Soft lens atau lensa kontak merupakan alat bantu penglihatan yang banyak digunakan untuk orang yang tidak suka menggunakan mata. Penggunaan soft lens didasari kebiasaan mereka dengan material lensa halus pada kornea mata untuk memudahkan melihat objek sekitarnya.
Banyak hal yang perlu diperhatikan mulai dari faktor lingkungan dan resiko penggunaan agar mata Anda dapat membiasakan diri dengan mengenakan soft lens.
Jenis lensa
Soft lens terbuat dari material gel yang halus dan mengandung plastik bernama hidrogel. Sekitar 60 persen material terbuat dari hidorgel silikon untuk mempermudah oksigen masuk ke kornea sehingga sirkulasi pada mata tidak terganggu.
Selain bahan hidrogel terdapat juga soft lens berbahan gas permeable (RGP) yang juga memudahkan oksigen masuk ke kornea. Tipe soft lens khas lainnya yaitu hybrid contact yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran kornea. Sayangnya harga terlalu mahal dibanding dengan soft lens jenis lainnya.
Sekarang ini bentuk lensa yang digunakan berbentuk spherical karena lensa bentuk ini sering digunakan untuk penderita miopia (rabun jauh) atau mata hiperopia (rabun dekat). Warna soft lens dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Jika Anda mengalami gangguan penglihatan. Maka ada 2 cara yang untuk menangani gangguan tersebut, yaitu dengan menggunakan kacamata atau kontak lensa. Pemilihan kontak lensa kebanyakan didasari oleh fashion atau tidak terbiasa dengan beban gagang kacamata.
Tetapi nyatanya penggunaan soft lens perlu diperhatikan terkait dengan beberapa resiko yang mungkin saja terjadi.
1. Ukuran
Untuk memastikan ukuran lensa kontak, maka perlu dilakukan pemeriksaan mata di rumah sakit oleh dokter mata. Dokter mata akan memeriksa visus (lapang pandang) dan hasil dinilai dengan angka minus atau plus. Ketebalan soft lens disesuaikan dengan angka visus yang dihasilkan dari pemeriksaan mata.
2. Cara pemakaian
Memasang lensa tepat di kornea mata tidaklah mudah terutama bagi pemula. Posisi perlu disesuaikan agar lensa bisa tepat pada kornea sehingga menjadi nyaman untuk penglihatan. Sebelum menggunakan soft lens, cuci tangan hingga bersih agar terhindar dari paparan infeksi yang menular ke lensa.
Soft lens yang setelah dipakai harus dimasukkan kembali ke dalam kotak dan diberikan cairan soft lens untuk mencegah soft lens kering dan rusak. Perlu kehati-hatian saat memasang soft lens karena bentuknya kecil dan elastis sehingga rentan jatuh.
Jangan pernah menggunakan soft lens saat berenang karena ini mengundang perkembangan infeksi yang tumbuh pada lensa akibat paparan air.
3. Lama pemakaian
Pemakaian soft lens yang terlalu lama menyebabkan mata kering dan iritasi. Pemakai soft lens harus siap sedia membawa tetes mata artificial untuk mencegah mata kering dan malah menganggu penglihatan.
4. Masa berlaku
Setiap produk soft lens memiliki masa berlaku pemakaian yang berbeda-beda mulai sekali pakai, mingguan, bahkan bulanan. Kondisi ini perlu dikonsultasikan dengan dokter mata agar disesuaikan dengan pengguna.
Tidak hanya lensa, cairan kontak lensa dan tetes mata perlu diperhatikan masa berlakunya. Sebaiknya tidak boleh digunakan maksimal satu bulan sebelum habis masa berlaku.
5. Kebersihan diri
Kebersihan diri perlu diperhatikan karena pemakaian lensa sangat rentan sekali terkena infeksi mata. Jangan terbiasa mengucek mata karena ini dapat merusak kornea atau luka akibat iritasi gesekan pada mata dan lensa.
Jika mata mulai merah, segera lepas lensa dari mata dan cuci mata dengan air mengalir hingga bersih.
6. Lingkungan
Lingkungan yang berdebu sangat rentan mengalami iritasi mata. Untuk orang yang menggunakan kontak lensa disarankan untuk tidak menggunakkannya saat berjalan di luar atau berolahraga. Jauhi api seperti dapur atau pembakaran sampah karena material soft lens tidak kuat menahan panas.
Jangan menggunakan kontak lensa bila Anda memiliki infeksi pada mata (konjungtivitis), nyeri pada mata, mata merah, mata kering, dan alergi pada material tertentu.
Kasus paling berbahaya akibat ketidakpatuhan dan penggunaan yang tidak hati-hati dapat menimbulkan infeksi kornea atau keratitis ulseratif. Gangguan ini disebabkan infeksi pada kornea akibat penggunaan lensa yang tidak bersih atau paparan infeksi yang ikut masuk ke dalam lensa sehingga menyebabkan infeksi pada kornea.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.