Amandel atau tonsil adalah sepasang kelenjar yang terletak di sisi kiri dan kanan bagian belakang tenggorokan. Amandel berfungsi untuk membantu tubuh mencegah infeksi, terutama pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena pada usia anak-anak, sistem imun tubuh belum mampu bekerja dengan optimal sehingga amandel akan membantu fungsi kerja sistem limfa dalam memerangi infeksi.
Sementara itu, radang amandel atau tonsilitis adalah kondisi di mana terjadinya infeksi atau peradangan pada amandel, biasanya dialami oleh anak-anak usia 5-15 tahun atau juga oleh orang dewasa. Sebagian besar penyebab radang amandel (tonsilitis) adalah infeksi virus dan hanya sekitar 15 persen yang disebabkan oleh bakteri.
Apa itu tonsilitis (radang amandel)?
Amandel atau tonsil yang mengalami peradangan akan mengalami pembesaran dan menimbulkan rasa sakit. Meski tonsilitis disebabkan oleh virus atau bakteri, tetapi tanda atau gejala radang amandel biasanya tidak jauh berbeda. Selain itu, tonsilitis juga dapat menimbulkan gejala lain seperti demam, suara serak, batuk, radang tenggorokan, sakit kepala, bau mulut, dan kesulitan menelan bahkan kehilangan nafsu makan.
Kondisi peradangan pada amandel ini tentunya membuat rasa tidak nyaman pada tenggorokan dan termasuk dalam penyakit menular. Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung secara dekat dengan orang yang telah terinfeksi, tetapi biasanya radang amandel akan mereda setelah beberapa hari.
Jenis tonsilitis (radang amandel)
Berdasarkan gejalanya, tonsilitis atau radang amandel dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tonsilitis akut (kurang dari 2 minggu)
Radang amandel akut lebih sering terjadi dengan gejala yang berlangsung kurang dari 10 hari. Kondisi ini akan lebih mudah sembuh karena biasanya dapat diobati di rumah hanya dengan menggunakan antibiotik.
2. Tonsilitis kronis (lebih dari 2 minggu)
Tonsilitis kronis berlangsung lebih lama dibandingkan tonsilits akut yakni di atas 2 minggu. Penderita tonsilitis kronis juga akan merasakan gejala seperti radang tenggorokan, bau mulut, dan munculnya benjolan lunak di leher akibat pembengkakan getah bening. Selain itu, radang amandel kronis juga memungkinkan terjadi batu amandel di mana terjadi penumpukan sel, air liur, dan sisa makanan pada amandel yang mengeras dan membentuk batu-batu kecil, tapi hal ini akan menghilang dengan sendirinya.
3. Tonsilitis berulang
Disebut tonsilitis berulang jika penderita mengalami radang tenggorokan atau amandel sekitar 5-7 kali dalam setahun atau termasuk sering terjadi. Jika radang amandel terjadi berulang maka untuk mengatasi kondisi tersebut mungkin bisa dilakukan prosedur operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi).
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat tonsilitis
Selain menyebabkan gangguan pada tenggorokan, radang amandel atau tonsilitis juga dapat menimbulkan beberapa efek kesehatan, di antaranya:
- Sulit bernapas terutama ketika tidur (sleep apnea)
- Infeksi di jaringan sekitar amandel (selulitis tonsil)
- Munculnya nanah di sekitar area peradangan (abses peritonsil)
Baca juga: Mengenal Sleep Apnea
Bagaimana cara mengobati tonsilitis (radang amandel)?
Jika merasakan gejala tonsilitis, pemeriksaan fisik terutama bagian tenggorokan akan dilakukan, termasuk melakukan pemeriksaan kultur tenggorokan atau menyeka lembut bagian belakang tenggorokan demi mendapatkan sampel yang akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui penyebab tonsilitis. Tes darah juga mungkin dilakukan untuk memastikan penyebabnya, apakah infeksi virus atau bakteri.
Setelah diagnosis sudah dipastikan, maka pengobatan medis yang bisa dilakukan untuk mengobati tonsilitis (radang amandel) antara lain:
1. Obat-obatan
Jika radang amandel disebabkan oleh infeksi bakteri, maka antibiotik bisa menjadi pilihan dalam melawan infeksi. Hal itu disebabkan karena antibiotik dapat membantu meredakan gejala peradangan dengan lebih cepat. Salah satu obat amandel yang biasa digunakan adalah antibiotik jenis penicillin. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa mengonsumsi antibiotik dapat meningkatkan risiko resistensi pada obat, termasuk menimbulkan efek samping seperti sakit perut.
2. Tindakan operasi
Prosedur operasi pengangkatan amandel dikenal dengan istilah tonsilektomi yang hanya dilakukan pada penderita tonsilitis berulang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan pernapasan atau kesulitan menelan yang mungkin dialami selama peradangan, tetapi hal ini juga memungkinkan untuk terjadinya infeksi jangka panjang.
Pengobatan medis di atas lebih diutamakan pada jenis tonsilitis atau radang amandel kronis ataupun berulang. Jika tonsilitis masih sebatas tonsilitis akut yang biasanya sembuh lebih cepat, maka pengobatan cukup dilakukan dengan cara sederhana yang mudah dilakukan, seperti:
- Istirahat yang cukup
- Minum air putih lebih banyak
- Berkumur dengan air garam
- Cari udara segar dan hindari polusi udara
- Gunakan humidifier untuk meningkatkan kelembapan udara ruangan
Baca juga: Manfaat dan Kebutuhan Minum Air Putih
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.