Yang Sebaiknya Diperiksa Ketika Menjalani Medical Check-Up

Dipublish tanggal: Sep 5, 2019 Update terakhir: Des 16, 2021 Waktu baca: 5 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dapat dilakukan setidaknya 2 tahun sekali untuk mengetahui apakah tubuh mengalami obesitas atau tidak;
  • Saat medical check up, dokter biasanya akan mengukur tekanan darah, gula darah, hingga kolesterol;
  • Kesehatan jantung, gigi, mata, tulang, telinga, dan kulit juga kerap diperiksa selama medical check up;
  • Tes penyakit menular seksual (PMS) dan hepatitis B mungkin diperlukan oleh orang-orang yang aktif secara seksual atau pernah melakukan seks bebas;
  • Klik untuk membeli paket medical check up dengan harga bersahabat dan dokter berpengalaman melalui HDmall;
  • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan paket kesehatan yang Anda butuhkan.

Faktanya, hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang rutin melakukan medical check-up. Ada yang mengaku malas atau tidak sempat, namun tak sedikit yang enggan melakukannya karena masalah biaya. 

Padahal medical check-up sangat penting karena ini menginformasikan kondisi tubuh terkini, mengingat beberapa penyakit tidak menunjukkan gejala. Selain itu, pemeriksaan menyeluruh juga dapat membantu mencegah berkembangnya penyakit ke tahap yang lebih kronis.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Medical Check Up via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket medical check up hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Apa saja yang diperiksa saat medical check up?

Perlu diketahui bahwa medical check-up bukan hanya untuk orang tua saja. Anak muda, baik perempuan maupun laki-laki, juga perlu rutin melakukannya sekalipun mereka tampak sehat.

Baca selengkapnya: Medical Check Up untuk Anak Muda, Pentingkah?

Berikut ini hal-hal yang umumnya diperiksa saat medical check-up:

1. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh (IMT) yang kurang ideal bisa memicu gangguan kesehatan. Kasus overweight atau obesitas, misalnya, dapat meningkatkan risiko penyakit:

Sebaliknya, orang yang underweight atau terlalu kurus juga rawan mengidap:

  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh
  • Osteoporosis
  • Kurang darah atau anemia

Karena itulah, sangat penting untuk rutin mengecek indeks massa tubuh setidaknya 2 tahun sekali. Namun, bagi yang usianya di atas 50 tahun, lakukan pemeriksaan setidaknya setahun sekali.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Medical Check Up via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket medical check up hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Tenang, Anda bisa mengukur indeks massa tubuh sendiri di rumah, lho! Anda hanya perlu mengetahui berat badan (dalam kilogram) dan tinggi badan (dalam meter) saja. 

Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

IMT = berat badan : (tinggi badan x tinggi badan).

Hasilnya dikatakan ideal jika IMT berkisar antara 18,5-22,9. 

Baca selengkapnya: Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh (Apakah Berat Badan Anda Normal?)

2. Tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah juga bisa Anda lakukan sendiri di rumah menggunakan tensimeter. Bagi orang sehat, tes boleh dilakukan setiap 1-2 tahun sekali. Lain halnya dengan penderita hipertensi atau hipotensi yang perlu lebih sering mengecek tekanan darahnya.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Medical Check Up via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket medical check up hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Tekanan darah normal untuk orang usia di bawah 60 tahun adalah < 140/90 mmHg. Sedangkan yang umurnya di atas itu, tekanan normalnya <150/90 mm Hg. Lebih dari angka tersebut, berarti Anda menderita hipertensi. 

3. Gula darah

Pemeriksaan gula darah rutin setiap 3 tahun sekali sangat disarankan untuk Anda yang berumur di atas 45 tahun. Akan tetapi tentu saja, tes gula darah mesti lebih sering dilakukan untuk penderita (atau mereka yang berisiko terkena) diabetes. 

Gejala diabetes sendiri umumnya meliputi:

Sebelum tes gula darah dilakukan, petugas medis akan menyarankan Anda untuk puasa selama 8 jam lebih dulu. Setelah hasilnya keluar, barulah Anda akan tahu termasuk dalam golongan mana, apakah:

  • Normal (70-100 mg/ dL)
  • Pra diabetes (100-125 mg/ dL)
  • Diabetes ( ≥ 126 mg/ dL)

4. Kolesterol

Kolesterol adalah jenis lemak yang diperlukan tubuh. Namun, jika kadarnya berlebihan, itu juga tidak baik karena bisa memicu penyumbatan pembuluh darah sehingga menyebabkan stroke atau jantung. 

Kadar kolesterol dikatakan normal kalau memenuhi kriteria berikut:

  • Kolesterol baik (HDL) >60 mg/ dL
  • Kolesterol jahat (LDL) <100 mg/ dL
  • Trigliserida <150 mg/ dL
  • Total kolesterol keseluruhan <200 mg/ dL

Tes kolesterol sebenarnya boleh dilakukan 5 tahun sekali sejak usia 35 tahun untuk yang bertubuh sehat. Akan tetapi, pemeriksaan dini mulai umur 20 tahun dengan intensitas lebih sering sebaiknya dilakukan oleh orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Kegemukan
  • Menderita diabetes atau hipertensi
  • Memiliki keluarga dengan riwayat sakit jantung atau stroke
  • Perokok aktif

5. Jantung

Karena merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh, maka wajar bila jantung wajib rutin diperiksa. Tes biasanya dilakukan dengan metode rekam jantung atau EKG (Elektrokardiogram). 

Pemeriksaan yang mampu menunjukkan abnormalitas detak jantung atau pembuluh darah tersebut sebaiknya segera dilakukan, utamanya kalau muncul gejala nyeri dada atau jantung berdebar kencang.

