Semua orang pasti pernah mengalami sakit kepala. Sakit kepala bisa terasa di bagian yang berbeda-beda, entah di bagian depan, tengah, belakang, hingga sakit kepala sebelah. Karena letaknya berbeda-beda, Anda mungkin masih bingung membedakan mana gejala sakit kepala biasa, sinus, atau migrain.
Hati-hati, salah diagnosis bisa membuat Anda salah minum obat dan pada akhirnya sakit kepala tak kunjung sembuh. Lantas, apa bedanya sakit kepala biasa, sinus, dan migrain? Berikut selengkapnya untuk Anda.
Apa itu sakit kepala biasa?
Sakit kepala biasa bisa disebut juga dengan sakit kepala tegang (tension headache). Jenis sakit kepala ini paling sering dialami oleh hampir semua orang selama hidupnya.
Saat mengalami sakit kepala biasa, Anda mungkin akan merasakan nyeri tumpul di kedua sisi kepala. Gejala sakit kepala biasa lainnya dapat berupa sensasi kaku dan tegang di leher hingga mengganggu aktivitas.
Penyebab sakit kepala biasa umumnya karena pilek atau asupan kafein yang terlalu banyak dalam tubuh. Sakit kepala biasa juga bisa terjadi akibat stres emosional dan fisik, depresi, hingga minum alkohol.
Apa itu sakit kepala sinus?
Jika Anda merasakan sakit kepala yang disertai nyeri di sekitar mata, maka bisa jadi Anda mengalami sakit kepala sinus. Gejalanya sekilas mirip seperti saat Anda terkena migrain, sehingga banyak orang salah mengartikan sakit kepala sinus dengan migrain.
Sakit kepala sinus adalah jenis sakit kepala yang disebabkan oleh infeksi pada salah satu sinus. Sinus merupakan rongga kecil di bagian kanan dan kiri dekat hidung dan saling terhubung.
Tanda dan gejala sakit kepala sinus adalah nyeri di daerah hidung disertai kemerahan, pembengkakan, demam, hingga hidung meler. Bila dibiarkan terus-menerus, sakit kepala sinus bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
Apa itu migrain?
Banyak orang menyebut migrain sebagai sakit kepala sebelah. Ya, migrain adalah jenis sakit kepala yang terasa berdenyut atau berat sebelah. Kondisi ini bisa terasa semakin parah ketika Anda beraktivitas.
Gejala sakit kepala migrain lainnya meliputi mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, bau, dan suara. Beberapa orang juga mengalami gangguan sensorik bernama aura, dimana penderitanya melihat garis zig-zag atau titik-titik terang di hadapannya. Bahkan, ada juga yang mengalami kesemutan di salah satu sisi tubuh saat mengalami migrain.
Migrain dapat dikatakan sebagai penyakit keturunan. Bila Anda memiliki ayah, ibu, atau anggota keluarga yang sering terkena migrain, maka Anda berisiko 70% mengalami hal yang sama di kemudian hari.
Baca Juga: 5 Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan Beserta Ciri-Cirinya
Beda jenis sakit kepala, beda cara pengobatannya
Setiap jenis sakit kepala mempunyai gejala yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengobatannya pun tentu akan berbeda pula.
Hati-hati, salah diagnosis bisa membuat Anda salah memilih obat sakit kepala. Alih-alih menyembuhkan, sakit kepala justru bisa bertambah parah dan tak kunjung sembuh.
Supaya tidak tertukar, berikut cara mengobati sakit kepala berdasarkan jenisnya, yaitu:
1. Sakit kepala biasa
Sebagian besar kasus sakit kepala biasa umumnya bisa sembuh sendiri dengan istirahat. Akan tetapi jika rasanya semakin mengganggu, Anda dapat mengobati sakit kepala biasa dengan pereda nyeri. Misalnya paracetamol atau ibuprofen.
Selain dengan obat medis, Anda juga dapat mengobati sakit kepala biasa dengan cara yang lebih alami. Mulai dari memperbanyak minum air putih, istirahat cukup, pijat, hingga akupuntur. Semua cara tersebut bisa membantu melepaskan ketegangan di bagian kepala, sehingga lambat laun sakit kepala biasa akan mereda.
2. Sakit kepala sinus
Pengobatan sakit kepala sinus dilakukan berdasarkan penyebabnya masing-masing. Untuk memastikannya, segera periksakan diri Anda ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Jika sakit kepala sinus disebabkan oleh infeksi bakteri, maka dokter akan memberikan antibiotik untuk Anda. Sedangkan bila disebabkan oleh infeksi virus, maka dokter akan meresepkan dekongestan atau obat pereda nyeri guna meringankan gejala sakit kepala sinus.
3. Migrain
Sakit kepala migrain dapat diobati dengan obat pereda nyeri seperti paracetamol, ibuprofen, atau obat golongan triptan. Selain dengan obat-obatan, melakukan pola hidup sehat juga penting dilakukan supaya migrain tidak mudah kambuh.
Cobalah perbanyak asupan magnesium, vitamin B, dan omega-3 untuk mengatasi migrain. Anda bisa mendapatkan seluruh nutrisi tersebut dengan makan bayam, gandum utuh, kacang almon, ikan salmon, dan jenis ikan lainnya.
Selain itu, seimbangkan juga dengan olahraga rutin supaya Anda terhindar dari serangan sakit kepala yang mengganggu.
Baca Selengkapnya: 10 Obat Sakit Kepala Alami yang Ampuh Tanpa Efek Samping
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.