Sedang asyik makan keju, tiba-tiba si kecil merengek ingin makan keju juga? Anda mungkin jadi bingung, antara ingin memberikannya atau justru menolaknya karena merasa anak belum waktunya makan keju. Pada dasarnya, keju bisa menjadi sumber protein yang baik untuk tumbuh kembang anak. Namun, sebelum memberikan keju untuk anak, ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi. Apa saja?
Kapan anak boleh makan keju?
Selama 6 bulan (26 minggu) pertama setelah kelahiran, ibu dianjurkan untuk hanya memberi ASI kepada bayinya. Setelah berhasil menyelesaikan ASI eksklusif selama 6 bulan, barulah Anda boleh mengenalkan si kecil dengan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Para ibu mungkin masih bingung untuk memberikan makanan apa yang baik untuk anak. Salah satunya soal memberikan keju pada anak, apakah boleh? Kalau boleh, kira-kira di usia berapa anak boleh makan keju?
Menurut Akademi Dokter Anak Amerika, kebanyakan bayi diperbolehkan makan keju. Namun, perhatikan dulu kemampuannya dalam mengunyah atau melumat makanan.
Sebaiknya berikan keju ketika si kecil sudah terbiasa mengunyah atau melumat makanan, biasanya sekitar usia 6-9 bulan. Perhatikan juga minat anak untuk makan keju, jangan dipaksakan bila si kecil tidak menyukainya.
Baca Juga: Kapan Bayi Boleh Makan Keju?
Syarat memberikan keju untuk anak
Di Indonesia sendiri, keju masuk ke dalam daftar sumber protein yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan untuk balita. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum memberikan keju untuk anak, antara lain:
- Pilih keju dengan label sudah dipasteurisasi. Setelah itu, potong kecil-kecil seukuran jari anak Anda agar ia tidak tersedak.
- Awali dengan memberikan makanan lain, seperti sereal bayi, puree (bubur) daging, puree sayuran, dan puree buah-buahan.
- Perhatikan kemungkinan munculnya tanda-tanda reaksi alergi pada anak. Anda boleh lanjut memberikan keju untuk anak jika si kecil tidak memberikan tanda-tanda alergi makanan.
Jika anak Anda mengalami eksim kronis atau alergi makanan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan keju untuk anak. Hal ini karena keju adalah jenis makanan berbahan dasar susu yang paling banyak menimbulkan reaksi alergi pada anak.
Apabila si kecil ternyata menderita alergi susu maupun produk olahan susu lainnya, biasanya akan muncul tanda alergi susu berupa:
- Badan gatal, bengkak, dan muncul bintik-bintik merah
- Muntah-muntah
- Diare
- Susah bernapas
- Sakit perut
- Napas bunyi ngik-ngik (mengi)
- Batuk
- Mata berair
- Kehilangan kesadaran
Gejala yang muncul akibat reaksi terhadap alergi pada tiap anak berbeda-beda. Ada yang ringan hingga berat, ada yang gejalanya langsung muncul setelah minum susu atau olahan susu lain tapi ada juga yang reaksinya baru muncul beberapa jam atau beberapa hari setelahnya.
Bila gejala alergi susu pada anak munculnya belakangan, ada dugaan si kecil akan mengalami mencret (bisa disertai darah), ruam kulit seperti eksim, tersedak atau muntah, serta menangis terus-menerus atau kolik. Hindari memberikan susu formula atau produk olah susu lainnya kepada anak Anda.
Kapan harus ke dokter?
Jangan tunda untuk memeriksakan anak Anda ke rumah sakit bila si kecil mulai menunjukkan gejala alergi yang serius setelah makan keju, seperti mulut atau tenggorokan bengkak, susah untuk bernapas, atau gejala lain yang muncul lebih dari satu.
Bila usia anak sudah cukup untuk makan makanan lain selain ASI, segera konsultasikan ke dokter dan ahli gizi untuk mengetahui makanan apa saja yang boleh dan harus dihindari untuk anak seusianya. Hal ini termasuk memberikan keju untuk anak.
Baca Juga: 10 Makanan untuk Otak Anak Supaya Cerdas
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.