Ketika seseorang mengalami suatu masalah atau tekanan tertentu dalam hidup, tubuh secara tidak langsung akan memberikan efek perubahan pada tubuh. Hal tersebut merupakan reaksi tubuh yang disebut dengan stres. Selain beberapa kondisi tersebut, stres juga merupakan suatu situasi di mana pikiran seseorang merasa putus asa, gugup, marah, tidak tenang, dan terlalu bersemangat terhadap suatu hal.
Beberapa situasi yang sedang dihadapi akan membuat tubuh merespon baik secara fisik dan mental. Secara fisik, beberapa respon tubuh dapat berupa nafas dan detak jantung yang lebih cepat, otot menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat. Namun demikian efeknya pun tidak terlalu buruk karena hanya bersifat sementara dan akan berakhir setelah faktor penyebab stres sudah bisa dilewati.
Tetapi ada juga kondisi di mana stres berlangsung cukup lama, sehingga stres yang berkepanjangan ini juga memungkinkan untuk mengganggu kesehatan fisik dan melemahkan daya tahan tubuh, bahkan lebih parahnya lagi, tubuh akan mengalami gangguan pencernaan, masalah reproduksi, maupun gangguan tidur (insomnia).
Apa saja pemicu yang dapat menimbulkan stress?
Pemicu stres umumnya berupa masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti masalah keluarga, hubungan sosial dengan lingkungan, masalah keuangan/financial, kondisi penyakit tertentu, maupun kondisi berat lain yang dipikirkan. Stres dapat dialami oleh semua orang, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa tetapi bergantung pada kondisi dan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah pemicu stress tersebut.
Kondisi stress sebenarnya tidak terlalu membahayakan jika seseorang mampu mengendalikan diri dan menemukan cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu, stress juga biasanya bersifat sementara, hanya beberapa kondisi stres yang parah dapat menimbulkan frustasi berlebih.
Stres yang berkepanjangan bisa mengganggu kesehatan fisik karena mengurangi kemampuan tubuh dalam melawan penyakit serta melemahkan sistem imun tubuh. Reaksi tubuh terhadap pemicu stress dapat dilakukan dengan cara melepas hormon kortisol dan hormon adrenalin. Beberapa kondisi gangguan kesehatan yang mungkin dialami ketika stress adalah adanya gangguan pencernaan, saluran pernapasan, sistem reproduksi, hingga sulit tidur.
Baca juga: Pengaruh Stress Bagi Kesehatan
Gejala stress yang harus diwaspadai
Gejala stres akan bergantung pada penyebab dan sikap dalam mengatasinya. Beberapa gejala stress dapat terlihat dari berbagai sisi, termasuk sisi emosi, fisik, maupun kognitif. Berikut ini adalah gejala stres yang perlu diperhatikan dan diwaspadai:
Gejala stress dari sisi emosi meliputi:
- Perasaan gusar atau gelisah
- Frustasi
- Suasana hati yang mudah berubah
- Pikiran sulit tenang dan sering deg-degan
- Rendah diri
- Merasa kesepian
- Merasa tidak berguna
- Mudah bingung
- Hilang kendali atas diri
- Menghindari berinteraksi dengan orang lain
- Depresi
Gejala stress dari sisi fisik meliputi:
- Rasa lemas
- Pusing
- Migraine atau sakit kepala sebelah
- Diare, mual, dan sembelit
- Nyeri otot
- Jantung berdebar kencang
- Sering batuk dan pilek
- Gangguan tidur (insomnia)
- Hasrat seksual menurun
- Tubuh gemetaran
- Telinga berdengung
- Kaki tangan terasa dingin dan berkeringat
- Mulut kering dan susah menelan
Gejala stress dari sisi kognitif meliputi:
- Mudah lupa
- Susah fokus
- Pesimis
- Selalu memiliki pandangan negatif
- Membuat keputusan yang buruk
- Gangguan perilaku, seperti hilangnya nafsu makan, menghindari tanggung jawab, merokok dalam jumlah banyak dan minum alkohol secara berlebihan, serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku dan berjalan mondar-mandir
Diagnosa dan cara mengatasi stress
Stres memang sulit dihindari, namun alangkah baiknya untuk mengetahui cara penanganan stres agar tidak menjadi stres berkepanjangan yang dapat memberikan efek buruk pada kesehatan mental maupun fisik. Berikut ini beberapa metode dalam menangani stres yang bisa dicoba:
- Sesi konseling. Tak perlu takut memeriksakan diri atau berkonsultasi dengan psikiater jika itu memang dibutuhkan karena pengaruh stres dapat mempengaruhi fungsi kerja organ dalam tubuh. Setelahnya, psikiater mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan laboratorium atau rekam jantung
- Penanganan lanjutan oleh psikiater. Setelah ditangani dari sisi mental, kesehatan fisik juga menjadi prioritas lain untuk diperhatikan. Maka dari itu, psikiater akan menyarankan pasien dan mengarahkannya untuk merubah cara pandang dan respon pasien terhadap situasi penyebab stres tersebut sehingga tubuh akan tetap sehat. Salah satu caranya adalah dengan berolahraga secara rutin
- Metode penanganan. Untuk menangani stres berat dapat dilakukan dengan metode seperti perubahan gaya hidup, relaksasi, dan psikoterapi
Apa saran yang dianjurkan untuk hidup sehat tanpa stress?
- Olahraga teratur
- Pola makan dengan gizi seimbang
- Batasi minuman dengan kandungan kafein
- Hindari alkohol dan NAPZA (obat terlarang)
- Tidur dan istirahat cukup
- Lakukan kegiatan atau hobi yang menyenangkan
- Teknik relaksasi, seperti meditasi, aromaterapi, dan yoga
- Psikoterapi. Dalam pengobatan stress, pasien akan menjalani pengobatan rutin dalam beberapa sesi bersama psikiater untuk memulihkan kondisi mental dan fisik
Baca juga: 10 Manfaat Olahraga Rutin Bagi Tubuh
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.