Neuropati diabetik diartikan sebagai kerusakan saraf pada penderita diabetes. Kondisi ini dapat diklasifikasikan sebagai komplikasi diabetes. Kadar gula yang cukup tinggi dalam darah dan dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat mengakibatkan kerusakan pada serabut saraf dalam seluruh tubuh.
Sayangnya, neuropati diabetik tidak dapat disembuhkan 100%. Untuk sekarang, yang bisa dilakukan adalah mengurangi gejalanya dengan pengobatan yang tepat. Nah, obat yang kerap diandalkan untuk mengatasi kondisi ini adalah pregabalin.
Yuk, kenali gejala neuropati diabetik!
Gejala umum neuropati adalah sensasi kebas, perasaan geli, nyeri, mati rasa, dan kesemutan. Gejala neuropati diabetik umumnya berkembang secara bertahap sehingga tidak terasa seperti gangguan pada awalnya.
Itu berarti, kebanyakan pengidap neuropati diabetik baru menyadari kerusakan pada saraf setelah kondisi mereka memburuk. Meski demikian, beberapa kasus neuropati diabetik ditandai dengan timbulnya rasa sakit yang berat dan mendadak.
Gejala lebih lanjut neuropati diabetik adalah kelelahan yang terjadi pada otot di kaki atau tangan, mual dan muntah, diare, sembelit, gangguan buang air kecil, disfungsi ereksi pada pria, kekeringan vagina dan sulit orgasme pada wanita, dan pusing.
Siapa pun yang mengidap diabetes memiliki risiko terserang nueropati diabetik. Akan tetapi, empat faktor berikut dinilai meningkatkan risiko neuropati diabetik:
- Kontrol gula yang buruk;
- Lama mengidap diabetes;
- Gangguan ginjal;
- Merokok.
Baca juga: Berbagai Komplikasi Diabetes yang Perlu Diwaspadai
Pregabalin, pereda gejala neuropati diabetik
Pregabalin bekerja dengan cara mengurangi zat kimia pada sel saraf yang bisa menimbulkan dan memicu timbulnya rasa nyeri. Berkurangnya zat kimia ini tentu akan berimbas pada redanya nyeri akibat kerusakan saraf.
Dosis penggunaan pregabalin pun tergantung pada hasil pemeriksaan dokter soal tingkat keparahan penyakit dan respons pasien terhadap dosis awal obat. Pada umumnya, standar dosis awal adalah 150 miligram per hari yang dibagi menjadi dua hingga tiga kali pengonsumsian.
Jika respons pasien oke, dosis lanjutan akan diberikan sebanyak 300 miligram per hari setelah tiga hingga tujuh hari pemberian dosis awal. Dosis maksimal penggunaan pregabalin adalah 600 miligram per hari.
Beberapa nama paten pregabalin yang beredar di pasaran adalah Aprion, Glinov, Leptica, Lyrica, Prelin, dan Provelyn.
Baca juga: Tips Diabetes: Agar Gula Darah Terkontrol
Tetap waspadai risiko efek samping pregabalin
Serupa obat lainnya, penggunaan pregabalin pun memiliki risiko efek samping walau belum tentu dialami semua orang. Oleh karena itu, segera informasikan dokter jika Anda mengalami satu atau beberapa efek samping pemakaian pregabalin berikut:
- Pusing;
- Pandangan kabur;
- Rasa kantuk yang parah;
- Ataksia;
- Gangguan keseimbangan;
- Edema pada paru;
- Tremor;
- Vertigo;
- Gangguan penglihatan;
- Kejang;
- Mulut kering;
- Peningkatan berat badan;
- Diare;
- Mual;
- Muntah;
- Pembengkakan sendi.
Baca juga: 10 Macam Camilan Sehat untuk Penderita Diabetes
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.