Psikopat - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Belakangan ini nama Reynhard Sinaga seringkali muncul sebagai pemberitaan di berbagai media massa, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Namanya disebut sebagai psikopat karena telah melakukan pemerkosaan terhadap lebih dari 100 pria di Inggris. Dalam melakukan aksinya, ia mencampurkan obat depresan ke dalam minuman beralkohol yang dikonsumsi korbannya.

Meski dianggap telah melakukan perbuatan kriminal, tetapi Reynhard Sinaga tidak merasa bersalah atas perbuatan yang dilakukannya. Oleh karena itu, ia dianggap memiliki gangguan mental walau tampak terlihat baik-baik saja. Untuk itu diperlukan pemahaman untuk mengetahui ciri-ciri atau gejala psikopat yang mungkin berada di sekitar kita.

Iklan dari HonestDocs
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic

Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.

Seringkali kita mendengar istilah psikopat atau mengatakan seseorang memiliki kepribadian psiko. Tetapi beberapa istilah dalam psikologi, kata psikopat masih menimbulkan pertanyaan karena umumnya memang digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan penyakit mental, tetapi psikopat sebenarnya bukan diagnosis resmi.

Apakah psikopat itu?

Pengertian psikopat adalah salah satu gangguan kepribadian antisosial (ASPD) yang ditandai dengan karakteristik emosi yang khas, seperti tidak memiliki rasa bersalah, tidak berempati terhadap sesama, dan tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini terkadang menunjukkan pola manipulasi dan kekerasan terhadap orang lain. Selain itu, perilaku psikopat sendiri dapat meningkatkan risiko angka kematian yang lebih tinggi.

Dalam dunia medis, dokter tidak menyebut seseorang dengan istilah psikopat karena biasanya untuk menggambarkan orang dengan karakteristik tersebut digunakan istilah gangguan kepribadian antisosial (ASPD). Tetapi ketika berbicara mengenai antisosial dalam ASPD sendiri, itu berarti seseorang telah melakukan hal yang bertentangan dengan perilaku masyarakat ataupun aturan yang umumnya terjadi.

Mengenai psikopat

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, pria lebih cenderung mengalami psikopat dibanding wanita. Diagnosis psikopat umumnya diberitahukan setelah usia 18 tahun, tetapi indikator gejala awal umumnya sudah dapat diketahui sejak usia 11 tahun. Gejala psikopat yang semakin cepat ditangani akan memperbaiki kondisi penderita karena pengobatan psikopat jangka panjang juga tentunya membutuhkan biaya yang cukup banyak. 

Penyebab psikopat

Penyebab terjadinya psikopat atau psychopath tidak diketahui secara pasti, namun diduga ada pengaruh dari faktor genetik, lingkungan dan interpersonal (kepribadian setiap individu). Selain itu, beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab psikopat antara lain kurangnya kasih sayang orang tua, kesalahan pola asuh orang tua, penelantaran anak, kekerasan fisik pada anak, hingga faktor perceraian orang tua.

Gejala psikopat

Tanda-tanda seseorang mengalami psikopat antara lain:

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

  • Tidak memiliki rasa bersalah atau penyesalan
  • Tidak dapat bertanggung jawab secara sosial
  • Sering berbohong atau tidak jujur
  • Tidak mampu membedakan tindakan yang benar dan yang salah
  • Tidak dapat berempati dan cenderung melanggar hak orang lain
  • Memiliki sifat nekat, gegabah, dan impulsif
  • Suka memanipulasi dan cenderung melakukan sesuatu yang berisiko tinggi

Penderita psikopat terkadang terlihat tenang dari tampak luar sehingga tidak mudah mendiagnosis seseorang sebagai psikopat. Mereka juga cenderung tampil sebagai pribadi yang menarik dan pandai memikat seseorang padahal kenyataannya mereka sama sekali tidak peduli (tidak memiliki empati).

Para peneliti berpendapat bahwa struktur otak psikopat berbeda dengan orang normal. Perbedaan struktur otak inilah yang menyebabkan perilaku berbeda dan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuhnya jika dibandingkan dengan orang normal. Sebagai contoh, pada saat melihat adegan horor biasanya orang normal akan berdebar-debar atau telapak tangan menjadi basah, namun berbeda pada orang psikopat yang akan tetap tampak biasa saja dan tenang.

Pencegahan psikopat

Hingga saat ini belum ada metode pencegahan terjadinya gangguan kepribadian antisosial (ASPD) yang dapat menyebabkan seseorang mengalami psikopat. Namun ketika muncul gejala yang mengarah ke tanda-tanda seseorang menderita psikopat, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pengobatan psikopat

Penanganan psikopat sebaiknya dilakukan pada usia dini ketika anak sudah mulai dicurigai memiliki tanda-tanda seperti di atas. Walaupun terapi yang diberikan belum terbukti dapat menyembuhkan, namun setidaknya dapat mengurangi gejala dan faktor risiko yang lebih parah di kemudian hari. Penanganan penderita psikopat memang tidak dapat dilakukan hanya dalam sekali terapi, melainkan harus dipantau secara berkelanjutan. 

Beberapa contoh terapi yang dapat dilakukan untuk menangani psikopat antara lain:

  • Psychoanalysis
  • Terapi berkelompok
  • Psychodrama
  • Psychosurgery
  • Electroconvulsive Therapy (ECT)
  • Obat-obatan

Baca juga: Mengenal Perbedaan Psikopat dan Sosiopat


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tsopelas C, et al. (2012). [From conduct disorder in childhood to psychopathy in adult life.] (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22796980)
Mayo Clinic Staff. (2017). Antisocial personality disorder: Diagnosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/antisocial-personality-disorder/diagnosis-treatment/drc-20353934)
Behavior or conduct problems in children. (2018). (https://www.cdc.gov/childrensmentalhealth/behavior.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app