampuan pendengaran dan terjadinya telinga berdengung. Pemberian obat tetes telinga juga bisa menjadi solusi membersihkan telinga yang kotor.
6. Masalah pada rahang
Selain fokus pada telinga, gangguan TMJ (temporomandibular joint) pada tulang, sendi, atau otot rahang dan berkaitan dengan fungsi mengunyah juga dapat menyebabkan tinnitus. Penyebab kondisi tersebut adalah ketidakseimbangan sendi yang mengakibatkan tekanan pada telinga.
7. Stres
Menghindari stres adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan wanita hamil. Jangan biarkan rasa marah, kekhawatiran, perubahan suasana hati terlalu menguasai karena hal tersebut hanya akan mengganggu kesehatan fisik dan mental selama masa kehamilan. Selain itu, pastikan untuk memiliki waktu tidur yang cukup dan rileks selama hamil.
Baca juga:
Cara menangani tinnitus pada wanita hamil
Meski tidak berbahaya, gejala tinnitus saat hamil harus diperhatikan dan ditangani dengan baik. Pasalnya, tinnitus bisa saja menandakan komplikasi kehamilan yang lebih serius. Penanganan tinnitus pada wanita hamil bisa berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi tinnitus pada wanit hamil:
- Hindari penyebab stres dan atur emosi selama kehamilan;
- Coba lakukan meditasi untuk mengurangi stress dan tenangkan pikiran;
- Jauhi kebisingan atau suara keras di lingkungan sekitar;
- Lakukan olahraga atau latihan ringan secara teratur, seperti yoga;
- Penuhi kebutuhan gizi dengan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang;
- Coba dengarkan alunan musik yang lembut agar tubuh merasa rileks dan tenang;
- Kurangi konsumsi garam berlebih, minuman berkafein, maupun makanan manis;
- Lengkapi nutrisi selama kehamilan dengan mengonsumsi suplemen tambahan
Wanita yang pertama kali mengalami tinnitus saat hamil juga harus berkonsultasi dengan dokter untuk memantau dan mencegah risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Jika diperlukan, pemeriksaan telinga ke dokter THT dengan tes audiometri bisa dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang tinnitus.
Baca juga:
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.