Bagi Anda yang selama ini sering merokok dalam keseharian mungkin sudah tidak asing dengan berbagai jargon yang menyebutkan bahwa merokok itu berbahaya dan bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit berbahaya seperti kanker, impotensi, serangan jantung hingga gangguan kehamilan.
Namun bagi para perokok, berhenti merokok merupakan sebuah hal yang sangat sulit dilakukan meskipun bahayanya sudah diketahui.
Kebiasaan merokok memang sangat sulit dilepaskan karena rokok dapat menimbulkan candu. Dimana candu tersebut disebabkan oleh nikotin yang juga berperan sebagai zat adiktif.
Untuk itulah ketika Anda ingin berhenti merokok maka tidak hanya membutuhkan tekad yang kuat melainkan juga bantuan supaya Anda bisa benar-benar lepas dari rokok. Salah satu bantuan untuk membantu perokok agar berhenti merokok yaitu dengan menggunakan vape bebas nikotin.
Benarkah Vape Bebas Nikotin dan Efektif untuk Berhenti Merokok?
Berdasarkan laporan dari WHO menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada bukti yang benar-benar bisa menunjukkan bahwa rokok elektrik atau vape dapat membantu perokok untuk berhenti merokok. Tetapi dibalik itu ternyata ada kunci yang bisa membantu perokok agar berhenti merokok memakai vape yaitu bukanlah memakai cairan vape bebas nikotin.
Justru perokok yang ingin berhenti merokok menggunakan vape sebaiknya menaikkan dosis nikotin di dalam vape tersebut lalu digunakan secara rutin setiap harinya. Melalui cara ini maka pecandu rokok bisa berhenti dari kebiasaan merokok.
Selain cara tersebut, untuk menghentikan kebiasaan merokok bisa dilakukan dengan memakai model vape terpasang dengan tangki cairan vape yang dapat diisi ulang.
Dengan tangki isi ulang tersebut maka memungkinkan pemakai vape bisa menyesuaikan kadar nikotin dan rasa di dalam cairan sesuai kebutuhan yang juga bisa memberikan dosis nikotin yang lebih tinggi.
Beberapa cara tersebut merupakan langkah untuk berhenti merokok sesuai hasil survei dari sekitar 1.500 perokok di Inggris yang dilakukan pada bulan Desember 2011. Selanjutnya survei tersebut ditindaklanjuti setahun kemudian.
Dimana penelitian pertama menemukan hasil bahwa dari 65% partisipan yang memakai vape setiap hari dapat berhasil berhenti merokok dalam satu tahun ke depan dibandingkan dari 44% perokok. Bahkan 14% dari mereka sudah mengurangi konsumsi tembakau bahkan hingga setengah kali.
Untuk studi kedua menemukan bahwa hanya 25% dari 587 pemakai vape model tangki yang dipakai sehari-hari. Namun dari prosentase tersebut diketahui bahwa 28% dari mereka sudah berhenti merokok tembakau setahun kemudian dibandingkan 13% perokok yang tidak memakai vape sama sekali.
Berdasarkan dua temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemakai vape bisa memungkinkan berhenti merokok. Tetapi hasil tersebut belum cukup bukti dapat membantu perokok untuk berhenti merokok.
Bila anda sudah sering memakai vape sebagai cara untuk berhenti merokok tembakau tetapi tak kunjung berhasil maka silahkan gunakan metode berhenti merokok lainnya.
Cara Agar Bisa Berhenti Merokok Memakai Vape
Pakailah cairan vape yang mengandung muatan nikotin tertinggi yang bisa anda peroleh ketika membeli isi ulang. Pakailah secara vape rutin setiap hari.
- Sesudah Anda rutin memakai vape tersebut dengan dosis nikotin yang paling tinggi serta Anda bisa memakai vape dengan lihai, maka secara perlahan cobalah kurangi dosis nikotinnya. Melalui cara ini maka tubuh Anda akan terbiasa dengan penurunan dosis nikotin. Meskipun membutuhkan waktu tetapi dengan menurunkan dosis nikotin maka tubuh akan merasa nyaman.
- Ketika sudah berganti ke dosis yang rendah maka pakailah vape dengan rutin selama beberapa bulan seperti pada langkah nomor 1.
- Saat Anda terbiasa dosis sedang dalam kurun waktu yang lama, maka isis ulang tangki cairan vape memakai dosis nikotin terendah lalu gunakan secara rutin.
- Selanjutnya Anda harus mulai meninggalkan rokok elektronik saat berada di luar rumah.
- Isilah tangki vape memakai cairan bebas nikotin sehingga secara perlahan Anda bisa terlepas dari kebiasaan merokok. Namun sediakan botol isi ulang cairan vape yang bebas nikotin sebagai persediaan untuk beberapa waktu ke depan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.