Permasalahan memutihnya rambut atau timbulnya rambut uban, bukan hanya masalah bagi orang tua. Kenyataannya ada saja kaum muda berusia di bawah 30 tahun yang telah mengalami masalah ini. Meskipun hanya beberapa helai, seringkali rambut uban merusak penampilan, sehingga para penderitanya kerap kali melakukan aksi cabut paksa.
Mencabut rambut uban memanglah solusi terbaik untuk mengatasi penampilan, terutama bagi Anda yang masih tergolong muda. Namun taukah Anda jika mencabut rambut uban hanyalah solusi sementara bagi penampilan Anda. Tak hanya itu, aksi cabut tersebut juga memiliki dampak buruk pada kesehatan tubuh lainnya diluar rambut.
dr. Farmanina Santoso selaku seorang Dermatolog mengatakan bahwa rambut uban timbul layaknya rambut pada umumnya. Rambut-rambut tersebut tumbuh di bawah kulit yang di dalamnya tersimpan banyak saraf. Faktor-faktor seperti gaya hidup, keturunan dan stress lah yang menjadikan rambut uban timbul di kepala.
Hal berbahaya akan timbul saat seseorang melakukan pencabutan rambut uban karena dapat mengganggu aneka saraf. Hal tersebut berdampak pada sinyal saraf yang memproduksi pigmen rambut menjadi bermasalah.
Pertumbuhan rambut uban terbagi atas tiga fase, yakni fase pertumbuhan atau Anage (waktu tumbuh 2-6 tahun), fase Kotagen (waktu tumbuh 3-6 minggu), dan fase Telogen yaitu fase saat rambut kembali tumbuh, memanjang dan rontok. Ketiga fase tersebut berulang secara terus menerus selama masa hidup seseorang.
Layaknya rambut hitam, rambut uban juga mengalami proses perontokan. Itulah mengapa aksi cabut uban sangat tidak disarankan untuk dilakukan. Dampak yang berarti dari pencabutan uban adalah pusing dan kebotakan akibat folikel yang rusak.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.