Tes kesehatan sebelum menikah seringkali diabaikan oleh mereka yang ingin membangun rumah tangga dengan pasangan pilihan. Padahal, poin ini sangat penting. Tes kesehatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak, Anda dan pasangan, diperlukan baik secara mental maupun fisik demi terlaksananya kehidupan pernikahan yang bahagia secara jasmani maupun rohani.
Jenis Tes Kesehatan Sebelum Menikah
Berikut ini enam jenis tes yang harus Anda lakukan untuk memungkinkan terjadinya pernikahan yang sehat.
Booking Klinik Pranikah dan Kesuburan via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket pranikah dan kesuburan hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
1. Tes kondisi genetik yang diwariskan ke keturunan
Tes ini diperlukan untuk dapat mengetahui apakah Anda atau pasangan membawa gen yang dapat menjadi penyakit bawaan pada anak yang lahir nantinya. Penyakit genetik yang mungkin terjadi meliputi thalassemia, kanker, diabetes, penyakit mental dan lainnya.
2. Tes penyakit menular seksual
Meski Anda mungkin berpendapat bahwa tes ini tidak perlu dilakukan jika Anda dan pasangan tidak pernah berhubungan intim dengan orang lain, namun sebaiknya tetap tes diri Anda dan pasangan. Anda dapat mengidap HIV, hepatitis C, herpes, gonore dan lainnya tanpa sepengetahuan Anda, dan bahkan dapat diturunkan kepada anak. Karenanya, sebaiknya lakukan tes ini.
3. Tes pengelompokkan darah
Tes yang biasa disebut sebagai blood grouping. Test ini diperlukan untuk mengecek apakah Anda memiliki faktor rhesus atau Rh factor yang serupa. Artinya, dapat terkandung tanda negatif maupun positif yang tergantung dari hasilnya. Sebisa mungkin lakukan tes ini sebelum Anda dan pasangan memutuskan untuk hamil, karena adanya Rh factor yang saling berlawanan antara ibu dan calon bayi dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi parah, bahkan kematian janin.
4. Pemeriksaan kesuburan
Pemeriksaan kesuburan seringkali dianggap menjadi salah satu penyebab kandasnya rencana pernikahan, tapi lebih baik tahu lebih awal dibandingkan mengalami syok atau kekecewaan setelah menikah. Melalui tes ini, Anda dapat mengetahui apakah kehidupan intim Anda sebagai suami istri akan memungkinkan Anda untuk memiliki anak.
Jika pasangan Anda atau Anda merupakan wanita dengan siklus haid yang tidak teratur, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan. Tes darah untuk hormon reproduktif, FSH (follicular stimulating hormones), LH (leutenising hormone), prolactin, TSH (thyroid stimulating hormone) dan AMH diperlukan untuk mengetahui mengapa ovulasi tidak teratur terjadi. Bagi para pria, dapat melakukan pemeriksaan sperma untuk mengetahui apakah jumlah sperma mereka normal.
5. Tes keberadaan penyakit kronis
Tes ini meliputi pemeriksaan fisik seperti ada tidaknya penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung, ginjal, liver dan lainnya. Dengan mengetahui bagaimana kondisi pasangan, pasangan lainnya dapat mempersiapkan diri seandainya dibutuhkan perawatan yang lebih setelah menikah bagi pasangannya.
6. Tes psikologi
Tes psikologi ternyata tidak hanya sesuai untuk orang yang akan diterima bekerja saja, namun juga untuk pasangan yang akan segera menikah. Anda dapat mengetahui kondisi mental pasangan dan kerentanan mereka terhadap penyakit mental seperti depresi, skizofrenia hingga gangguan perilaku sehingga dapat melakukan antisipasi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.