Rokok elektrik atau sering dikenal dengan vape dianggap memiliki risiko yang lebih ringan dibandingkan dengan rokok tembakau. Apalagi, sekarang ini tren rokok elektrik sedang gempar-gemparnya digunakan di Indonesia. Beberapa pengguna vape mengklaim bahwa penggunaan vape dapat mengurangi aktivitas merokok tembakau.
Ada juga yang mengatakan jika menggunakan vape dapat membuat perokok merasa tidak suka dengan aroma asap rokok tembakau hingga berhenti merokok. Berdasarkan klaim tersebut, banyak orang yang berasumsi bahwa penggunaan vape jauh lebih aman daripada rokok tembakau
Namun, apakah benar demikian ? Cukup banyak perokok aktif yang beralih ke vape karena percaya jika vape dapat mengurangi dampak negatif dari merokok, seperti serangan jantung dan kanker. Untuk lebih jelas terkait hal ini, langsung simak ulasannya di bawah ini.
Apa yang Terkandung Dalam Rokok Elektrik (Vape)?
Sesuai dengan namanya, vape merupakan sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk menghantarkan nikotin ke dalam tubuh. Kurang lebih cara kerjanya hampir sama dengan rokok tembakau, hanya saja vape memilih desain dan sistem elektronik. Lalu, apa saja yang terkandung dalam rokok elektrik ini ?
Cairan rokok elektrik mengandung propilen gilikol atau gliserin yang fungsinya adalah untuk memproduksi uap air. Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika tubuh terpapar propilen glikol secara terus-menerus dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan.
Kandungan selanjutnya yaitu nikotin yang didesain dengan berbagai macam konsentrasi, mulai dari 0 sampai 100 mg/ml. Rokok elektrik juga mengandung berbagai cairan penambah rasa yang berguna untuk menambah sensasi rasa tertentu yang disukai perokok dalam setiap hisapannya.
Selain itu, komponen-komponen lainnya yang terkandung dalam Vape yaitu Tobacco-specific nitrosamine atau disingkat TSNA. Ternyata, TSNA ini merupakan senyawa karsinogenik yang juga ditemukan dalam rokok tembakau.
Dengan kata lain, semakin tinggi kadar senyawa nikotin dalam rokok, berarti kandungan TSNA juga semakin tinggi. Beberapa kadar yang terkandung dalam vape adalah senyawa logam berat, seperti kromium, nikel ataupun timah.
Apakah bahaya Vape lebih ringan dari Rokok Tembakau ?
Sebenarnya, bahaya dari rokok tembakau adalah terletak di asap yang dihasilkan ketika menghisap sebatang rokok. Sedangkan, rokok elektrik tidak membakar tembakau, sehingga bukan asap yang dihasilkan, melainkan uap air.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar zat kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok elektrik hanyalah sebagian kecil dari kandungan yang ada dalam rokok tembakau.
Penelitian lainnya menemukan bahwa sel-sel pembuluh darah jantung menunjukkan respon stress ketika terpapar asap rokok tembakau, hal ini tidak terjadi ketika anda menghisap rokok elektrik.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa efek berbahaya dari rokok elektrik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rokok tembakau. Bukan berarti tidak ada efek yang merugikan dari penggunaan vape ya.
Kandungan vape yang juga adalah nikotin tentu saja dapat berisiko bagi orang yang menderita penyakit jantung. Namun efeknya ini tidak seburuk yang dihasilkan rokok tembakau. Dengan begitu, menggunakan rokok tembakau maupun elektrik tidak membuat tubuh anda aman dari berbagai dampak buruk yang dihasilkan.
Keduanya dapat menyebabkan efek merugikan bagi kesehatan, entah dalam jangka pemakaian pendek maupun jangka panjang. Satu-satunya cara agar tidak mengalami serangan jantung dan untuk menjaga kesehatan anda adalah dengan berhenti melakukan aktivitas merokok, entah itu rokok tembakau maupun rokok elektrik.
Mungkin bagi para pengguna rokok elektrik belum mengalami gangguan kesehatan selama ini, tetapi mungkin dalam jangka waktu panjang, mungkin efek tersebut baru dirasakan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.