Salah satu kabar baik bagi anak-anak pengidap penyakit jantung bawaan datang pada 2019. Ketika itu, Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyetujui valsartan untuk pengobatan gagal jantung simtomatik dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri sistemik pada anak-anak berumur 1 tahun ke atas.
Sebenarnya, valsartan sudah digunakan dalam terapi pengobatan penyakit jantung bawaan pada 2015. Akan tetapi, penggunaannya adalah untuk mengurangi risiko kematian kardiovaskular (CV) atau rawat inap HF pada pasien dewasa dengan gagal jantung kronis (NYHA kelas II hingga IV) dan mengurangi fraksi ejeksi (HFrEF).
Baca juga: Memahami Perbedaan ARB dan ACE Inhibitor pada Obat Hipertensi
Memahami penyakit jantung bawaan pada anak
Pada umumnya, penyakit jantung didefinisikan sebagai kelainan pada struktur dan fungsi jantung. Kondisi ini tidak bisa dianggap enteng karena jantung merupakan organ yang memompa darah ke seluruh tubuh. Jangan lupakan pula bahwa di dalam darah terdapat kandungan oksigen dan nutrisi.
Anak dengan penyakit jantung bawaan membutuhkan perawatan yang lebih cermat. Orang tua dan orang-orang di sekitarnya dituntut untuk bekerja ekstra dalam menjaga anak dengan kondisi demikian, mulai dari konsultasi dengan dokter secara teratur hingga menjalankan pola hidup sehat yang menyenangkan.
Salah satu komplikasi paling umum penyakit jantung bawaan, termasuk pada anak, adalah gagal jantung. Seorang anak disebut mengalami gagal jantung ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah ke organ tubuh lainnya.
Baca juga: Gagal Jantung pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Obat
Mengenal cara kerja valsartan
Valsartan adalah obat yang masuk dalam golongan Angiotensin Receptor Blockers atau ARB. Obat yang dikenal dengan sebutan angiotensin II receptor antagonist ini adalah obat lini pertama untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Selain itu, ARB jamak digunakan pada pengobatan gagal ginjal kronis dan serangan jantung.
Valsartan bekerja dengan cara memblokir hormon angiotensin II alias hormon yang menyempitkan pembuluh darah. Hormon ini jugalah yang merangsang retensi garam dan air dalam tubuh sehingga tekanan darah jadi meningkat.
Ketika hormon tersebut dihambat, pembuluh darah akan lebih rileks dan melebar sehingga aliran darah di dalamnya jadi lebih lancar dan suplai darah serta oksigen ke jantung juga meningkat.
Semakin lancar aliran darah, jantung tak perlu bekerja ekstra untuk memompa darah. Akibatnya, tekanan darah perlahan-lahan akan menurun dan mencegah risiko kerusakan pada jantung dan ginjal.
Pada 2018, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) memaparkan bahwa valsartan produksi Zhejiang Huahai Pharmaceuticals, Linhai, China, ditarik secara sukarela dari pasar karena ditemukan adanya pengotor Nitrosodimethylamine (NDMA). Meski demikian, konsumsi valsartan yang tidak mengandung NDMA bisa tetap dilanjutkan.
Baca juga: Bagaimana Cara Merawat Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.