6. Gigi

Gigi merupakan bagian tubuh yang sering dipakai, khususnya untuk menggigit dan mengunyah makanan. Karena itu, gigi sangat rawan terkena plak, karang, atau bahkan serangan kuman penyakit. 

Memeriksakan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali dapat membantu mengatasi kondisi berikut:

  • Abses atau bengkak disertai nanah karena infeksi
  • Kerusakan gigi maupun tulang rahang
  • Gigi impaksi karena gigi bungsu tumbuh secara abnormal
  • Kista atau tumor

Jika hanya terdapat karang gigi saja, dokter biasanya akan membersihkannya dengan metode scaling. Tetapi bila ada gejala masalah gigi lainnya, mungkin diperlukan tes lebih lanjut menggunakan X-ray

7. Mata 

Jika Anda merasa penglihatan tak lagi setajam dulu, segera lakukan pemeriksaan mata. Memeriksakan mata rutin setiap 1-2 tahun sekali bisa meminimalisir gangguan penglihatan, serta mata malas atau juling pada anak.

Sedangkan untuk orang tua, tes mata bisa mendeteksi risiko:

  • Retinopati (rusaknya pembuluh darah di belakang mata), biasanya karena diabetes.
  • Glaukoma (rusaknya saraf optik sehingga tekanan mata bertambah)
  • Katarak atau mata berkabut

Pemeriksaan mata biasanya meliputi berbagai tes berikut:

  • Retina: mata terlebih dulu ditetesi cairan khusus supaya korneanya membesar, lalu disinari cahaya supaya dokter dapat mengamati struktur di dalamnya
  • Otot mata: dengan mengamati pergerakan mata
  • Ketajaman visual: menggunakan papan berisi tulisan huruf
  • Kelopak, bulu, kornea, iris, lensa, serta ruang cairan antara kornea dan iris: dengan bantuan lampu celah
  • Perimetri: mengetes kemampuan melihat ke samping tanpa menggerakkan bola mata
  • Tonometri (tekanan intraokular): tekanan/ tensi mata

8. Kulit

Pemeriksaan kulit mungkin tidak wajib rutin dilakukan. Tetapi jangan tunda lagi bila mengalami perubahan abnormal pada indera terbesar tubuh manusia ini, misalnya seperti:

  • Muncul benjolan;
  • Tahi lalat tampak berubah warna, ukuran, atau bahkan berdarah;
  • Timbul jaringan abnormal di kulit, biasanya berwarna merah, biru, putih, atau kehitaman dengan batas tak beraturan.

Gejala-gejala di atas dapat menandakan kanker kulit sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut terkait hal ini, termasuk pengambilan sampel kulit atau biopsi. 

9. Telinga 

Audiometri merupakan tes untuk mendiagnosa risiko, tingkatan, maupun jenis gangguan pendengaran

Selain orang dewasa, anak-anak atau bayi juga perlu menjalaninya supaya kemampuan mendengarnya tidak sampai berdampak negatif pada kemampuan belajar atau berbicaranya. 

10. Tulang 

Ingin tahu seberapa kuat tulang dan apakah itu berisiko terkena osteoporosis? Lakukan tes kepadatan tulang dengan bantuan sinar X atau CT scan. 

Salah satu bagian dari medial check up ini sebaiknya dilakukan mulai usia 65 tahun ke atas (untuk wanita) atau 70 tahun (untuk pria).

Selain itu, Anda yang berisiko terkena osteoporosis sebaiknya juga segera memeriksakan tulang. Berikut beberapa faktor risiko osteoporosis yang perlu diwaspadai: 

  • Menggunakan steroid dalam waktu jangka panjang
  • Merokok 
  • Suka minum alkohol
  • Underweight
  • Ada keluarga yang pernah menderita osteoporosis

11. Penyakit lainnya

Selain pemeriksaan umum tadi, ada pula tes yang dapat mendeteksi risiko penyakit, misalnya risiko gangguan paru-paru untuk perokok berat. Contoh pemeriksaannya:

  • COPD (penyakit paru obstruktif kronik): tes fungsi paru-paru untuk mengukur kadar udara dalam paru-paru, kecepatan masuk-keluarnya udara, serta sinar X pada dada.
  • Kanker paru: melalui CT scan 

Sedangkan tes penyakit menular seksual (PMS) dan hepatitis B mungkin diperlukan oleh orang-orang yang aktif secara seksual atau pernah melakukan seks bebas. Ragam pemeriksaannya meliputi:

  • Gonore: melalui tes urin atau pengambilan sampel cairan, bisa dari saluran uretra pria atau serviks pada wanita, maupun tenggorokan
  • Herpes genital: selain mengamati gejalanya, penyakit juga dapat dideteksi dari sampel luka 
  • HIV: pemeriksaan HIV melalui immunoassay (pemeriksaan antibodi)
  • Sifilis: tes darah dan cairan luka sifilis
  • Hepatitis B: serupa dengan tes HIV 

Jangan tunggu sampai sakit dulu baru pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatan. Lakukan medical check up secara rutin guna memantau kesehatan. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat pula penanganan dilakukan dan mencegah risiko komplikasi.

9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Physical exam: Types and what to expect. Medical News Today. (Accessed via: https://www.medicalnewstoday.com/articles/325488)
A checkup for the checkup: Do you really need a yearly physical?. Harvard Health. (Accessed via: https://www.health.harvard.edu/blog/a-checkup-for-the-checkup-do-you-really-need-a-yearly-physical-201510238473)
Do You Need an Annual Physical?. AARP® Official Site. (Accessed via: https://www.aarp.org/health/healthy-living/info-2018/annual-physical-possibly-unnecessary.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app