Sindrom Tourette- Penyebab, Gejala dan, Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 31, 2019 Waktu baca: 3 menit

Sindrom Tourette merupakan gangguan saraf motorik dan vokal yang cepat, berulang, dan dapat menetap selama bertahun-tahun. Sindrom ini juga dikenal sebagai perilaku Tic dan paling sering menjangkit pada anak laki-laki dibanding perempuan.

Puncak terjadinya tic ini terjadi pada usia 8 hingga 12 tahun. Kondisi ini hilang timbul dan diperkirakan munculnya penyakit ini dikaitkan oleh faktor genetik. Sindrom ini dapat membaik dapat dapat juga semakin buruk seiring berjalannya usia dilihat dari faktor nerurologis yang terjadi.

Penyebab Sindrom Tourette 

Sindrom Tourette dikaitkan oleh beberapa faktor, yaitu dari Neurologis, Psikologis, dan Biokimia. Banyak pendapat bahwa Sindrom Tourette diakibatkan adanya bawaan genetik yang diwariskan orang tua kepada anaknya. Beberapa juga menilai bahwa Sindrom Tourette berasal dari gangguan neurologis akibat ketidakseimbangan Neurotransmiter Dopamin.

Kelainan fungsi dan struktur di otak juga memicu terjadinya perilaku tic. Selain itu pakar autoimun juga menilai bahwa Sindrom Tourette dibawa oleh faktor autoimun akibat infeksi Streptokokus.

Faktor resiko lain dari muncul Sindrom Tourette pada anak-anak juga dikaitkan dengan gangguan stres psikologis dan hipoksia pada masa kehamilan dan juga paparan zat kimia seperti rokok.

Fenomena ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder) juga berkaitan dengan Sindrom Tourette. ADHD terjadi pada anak-anak yang menimbulkan perilaku hiepraktif jangga panjang. Gangguan ini hampir mirip seperti autisme. Penyakit gangguan psikologis lain juga ditemukan pada penderita Sindrom Tourette seperti OCD (Obsessive Compulsive Disorder), gangguan mood, gangguan belajar, dan cemas menyeluruh.

Gejala Sindrom Tourette

Munculnya Sindrom Tourette disertai oleh gejala yang terlihat pada saat pemeriksaan fisik. Gejala klinis utama yaitu adanya tic vokal dan tic motorik yang dapat berlangsung selama lebih dari satu tahun.

  • Tic motorik
    Gangguan Tic motorik dapat terlihat dengan adanya gerakan yang cepat tanpa ritme seperti mengedipkan mata, menolehkangt;kepala, menyengir ,dan mengangkat bahu). Gerakan Tic motorik kompleks secara kombinasi juga dapat terjadi seperti gerakan melompat, memutar-mutar kepala, dan mengikuti gerakan pada benda yang dilihat.

  • Tic vocal
  • Kelainan Tic vocal didasari oleh respon suara seperti menirukan suara burung atau binatang peliharaan, mengikuti ucapan orang lain, dan reflek berbicara kasar (sering pada orang yang latah).

    Tic vocal fonik juga sering dijumpai pada masyrakat sekitar seperti kebiasaan mengendus hidung seakan sedang pilek, mengorok, membuang reak, dan sendawa. Perburukan terjadi apabila kondisi ini bersamaan dengan adanya stres dan emosional yang terganggu, lalu akan mereda bila menyendiri.

Gejala pada Sindrom Tourette lebih memacu pada proses aktivitas yang berulang-ulang tanpa sadar dan mendadak yang tidak bisa dikendalikan. Gejala yang semakin berat dapat ditemukan penderita dapat memukul-mukul anggota tubuh sendiri seperti memukul perut, memukul kepala, mata, dan berlari menabrak diri sendiri ke tembok.

Gangguan ini tanpa kita sadari sering terjadi dan ditemukan pada masyarakat sekitar dan dapat menimbulkan bahaya bagi penderita. Banyak sekali kasus cedera yang terjadi pada kebiasaan buruk akibat gejala Sindrom Tourette.

Pemeriksaan Penunjang

Berbagai macam pemeriksaan diperlukan untuk menilai suatu diagnosis seperti pada kasus diatas. Diagnostik kriteria dari Sindrom Tourette adalah dimulainya Tic sebelum usia 18 tahu.

Tic tidak disebabkan oleh obat-obatan, zat, dan kondisi medis, tic dialami beberapa kali dalam sehari dan hampir tiap hari atau berselang-seling yang terjadi selama lebih dari satu tahun, dan mengalami motor atau voca tic walaupun tidak disaat yang bersamaan.

Pemeriksaan diagnostik untuk Sindrom Tourette dapat dilakukan kuisioner mengenai kasus yang sama, pemeriksaan darah lengkap, pencitraan dengan MRI untuk melihat kelainan organ di otak yang dapat semakin parah bila sudah beranjak dewasa.

Pemeriksaan lain yang lebih sensitif seperti VBM (Voxel-based morphometry) dan MTI (magnetization Transfer Imaging) juga dapat dilakukan.

Penanganan Sindrom Tourette

Penanganan pada Sindrom tourette hanya memerlukan aterapi konseling dan edukasi klinis. Teknik psikoterapi juga dapat membantu memperbaiki gangguan psikologis. 

Terapi dengan metode CBT (Cognitive Behavioral Therapy) paling sering digunakan untuk melatih bicara dan mengurangi kebiasaan yang spontan. 

Selain itu beberapa obat-obatan juga dapat membantu mengurangi gejala seperti Klonazepam dan Benzodiazepin.             


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Imm, N. Patient (2015). Tourette’s Syndrome. (https://patient.info/doctor/tourettes-syndrome-and-other-tic-disorders)
Johnson, et al. Healthline (2016). Tourette Syndrome. (https://www.healthline.com/health/gilles-de-la-tourette-syndrome)
Mayo Clinic (2017). Diseases Conditions. Tourette Syndrome. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tourette-syndrome/symptoms-causes/syc-20350465)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app