Suntik Meningitis: Kegunaan, Prosedur, dan Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 25, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Suntik Meningitis: Kegunaan, Prosedur, dan Efek Samping

Penyakit meningitis adalah bentuk infeksi yang bisa terjadi karena masuknya virus seperti virus influenza, virus herpes simplex, virus campak, jamur, atau bakteri seperti Neisseria meningitidis, Listeria monocytogenes, Streptococcus pneumoniac, dan lainnya ke dalam tubuh. Tetapi secara umum, penyebab utama meningitis adalah infeksi bakteri Neisseria meningitidis yang dapat dicegah dengan vaksin meningitis.

Meningitis akan menyebabkan terjadinya peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis bisa terjadi pada siapa saja, terutama mereka yang memiliki sistem imun lemah, seperti pada anak-anak, orang lanjut usia, maupun penderita HIV/AIDS.

Apa itu meningitis?

Penyakit meningitis atau meningococcal juga bisa menyebabkan masalah kesehatan terutama pada sistem saraf, retardasi mental, kejang, hingga stroke. Tetapi penyakit meningitis masih bisa dicegah dengan pemberian suntik meningitis. Suntik meningitis adalah nama lain dari vaksin meningitis (Meningococcal Vaccine) yang merupakan suatu prosedur penyuntikan antigen yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh dalam membentuk antibodi terhadap penyakit menginococcal atau meningitis.

Gejala atau tanda meningitis antara lain demam dan menggigil, mual dan muntah, sakit kepala, sensitif terhadap cahaya, mudah pingsan, hingga perubahan kondisi mental. Penyakit meningitis sendiri sebenarnya tidak mudah menular, tetapi bisa menyebar melalui kontak dengan hasil sekresi tenggorokan dan saluran napas lainnya yang terinfeksi oleh bakteri penyebab, seperti melalui batuk, berciuman, atau bersin, sehingga perlu menjaga jarak dengan penderita meningitis.

Baca juga: 10 Ciri-Ciri Meningitis Yang Perlu Diwaspadai

Kegunaan Suntik Meningitis

Vaksin sendiri merupakan suatu cara untuk mencegah penyakit tertentu. Di dalam vaksin mengandung antigen yang merupakan substansi pencetus peningkatan sistem imun dan menyebabkan terbentuknya antibodi. Antibodi tersebut bertujuan melindungi tubuh dengan cara membunuh bakteri yang menginvasi kekebalan tubuh.

Suntik meningitis (Meningococcal Vaccine) memiliki tingkat keefektifan sebesar 85-90 persen dalam mencegah penyakit meningitis (radang selaput otak). Meski vaksin meningitis ini tidak bisa melindungi tubuh dari semua strain bakteri penyebab meningitis karena meningitis juga bisa disebabkan oleh virus atau bakteri lain, tetapi risiko terkena meningitis pun akan jauh menurun setelah vaksin meningitis dilakukan.

Ada beberapa penyebab meningitis lain yang bisa dicegah melalui vaksin, yaitu vaksin Hib dan vaksin pneumococcus yang disarankan menjadi bagian dari vaksin rutin pada anak-anak. Untuk memastikan perlindungan dan pencegahan dari penyakit meningitis, maka segera periksakan diri dan anak ke dokter  dan lakukan vaksinasi meningitis.

Jenis dan Prosedur Pemberian Suntik Meningitis

Ada beberapa jenis vaksin yang bertujuan untuk mencegah infeksi Neisseria meningitidis, yakni:

  • Vaksin meningitis polisakarida (MPSV4/Meningococcal polysaccharide vaccine)
  • Vaksin meningitis konjugasi (MCV4/Meningococcal conjugate vaccine)

Dari kedua jenis vaksin yang penting dalam mencegah meningitis, vaksin meningitis konjugasi mengandung 4 jenis serotipe bakteri Neisseria meningitidis yang paling umum, yaitu serotipe A, C, Y dan W135. Sementara serotipe B pada vaksin polisakarida haya berfokus pada 1 jenis serotipe tertentu yang memiliki jangka proteksi yang lebih singkat dan kurang efektif jika diberikan pada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun. Oleh karena itu, pemberian suntik meningitis jenis polisakarida ini biasanya diberikan pada anak yang telah berusia di atas 2 tahun, orang dewasa, serta lansia di atas usia 55 tahun.

