Selulitis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Dipublish tanggal: Jan 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Bakteri bisa menginfeksi di bagian tubuh manapun, khususnya pada kulit. Kulit adalah organ yang bersentuhan langsung dengan dunia luar, sehingga rentan mengalami infeksi. Salah satu jenis infeksi yang umum terjadi pada kulit adalah selulitis. Hati-hati, jangan sampai tertukar saat membedakan antara selulitis dan stretch mark, ya! Supaya lebih jelas, cari tahu lebih lengkap seputar selulitis berikut ini.

Apa itu selulitis?

Selulitis adalah infeksi yang umum terjadi pada lapisan-lapisan dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Tanda awal selulitis biasanya adalah kulit memerah dangt;bengkakan pada kelenjar getah bening. Ketika Anda menyentuh area yang terinfeksi, bagian kulit tersebut sering terasa hangat dan nyeri.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Stretch Mark Removal via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket stretch mark removal hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Perlu diingat bahwa selulitis berbeda dengan selulit yang orang-orang kebanyakan ketahui. Masyarakat mengetahui bahwa istilah selulit lebih sering dianggap sebagai peregangan kulit, atau yang lebih dikenal dengan istilah stretch mark.

Selulitis bisa terjadi pada daerah kulit manapun dan juga bisa terjadi pada siapapun. Hanya saja, letak selulitisnya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Orang dewasa sering mengalami selulitis di kaki bagian bawah, sedangkan selulitis pada anak seringnya muncul di wajah atau leher. 

Selain dari area tubuh tersebut, bila selulitis sering muncul di bagian kaki hingga menyebabkan bengkak dan kemerahan, maka bisa jadi Anda mengalami penyakit lain. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh dermatitis stasis atau dermatitis kontak.

Mengenai selulitis

Penyebab

Penyebab selulitis paling umum dikarenakan infeksi bakteri Streptococcus (strep) dan Staphylococcus (staph). Selain dua bakteri tersebut, ada juga bakteri lain yang bisa menyebabkan selulitis, yaitu MRSA (methicillin-resistant Staph aureus) dan bakteri lain sepeti Haemophilus influenza, Pseudomonas aeruginosa, dan Pasteurella multocida.

Sebetulnya, bakteri ini tidak menimbulkan masalah ketika menyentuh kulit. Namun, begitu bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh, bakteri ini bisa membahayakan dan memicu penyakit. Luka terbuka, luka bakar, goresan, maupun lecet biasanya menjadi pintu masuk bagi bakteri ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.

Namun, tentu saja tidak semua orang yang mengalami cedera kulit akan terkena selulitis. Sebab pada dasarnya, sistem kekebalan tubuh bekerja keras untuk menghancurkan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Stretch Mark Removal via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket stretch mark removal hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Tak hanya karena bakteri, ada beberapa hal lainnya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya selulitis, yaitu:

  • Berusia lebih dari 50 tahun
  • Kegemukan atau obesitas
  • Diabetes, terutama jika kadar gula tidak terkontrol dengan baik
  • Menderita penyakit gangguan sistem imun, seperti HIV

Semua kondisi tersebut dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Akibatnya, bakteri dapat lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi.

Selain itu, ada juga beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan selulitis, di antaranya :

Gejala

Sebelum adanya gejala selulitis di kulit, Anda biasanya akan merasa tidak enak badan. Beberapa orang mengalami demam, menggigil, atau kelelahan yang merupakan tanda tubuh terinfeksi bakteri. Jika Anda mengalami infeksi berat, Anda mungkin juga mengalami rasa sakit yang hebat, keringat dingin, mual, mengantuk, atau susah berkonsentrasi.

Ketika infeksi sudah semakin parah, akan timbul lecet pada kulit, kulit kemerahan, nyeri, bintik merah, dan bengkak. Kelenjar getah bening yang berdekatan dengan lokasi infeksi juga akan membengkak. Bila diperhatikan lagi, Anda mungkin menyadari adanya garis merah di area selulitis, luka terbuka, atau benjolan bernanah.

Orang-orang yang memiliki selulitis berat mungkin memiliki detak jantung yang cepat, tekanan darah rendah, atau susah berkonsentrasi.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Stretch Mark Removal via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket stretch mark removal hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Pencegahan selulitis

Jika Anda berpikir bahwa Anda memiliki selulitis, Anda harus segera mendapatkan perawatan medis. Semakin cepat selulitis terdeteksi, maka kemungkinan besar selulitis akan hilang sepenuhnya. Pengobatan yang dijalani pun akan memberikan hasil yang lebih maksimal.

Tanpa pengobatan, infeksi dapat menyebar dengan cepat dan berpindah ke kelenjar getah bening. Ketika bakteri penyebab selulitis berhasil masuk ke aliran darah, maka hal ini dapat menyebabkan infeksi darah atau merusak pembuluh getah bening secara permanen. Alhasil, sistem kekebalan tubuh Anda terganggu dan rentan terkena penyakit lainnya.

Sayangnya, tidak semua kasus selulitis bisa dicegah. Namun tak perlu khawatir. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya selulitis, yaitu:

  • Hindari cedera pada kulit, terutama pada penderita diabetes. Lindungi diri dengan alas kaki, sarung tangan, dan celana panjang guna mencegah kulit tergores.
  • Rajin mencuci tangan, untuk mencegah masuknya bakteri lewat kuku.
  • Rajin memotong kuku dan membersihkannya, supaya tidak ada bakteri yang menumpuk di bawah kuku.
  • Mandi secara teratur, guna membilas bakteri yang menempel di kulit tubuh.
  • Mengobati masalah kulit dengan cepat, seperti tinea dan eksim. Segera bersihkan luka pada kulit dengan antiseptik. Setelah itu, tutup luka dengan pembalut kasa untuk mencegah infeksi.

Pengobatan selulitis

Pengobatan selulitis bertujuan untuk mencegah gejalanya semakin memburuk. Hal ini juga dapat membantu Anda menghindari masalah medis serius, salah satunya sepsis atau keracunan darah.

Untuk mengobati selulitis, dokter biasanya meresepkan obat antibiotik oral yang dapat secara efektif membersihkan selulitis. Jenis antibiotik dan lama pemakaian disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Kebanyakan orang menggunakan antibiotik selama 7-14 hari. Jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, Anda mungkin perlu meminum antibiotik lebih lama.

Selain antibiotik, berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati selulitis, yaitu:

  • Perawatan luka: Menutupi luka pada kulit akan membantu mempercepat proses penyembuhan.
  • Istirahat: Ini dapat membantu mencegah selulitis menjadi serius dan membantu tubuh Anda pulih kembali.
  • Letakan kaki pada posisi yang lebih tinggi: Jika Anda memiliki selulitis di kaki Anda, posisikan kaki Anda lebih tinggi untuk membantu mengurangi pembengkakan dan mempercepat penyembuhan.
  • Perawatan untuk kondisi medis lain: Jika bakteri masuk ke dalam tubuh karena Anda memiliki kondisi kulit lain seperti kaki atlet, penting juga untuk menangani kondisi tersebut.

4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app