Hampir semua orang sudah mengenal diet keto, bahkan mungkin Anda juga sudah pernah mencobanya. Diet yang masih menjadi kontroversi ini ternyata memiliki beberapa manfaat yang baik bagi tubuh. Tapi, diet ini juga memiliki risiko yang cukup berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar.
Apa itu diet keto?
Diet keto ialah diet yang dilakukan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat. Orang yang melakukan diet ini menambah asupan lemak sebagai pengganti dari karbohidrat. Tujuan utama dari diet keto yakni agar tubuh mencapai kondisi ketosis.
Jika tubuh telah mencapai kondisi ini, lemak dalam tubuh akan terbakar untuk dijadikan energi bagi tubuh. Lemak yang terbakar ini juga akan diubah oleh hati menjadi keton. Nantinya, keton bisa dijadikan sebagai penyalur energi ke otak.
Manfaat diet keto
1. Mampu mengontrol kadar gula darah bagi para penderita diabetes tipe 2
Mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan bisa meningkatkan kadar gula dalam darah bahkan sampai tak terkontrol. Dengan mengonsumsi lebih banyak lemak sehat, kadar gula dalam darah akan cenderung menurun. Lemak sehat bisa didapatkan dari alpukat, ikan salmon, dan kacang-kacangan.
Agar mendapatkan hasil yang baik, Anda perlu rutin memeriksakan kadar gula darah.
2. Membantu meringankan gejala epilepsi pada anak-anak
Diet keto ini dinilai ampuh untuk membantu meringankan gejala epilepsi pada anak-anak sekalipun bagi mereka yang sulit ditangani dengan obat-obatan biasa. Seorang ahli gizi telah membuktikannya dengan melakukan sebuah percobaan pada 150 anak yang memiliki penyakit epilepsi dengan melakukan diet keto.
Hasilnya, frekuensi kejang yang sering terjadi pada anak-anak berkurang hingga 50%.
3. Bisa mengurangi risiko dari penyakit jantung dan hipertensi
Diet ini mampu menurunkan kadar insulin sehingga kolesterol yang ada dalam tubuh akan cenderung menurun. Oleh karena itu, diet keto bisa membantu Anda terhindar dari risiko penyakit jantung maupun tekanan darah tinggi atau hipertensi.
4. Bisa membantu mengurangi risiko dari gangguan syaraf
Diet keto ini juga disarankan untuk para penderita Alzheimer, gangguan tidur, dan penyakit Parkinson. Hal ini karena, lemak yang telah berubah menjadi keton dapat melindungi sel-sel otak dari berbagai kerusakan.
Cara melakukan diet keto dengan benar
Cara melakukan diet ini terbilang cukup mudah. Anda hanya perlu mengurangi asupan karbohidrat dan menggantinya dengan lemak baik dan protein.
Menurut standard ketogenic diet, porsi makan selama melakukan diet ini terbagi menjadi 75% lemak, 20% protein, dan 5% karbohidrat. Berikut ini adalah daftar makanan berlemak tinggi yang disarankan saat melakukan diet keto:
- Telur yang mengandung omega 3.
- Daging-dagingan, seperti daging sapi, ayam, dan kalkun.
- Ikan salmon, ikan tuna, dan ikan makarel.
- Sayur-sayuran hijau, tomat, dan sayur-sayuran yang rendah karbohidrat.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti, kacang almond dan biji wijen.
- Buah-buah berlemak baik, contohnya alpukat.
- Rempah-rempah alami, yakni garam, merica, dan rempah-rempah lainnya.
Hindarilah mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan sejenisnya selama menjalani diet keto, contohnya nasi, pasta, sereal, kentang, wortel, makanan dan minuman yang manis, lemak jenuh, dan minuman beralkohol.
Risiko melakukan diet keto
Jika tidak dilakukan dengan benar, diet keto bisa berisiko bagi tubuh. Bukan manfaat yang didapat, tubuh malah akan mengalami beberapa masalah sebagai berikut:
- Kekurangan asupan karbohidrat, sehingga tubuh terasa lemas, penurunan konsentrasi, dan rasa lapar yang mengganggu. Hilangnya manfaat dari vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.
- Gangguan pada ginjal yang diakibatkan oleh kadar lemak dalam tubuh yang terlalu banyak.
- Hilangnya manfaat vitamin dan mineral yg dibutuhkan tubuh
Itulah tadi informasi seputar diet keto. Sebaiknya, Anda melakukan diet keto hanya selama 2-3 minggu lalu lanjutkan dengan pola hidup sehat. Tertarik mencobanya? Pastikan diet ini sesuai dengan kondisi tubuh Anda. Semoga bermanfaat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.