Bagi setiap wanita, menstruasi adalah proses normal yang terjadi secara rutin. Namun soal bagaimana proses terjadinya menstruasi tersebut masih banyak yang belum mengathuinya. Jika Anda salah satuanya, maka sekaranglah saatnya untuk mengetahui jawabannya.
Pengetahuan mengenai proses terjadinya menstruasi akan memberikan wawasan baru yang bermanfaat bagi kesehatan, karena membuat kita lebih bijak dalam bersikap maupun bermanfaat bagi aktivitas 'kasih sayang' dalam rumah tangga.
Penjelasan sederhana mengenai proses terjadinya menstruasi
Menstruasi dimulai ketika seorang anak perempuan menginjak masa pubertas. Pada beberapa orang, pubertas bisa terjadi ketika usia 10 tahun, namun ada pula yang baru mengalaminya saat berumur 16 tahun. Tapi tenang, semua ini masih tergolong normal.
Selama masa puber berlangsung, tubuh mulai menghasilkan rangkaian hormon baru. Hormon reproduksi inilah yang mengirimkan berbagai sinyal ke tubuh, dan beberapa di antaranya menegaskan bahwa tubuh sedang mempersiapkan kehamilan setiap bulannya yang ditandai dengan menstruasi.
Siklus haid atau menstruasi merupakan proses alami yang selalu berulang setiap bulannya. Dalam satu siklus, kadar hormon dalam tubuh bisa naik-turun, tergantung dari fasenya. Perubahan kadar hormon tadi juga berdampak pada mood atau suasana perasaan serta energi tubuh yang berampak pada kesehatan.
Lama siklus haid setiap wanita juga bervariasi antara 23-35 hari, umumnya setiap 28 hari. Hal ini sangat tergantung dari kondisi tubuh masing-masing, dan tak semua siklus haid pasti rutin. Nanti akan kita bahas lebih lanjut soal ini.
Inilah Proses yang Terjadi Selama Siklus Menstruasi Berlangsung
Secara keseluruhan, proses terjadinya menstruasi dalam satu siklus terdiri dari 4 fase:
1. Fase datang bulan (Keluar darah haid)
Proses yang terjadi pada tubuh: hari pertama menstruasi dihitung sebagai hari pertama atau awal dari siklus haid. Alasan mengapa timbul kram atau nyeri haid pada beberapa hari pertama haid adalah karena lapisan dinding rahim mengalami proses peluruhan. Proses peluruhan tersebut membuat rahim yang merupakan jaringan otot, berkontraksi atau mengencang.
Dampaknya: Karena banyak darah dan cairan tubuh yang keluar bersamanya, maka selama haid, tubuh cenderung kurang berenergi dan mengalami nyeri atau sakit.
2. Fase folikuler (persiapan untuk ovulasi)
Proses yang terjadi pada tubuh: setelah hari terakhir menstruasi, tubuh lalu bersiap untuk ovulasi. Dalam hal ini, hormon FSH (follicle-stimulating hormon) yang bertugas untuk menstimulasi ovarium (indung telur) agar menghasilkan sel telur matang.
Proses pematangan sel telur ini menghasilkan estrogen, hormon yang membuat lapisan dinding rahim menebal dengan berbagai nutrisi dan aliran darah yang banyak sehingga nantinya menjadi tempat yang subur bagi sel telur matang yang berhasil dibuahi (kehamilan).
Dampaknya: karena kadar estrogen meningkat, maka mood jadi lebih baik, begitu pula dengan kadar energi. Selama fase ini, organ intim wanita juga mengeluarkan cairan bening atau putih lengket, dan ini adalah hal yang normal.
3. Fase ovulasi
Proses yang terjadi pada tubuh: selama ovulasi, sel telur matang tadi akhirnya dilepas oleh indung telur ke saluran tubafalopi lalu menuju rahim. Sel telur ini hanya dapat bertahan hidup selama 12-24 jam saja.
Pada waktu ini, sel telur bisa dibuahi oleh sperma, ataupun juga tidak. Jadi ingatlah bahwa di tahap ini, Anda berada pada masa subur. Bagi yang tak ingin hamil, jangan lupa gunakan kontrasepsi semisal kondom ketika bercinta.
Dampaknya: pada tahap ini, tubuh merasa sangat berenergi dan bersemangat. Hasrat berintim biasanya juga meningkat.
4. Fase luteal (akhir dari siklus haid)
Proses yang terjadi pada tubuh: setelah sel telur sampai ke rahim, tubuh mulai memproduksi hormon progesteron yang tugasnya memastikan rahim terus membangun lapisan tebalnya.
Namun bila sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen dan progesteron akan menurun drastis. Ini berarti rahim tak perlu terus mempertahankan lapisan dinding tebal tadi sehingga terjadilah kembali proses peluruhan atau menstruasi dan proses terjadinya menstruasi terulang kembali.
Dampaknya: seiring meningkatnya kadar progesteron dalam tubuh, Anda biasanya jadi lebih mudah stres, moody, mudah tersinggung, sedih, atau gelisah tanpa sebab. Payudara juga jadi lebih sensitif dari biasanya.
Gejala yang menimpa 85% perempuan inilah yang biasa disebut dengan istilah PMS (Premenstrual Syndrome). Seperti dijelaskan disini: Tanda-tanda Menstruasi Akan Segera Datang
Manfaat mengetahui proses terjadinya menstruasi
Seperti disampaikan di awal tadi, ada manfaatnya kalau kita tahu soal proses terjadinya menstruasi. Anda jadi tahu kapan saatnya berenergi, dan ternyata normal kalau sesekali merasa down. Inilah salah satu alasan mengapa penting untuk mencatat siklus haid setiap bulannya.
Selain itu, Anda juga jadi tahu kapan masa subur – selama ovulasi atau sekitar 2 minggu setelah hari pertama haid. Jadi bila tak ingin hamil, gunakan kontrasepsi ketika berhubungan intim karena kemungkinan hamil bisa terjadi kapan saja – tidak hanya di masa subur, tapi juga termasuk ketika menstruasi.
Lebih lanjut mengenai masa subur, baca disini:
- Kapan Masa Subur Wanita Setelah Haid?
- 12 Ciri-ciri Masa Subur pada Wanita yang Bisa Diamati
Tips Mengatasi Proses Menstruasi yang Menyakitkan
Biasanya menstruasi berlangsung selama 2-7 hari dengan volume darah yang bervariasi. Meski gejala seperti moody atau kram adalah normal, tak berarti Anda boleh menyerah begitu saja ketika mengalaminya. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir gejala PMS, di antaranya seperti:
- Olahraga rutin.
- Meletakkan kompres hangat di area perut atau punggung belakang.
- Minum obat pereda rasa sakit seperti naproxen, ibuprofen, atau acetaminophen, dll.
Bagaimana jika telat atau berhenti haid?
Kadangkala haid bisa tidak rutin, terlambat, atau bahkan tidak datang sama sekali di bulan itu. Kebanyakan berpikir bahwa kehamilan pastilah penyebabnya. Hal ini memang benar, tapi ada alasan lain kenapa haid bisa tidak rutin, terlambat, atau bahkan berhenti, contohnya seperti:
- Perubahan berat badan drastis, entah itu bertambah atau berkurang.
- Kelelahan.
- Gangguan hormon.
- Stres.
- Efek samping pil KB.
- Sedang menyusui.
- Terlalu aktif berolahraga.
- Penyakit tertentu.
- Infeksi.
- Penyakit menular se*sual.
Jadi itulah tadi penjelasan detil soal proses terjadinya menstruasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat!
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.