Pernahkah ketika bercermin Anda menyadari bahwa kedua pipi tampak lebih besar dari biasanya? Tidak, Anda tidak menggemuk secara tiba-tiba. Mungkin Anda mengalami apa yang disebut dengan pipi bengkak.
Kondisi ini biasanya terjadi karena terganggunya produksi air liur oleh kelenjar ludah.
Air liur di dalam mulut tidak hanya mencegah mulut kering, melainkan juga berperan dalam proses pencernaan makanan, membersihkan mulut, dan dapat mencegah kerusakan gigi dan gusi.
Selain gangguan pada kelenjar ludah, pipi bengkak juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi, penyumbatan, peradangan, bahkan tumor. Gejalanya pun berbeda-beda, ada yang bersifat akut hingga kronis.
Simak informasi lengkap di bawah ini.
Kelenjar ludah dan fungsinya
Air liur atau air ludah (dalam istilah medis dikenal dengan Saliva) adalah cairan di dalam mulut yang diproduksi kelenjar ludah, sebuah organ yang berada di bawah rahang bagian belakang.
Kelenjar ini menghasilkan dua hingga empat liter air liur setiap harinya.
Air liur tidak hanya mengandung cairan biasa, namun juga mengandung zat berupa mineral, protein, senyawa mikroba dan enzim-enzim.
Ada tiga jenis kelenjar ludah, yaitu:
- Kelenjar sublingualis, berada di bawah lidah, biasanya bagian ini yang paling mudah terserang sariawan atau luka akibat tergigit tanpa sengaja saat makan ataupun berbicara.
- Kelenjar parotis, berada dibawah telinga. biasanya terjadi pembengkakan dan terasa nyeri ketika ada gusi yang bengkak
- Kelenjar submandibularis, berada di rahang bagian bawah. biasanya sering diserang oleh Paramy virus pemicu penyakit gondongan
Cairan yang dihasilkan kelenjar ludah memiliki fungsi untuk mempermudah proses penghancuran makanan, membantu menelan makanan, mengontrol tingkat keasaman mulut, mengontrol fleksibilitas gerakan lidah, mencegah berkembangnya bakteri di dalam mulut, serta menjaga lidah dan rongga mulut tetap sehat.
Kelenjar air liur dapat mengalami gangguan fungsi jika terdapat luka, pembekakan, atau terlalu sering terjadi benturan ketika makan dan berbicara. Masalah inilah yang menyebabkan pipi membengkak.
Faktor lain penyebab pipi bengkak
Pipi bengkak umumnya disebabkan karena adanya disfungsi kelenjar ludah. Beberapa penyakit dibawah ini berkaitan dengan gangguan kelenjar ludah yang memungkinkan terjadinya pipi bengkak, antara lain:
- Infeksi
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi adalah gondongan. Penderitanya akan mengalami pembengkakan di kedua pipi sehingga tampak memiliki pipi seperti tupai (chipmunk cheeks).
Gondongan disebabkan oleh infeksi virus Paramyxovirus di kelenjar parotis. Pembengkakan karena gondongan bisa berlangsung antara 8 hingga 12 hari.
- Sialadenitis (Infeksi kelenjar ludah)
Sialadenitis terjadi karena adanya infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus yang menyerang kelenjar ludah submandibularis. Gejala yang tampak diantaranya adalah sakit dan bengkak di area pipi dan bawah dagu.
Selain itu, pada kelenjar yang terkena sialadenitis terdapat benjolan kemerahan yang dapat mengeluarkan nanah jika ditekan.
- Sialolithiasis
Seringnya sialolithiasis disebabkan oleh pengapuran batu di kelenjar ludah. Gejalanya hampir mirip dengan sialadenitis, yakni penderita akan mengalami pembengkakan pada area pipi dan dagu.
Bagian dalam mulut juga biasanya akan tumbuh nanah yang berbau tidak sedap. Karena hal ini, penderita sialolithiasis akan kesulitan mengunyah, berbicara, dan menelan makanan.
Tipe tumor yang biasa menyerang kelenjar ludah adalah tumor Warthin dan Adenoma Pleomorfik. Penyebabnya adalah akibat mutasi DNA pada kelenjar ludah.
Perubahan DNA ini terjadi bukan karena faktor keturunan, melainkan didapat setelah kelahiran, bahkan terkadang muncul secara tiba-tiba. Tumor pada kelenjar ludah umumnya terjadi pada kelenjar parotis, secara statistik sekitar 7 dari 10 kasus.
Gejala yang dapat dirasakan antara lain sulit mengunyah makan dan berbicara, nyeri gigi saat mengkonsumsi sesuatu yang panas atau dingin, serta bengkak di area gusi, pipi dan rahang.
Bagi Anda yang mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri kepada dokter gigi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.