Panduan pemberian suntik meningitis sesuai usia:

  • Untuk bayi usia 9–23 bulan, suntik meningitis diberikan secara intramuskular. Bila diperlukan, dosis pengulangan bisa diberikan pada saat anak berusia 3 atau 5 tahun
  • Untuk usia 2-55 tahun, suntik meningitis diberikan secara intramuskular dengan dosis pengulangan setiap 5 tahun kemudian
  • Untuk usia 55 tahun ke atas, suntik meningitis diberikan secara subkutan dan diulang setiap 5 tahun kemudian

Siapa yang Harus mendapatkan Suntik Meningitis?

Meskipun MCV4 merupakan vaksin yang lebih banyak dipilih oleh sebagian besar orang dalam mencegah meningitis, namun jika jenis vaksin meningitis ini tidak ada, maka vaksin meningitis jenis lainnya bisa digunakan, seperti halnya vaksin MPSV4.

Suntik meningitis rutin dengan vaksin MCV4 direkomendasikan pada anak-anak berusia 11-12 tahun dengan dosis pengulangan diberikan antara usia 16-18 tahun. Vaksinasi juga direkomendasikan untuk beberapa kelompok berikut ini, yakni:

  • Mahasiswa atau pelajar yang tinggal di asrama
  • Militer atau polisi yang tinggal di barak
  • Pasien yang mengalami kerusakan limpa
  • Pasien yang telah menjalani operasi pengangkatan limpa
  • Pasien dengan gangguan sistem imun tubuh
  • Para ahli mikrobiologi yang sering terpapar oleh bakteri Meningococcus
  • Seseorang yang sering bepergian ke area rawan penyakit meningitis

Selain dikhususkan terutama bagi mereka yang memiliki kondisi di atas, suntik meningitis juga bisa diberikan pada ibu hamil. Namun sejak MCV4 dan MenB menjadi vaksin baru yang mulai banyak digunakan, maka data tentang efek suntik meningitis terhadap wanita hamil menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, pemberian vaksin tersebut hanya diperututukkan ketika sangat dibutuhkan saja.

Seseorang yang alergi terhadap komponen vaksin meningitis sebaiknya tidak mendapatkan suntik meningitis, begitupun dengan mereka yang memiliki riwayat penyakit Sindrom Guillain Barre. Orang yang sedang sakit pilek atau hidung tersumbat pun bisa tetap mendapatkan suntik meningitis, namun jika sedang mengalami penyakit sedang atau berat maka pemberian suntik meningitis sebaiknya ditunda hingga tubuh sudah kembali fit. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan suntik meningitis.

Apa saja Efek Samping dari Suntik Meningitis?

Seperti halnya pemberian vaksin lain, potensi untuk terjadinya reaksi alergi berat bisa saja terjadi dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam pasca pemberian suntik meningitis, namun kejadian timbulnya reaksi alergi berat cukup jarang terjadi. Tetapi efek samping lain yang mungkin terjadi setelah suntik meningitis, antara lain:

  • Rasa sakit, kemerahan, dan rasa terbakar pada area bekas suntikan
  • Demam ringan selama 1-2 hari pasca pemberian suntik meningitis
  • Rasa kedinginan, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri sendi juga mungkin terjadi

Pada beberapa orang, efek samping yang cukup parah adalah hilangnya kesadaran (pingsan), sehingga ada baiknya untuk berbaring atau duduk sejenak setidaknya 15 menit setelah menerima vaksin meningitis karena dapat membantu mengurangi efek samping yang mungkin terjadi. Beberapa efek samping di atas dapat hilang dengan sendirinya setelah 1-2 hari, tetapi jika belum hilang, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari bahaya vaksinasi.

Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati Meningitis


53 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app