Untuk menjaga kesehatan dan membantu tubuh bekerja lebih optimal, tubuh membutuhkan vitamin tambahan. Jenis vitamin yang dapat dikonsumsi ada 2 jenis, yaitu vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Kedua jenis vitamin tersebut dibutuhkan oleh tubuh dengan beberapa perbedaan.
Ada 6 jenis vitamin yang sangat penting bagi tubuh dan memiliki manfaatnya masing-masing, yaitu vitamin A, vitamin B, vitamin c, vitamin d, vitamin E, dan vitamin K. Di mana Vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K termasuk dalam vitamin larut lemak, sementara vitamin B dan vitamin C termasuk ke dalam vitamin larut air.
Setiap vitamin yang dikonsumsi memang harus larut karena vitamin yang tidak dapat larut tentu tidak dapat digunakan oleh tubuh. Tetapi proses pelarutan vitamin tersebut akan berbeda antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Karena sistem kerja yang berbeda tentunya manfaat vitamin yang dikonsumsi pun tidak sama.
Baca juga: Manfaat Vitamin E Bagi Kesehatan dan Kecantikan
Perbedaan Vitamin Larut Lemak dan Vitamin Larut Air
Perbedaan vitamin dari segi penyimpanan
Untuk vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan vitamin K) akan disimpan di dalam sel hati dan lemak dalam jangka waktu penyimpanannya yang lebih lama. Hal ini dapat dijadikan sebagai cadangan dalam tubuh pada saat tubuh membutuhkan lemak atau energi tambahan.
Sementara itu, untuk penyimpanan vitamin larut air tidak akan berada di dalam tubuh dalam waktu yang lama. Vitamin larut air dapat mudah berkurang dikarenakan tubuh tidak dapat menyimpannya sehingga vitamin larut air harus dipenuhi setiap hari. Oleh karena itu, konsumsi jenis vitamin ini agar tubuh tidak mengalami kekurangan atau defisiensi vitamin.
Perbedaan vitamin dari segi pengeluaran oleh tubuh
Untuk vitamin larut lemak akan dikeluarkan dari tubuh dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan untuk jumlah yang berlebih akan disimpan dalam hati dan lemak untuk dijadikan sebagai cadangan. Hal ini berbeda dengan vitamin larut air yang sangat mudah ditemukan pada darah. Oleh karena itu, jenis vitamin larut air akan lebih mudah untuk dikeluarkan. Melalui penyaringan di ginjal, sisa vitamin larut air akan dikeluarkan oleh tubuh bersamaan dengan urine.
Perbedaan vitamin dari segi pelarut
Untuk vitamin larut lemak akan diproses bersama dengan lemak sehingga jika sudah masuk dalam sistem pencernaan, vitamin tersebut akan melewati sistem limfatik. Setelah itu, vitamin larut lemak akan dialirkan melalui peredaran darah. Apabila lemak di dalam tubuh berkurang maka penyerapan vitamin larut lemak pun akan mengalami gangguan.
Sedangkan vitamin larut air seperti vitamin B dan vitamin C akan diproses bersamaan dengan air agar mudah diproses dalam tubuh. Setelah itu, vitamin akan langsung beredar secara bebas di aliran darah dan keluar bersamaan dengan urin.
Baca juga: 7 Manfaat Vitamin C untuk Kesehatan Tubuh
Perbedaan vitamin dari segi toksisitas
Vitamin larut lemak dapat disimpan tubuh dalam waktu yang lebih lama. Apabila dikonsumsi berlebihan, maka kadarnya dapat menumpuk dan bisa membahayakan tubuh karena vitamin jenis ini dapat menimbulkan racun atau memiliki efek toksik bagi tubuh. Sedangkan vitamin larut air tidak akan memberikan dampak buruk yang berbahaya bagi tubuh karena vitamin larut air biasanya tidak akan menumpuk terlalu banyak dan akan secara langsung dibuang melalui keringat dan urine melalui bantuan ginjal.
Jika kedua jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi dengan baik tentunya tidak akan membahayakan tubuh. Akan tetapi jika dikonsumsi dengan tidak tepat, maka hal ini bisa berdampak buruk dan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui kadar kebutuhan vitamin setiap hari.
Anda bisa mendapatkan vitamin larut lemak dan vitamin larut air dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Tetapi jika diperlukan, Anda juga mengonsumsi suplemen vitamin tambahan. Dengan terpenuhinya kebutuhan vitamin, maka organ tubuh pun akan bisa berfungsi dengan baik dan optimal.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.