Depresi dapat menimpa siapa saja. Meski terlihat imbang, namun pada kenyataannya, depresi justru lebih banyak diderita oleh kaum hawa.
Sebelum menginjak remaja, tingkat depresi anak lelaki memang berbanding lurus dengan anak perempuan. Namun dalam masa pubertas, resiko seorang gadis untuk menderita depresi akan semakin berkembang dan meningkat secara dramatis, bahkan hingga dua kali lipat dari anak laki-laki.
Para ahli percaya bahwa kesempatan peningkatan depresi pada wanita berhubungan dengan perubahan kadar hormon yang terjadi sepanjang kehidupan wanita. Perubahan ini terlihat selama pubertas, kehamilan, dan menopause serta setelah melahirkan atau mengalami keguguran. Selain itu, fluktuasi hormon yang terjadi dengan siklus menstruasi setiap bulan mungkin berkontribusi pada PramenstruasiSindrom (PMS) dan gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD Sindrom) parah. Hal ini ditandai terutama oleh depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati yang terjadi seminggu sebelum menstruasi yang mungkin mengganggu fungsi normal sehari-hari.
Pada kenyataannya, depresi wanita berbeda dengan depresi yang dialami pria. Simak beberapa perbedaan tersebut, diantaranya :
- Depresi pada wanita biasanya terjadi sebelumnya, bertahan lebih lama, dan berpotensi untuk terulang kembali. Selain itu wanita lebih mungkin terkait dengan peristiwa kehidupan yang penuh stres, dan menjadi lebih sensitif terhadap perubahan musiman.
- Wanita lebih mungkin mengalami perasaan bersalah dan mencoba bunuh diri, meskipun wanita lebih jarang melakukan bunuh diri dibandingkan pria.
- Depresi pada wanita lebih mungkin untuk dihubungkan dengan gangguan kecemasan, terutama panik dan gejala fobia, dan gangguan makan.
- Wanita yang mengalami depresi cenderung untuk melakukan penyalahgunaan alkohol dan obat-obat lainnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.