Vagina merupakan organ intim pada wanita yang sangat sensitif dan memiliki aroma khas. Namun kebanyakan wanita merasa tidak nyaman dengan bau yang dihasilkan vagina. Kondisinya kadang berubah-ubah dan tak jarang banyak wanita yang menggunakan produk tertentu agar bau vagina lebih harum. Padahal keamanannya dari produk tersebut belum tentu terjamin. Selain itu kaum wanita juga enggan memeriksakan kesehatan vagina jika mengalami bau tidak sedap.
Lantas seperti apakah aroma vagina yang normal dan sehat? Ketahui jawabannya dengan menyimak ulasan singkatnya dibawah ini.
Bau Vagina yang Normal
Banyak yang mengindikasikan aroma vagina berkaitan langsung dengan kesehatan area intim tersebut. Hal ini tidak sepenuhnya benar, sebab ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan aroma vagina. Sebenarnya bau vagina tidaklah seharum bunga-bungaan. Bau vagina yang normal adalah agak asam seperti cuka. Aroma tersebut bisa langsung tercium dari jarak 30 sentimeter saja.
Nah, bagi wanita yang merasa terganggu dengan bau asam tersebut, biasanya mereka akan memakai pembersih dan pewangi kewanitaan. Padahal aroma asam menunjukkan kondisi vagina yang sehat dan normal. Namun ada beberapa kasus vagina mengeluarkan aroma yang berubah-ubah misalnya seperti bau logam, anyir, dan sebagainya. Itu semua disebabkan oleh faktor makanan serta kandungan bakteri baik yang terdapat dalam vagina.
Penyebab Vagina Berbau Asam
Bau asam pada vagina sebenarnya disebabkan oleh cairan yang diproduksi vagina serta koloni bakteri alami. Baik cairan vagina maupun koloni bakteri alami memiliki sifat asam dengan kadar pH 4,5. Kondisi asam pada vagina justru memiliki manfaat yang baik yaitu untuk mencegah infeksi virus atau bakteri. Jika kadar keasamannya terganggu, vagina menjadi rentan terkena serangan bakteri jahat, virus, dan mikroorganisme lainnya.
Pada wanita yang mengalami menstruasi, aroma vagina akan berubah dan semakin kuat setelah haid selesai. Keadaan ini dipengaruhi oleh perubahan hormon serta peluruhan pada dinding rahim. Sebab itulah jika bau vagina tiba-tiba berubah, ketahui dulu penyebabnya. Tidak semua menandakan kondisi yang berbahaya karena masing-masing wanita memiliki aroma vagina yang berbeda pula.
Perlukah Memakai Pembersih Kewanitaan?
Sabun kewanitaan justru akan mengacaukan kondisi pH alami vagina. Selain itu produk tersebut tidak bisa membedakan antara bakteri baik dan jahat. Aroma wangi yang dihasilkan hanya bersifat sementara saja. Karena itulah menggunakan pembersih kewanitaan tidaklah perlu sebab dikhawatirkan bisa memberi dampak buruk bagi vagina.
Tanpa menggunakan sabun pembersih, sebenarnya vagina memiliki kemampuan sendiri untuk membersihkan diri dari kuman dan bakteri. Kandungan bakteri baik yang ada pada vagina berperan aktif untuk mencegah perkembangan bakteri jahat. Dengan begitu bau menyengat yang biasa disebabkan oleh bakteri jahat bisa diatasi.
7 Aroma Vagina yang Biasa Dialami Wanita
Bukan pertanda buruk jika vagina mengeluarkan bau yang berubah-ubah. Namun wanita juga harus waspada jika aroma vagina terlalu menyengat dan tidak sedap. Berikut ini berbagai macam aroma vagina dan maknanya bagi kesehatan.
Aroma manis
Bau manis pada vagina bisa disebabkan karena konsumsi buah-buahan yang asam seperti nanas dan jeruk. Sementara jika mengkonsumsi jenis bawang-bawangan, aroma vagina menjadi tidak sedap.
Aroma cairan pemutih
Aroma menyengat seperti cairan pemutih biasa terjadi karena penggunaan kondom ataupun pelumas saat melakukan hubungan intim.
Aroma ragi atau roti basi
Infeksi jamur yang menyerang area intim menyebabkan vagina mengeluarkan bau tak sedap seperti ragi ataupun roti yang sudah basi.
Aroma anyir
Bau anyir menandakan terjadi infeksi pada vagina karena ketidakseimbangan pH. Jenis infeksi yang biasa dialami ada dua yaitu bacterial vaginosis dan trichomoniasis.
Aroma logam
Saat wanita mengalami menstruasi, vagina akan mengeluarkan bau logam dan menyerupai aroma darah.
Jadi aroma vagina yang normal sebenarnya bersifat asam karena dipengaruhi koloni bakteri baik yang hidup didalamnya. Selain itu bau vagina juga kadang berubah-ubah, bergantung dengan kondisi tubuh wanita dan faktor lainnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.