Eltazon Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Sep 4, 2019 Waktu baca: 7 menit

Eltazon adalah obat yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, dan anti inflamasi. Eltazon mengandung prednisone, obat yang termasuk ke dalam golongan kortikosteroid. Berikut ini adalah informasi lengkap Eltazon yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

ifars

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

Eltazon dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • 10 x 10 tablet 5 mg

kandungan

tiap kemasan Eltazon mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Prednisone 5 mg/tablet

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Prednisone adalah kortikosteroid sintetis yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock. Obat ini memiliki aktivitas yang lebih lemah daripada dexamethasone.
Prednisone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor. Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan bagian dari proses sintesa protein. Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi peradangan (inflamasi).

Indikasi

Kegunaan Eltazon (prednisone) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Obat ini paling umum digunakan untuk mengatasi reaksi radang dan alergi.
  • Obat golongan kortikosteroid seperti eltazon (prednisone) digunakan untuk berbagai indikasi seperti radang reumatik, radang tenggorokan, tiroiditis, radang usus (ulcerative colitis), penyakit crohn, radang karena asma, insufiensi adrenocortical, hiperkalsemia pada penderita kanker, Penyakit Paru Obstruktive Kronis (PPOK), CIDP, TBC parah, urtikaria (gatal-gatal), pneumonitis lipid, perikarditis, multiple sclerosis, sindrom nefrotik, lupus, myasthenia gravis, penyakit meniere, dan sebagai salah satu obat yang digunakan mencegah reaksi penolakan pada prosedur transplantasi organ.
  • Obat yang mengandung prednisone bisa digunakan untuk mengobati leukemia limfoblastik akut, non-hodgkin limfoma, limfoma hodgkin, multiple myeloma dan tumor hormon-sensitif lainnya. Penggunaanya bisa dikombinasikan dengan obat-obat kanker lainnya.
  • Digunakan juga untuk menangani reaksi Herxheimer. Reaksi samping yang umum selama terapi pengobatan sifilis.
  • Karena kemampuannya menekan kelenjar adrenal, obat yang mengandung prednisone bisa digunakan dalam terapi pengobatan hiperplasia adrenal kongenital.
  • Obat yang mengandung prednisone dapat digunakan dalam pengobatan gagal jantung dekomposisi untuk mempotensiasi respon ginjal terhadap diuretik.

Kontra indikasi

  • jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid.
  • Eltazon (prednisone), sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes mellitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Efek samping

Efek samping obat yang mengandung prednisone, termasuk eltazon dapat digolongkan menjadi : efek samping terkait penggunaan jangka pendek ( 3 minggu), dan yang terkait dengan penggunaan jangka panjang (lebih dari 3 minggu). Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan eltazon (prednisone) :

  • Efek samping pada penggunaan jangka pendek : retensi natrium, hiperglikemia dan intoleransi glukosa, hipokalemia, gangguan pada saluran pencernaan (dyspepsia, tukak lambung (dengan perforasi), abdominal distention, pankreatitis akut, ulserasi esophageal dan kandidiasis), depresi reversible pada Hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) axis, dan perubahan suasana hati (euforia ringan, insomnia, gugup, gelisah, mania, catatonia, depresi, delusi, halusinasi, dan perilaku kekerasan).
  • Efek samping pada penggunaan jangka panjang : Cushing sindrom (yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut), depresi HPA, hirsutisme atau virilisme, impotensi, menstruasi/haid tidak teratur, penyakit ulkus peptikum, katarak dan peningkatan tekanan intraokular / glaukoma, miopati, osteoporosis, dan fraktur kompresi vertebral.

Baca dosis eltazon, efek obat terhadap wanita hamil, dan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan selama menggunakan obat ini di halaman berikutnya...

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan eltazon (prednisone) :

  • Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya hati-hati jika menggunakan eltazon (prednisone), karena beresiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut, eltazon (prednisone) diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
  • Pasien penderita hipertensi, infark miokard, gagal jantung kongestif, gagal hati, epilepsi, hipotiroid, glaukoma (termasuk riwayat keluarga), perforasi kornea, dan memiliki riwayat steroid miopati, harus mendapatkan perhatian serius jika menggunakan obat ini.
  • Obat-obat glukokortikoid termasuk eltazon (prednisone), meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
  • Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan obat ini pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak hal ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang. Gangguan pertumbuhan ini mungkin tidak reversible.
  • Eltazon (prednisone) seperti glukokortikoid lainnya, juga mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem (Cushing sindrom). Efek samping ini, sering disalahgunakan dengan cara menambahkan obat ini ke dalam produk-produk penambah berat badan ilegal. Pemakai produk ilegal ini mengira dirinya mengalami kenaikkan berat badan, padahal hal itu adalah efek samping dari eltazon (prednisone), yang sangat berbahaya jika obat ilegal itu dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
  • Obat ini menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian eltazon (prednisone). Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit cacar dan campak.
  • Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan eltazon (prednisone).
  • Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia dan malaise.

Toleransi terhadap kehamilan

Pada kehamilan trimester pertama obat ini masuk dalam kategori D, yakni ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Apabila dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, dexamethasone masuk dalam kategori C, yakni studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Oleh sebab itu, obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

interaksi obat

Berikut adalah interaksi eltazon (prednisone) dengan obat-obat lain :

  • Pemberian bersamaan dengan calium depleting agent seperti ampoterisin B atau diuretik, bisa meningkatkan potensi terjadinya hipokalemia.
  • Obat-obat antibiotik golongan macrolide menurunkan klirens obat-obat kortikosteroid. Hal ini akan meningkatkan konsentrasi kortikosteroid dalam plasma sehingga meningkatkan efeknya.
  • hal sama juga terjadi jika diberikan bersamaan dengan cholestyramine.
  • Penggunaan bersama agen antikolinesterase (seperti, neostigmin, piridostigmin) dapat memperparah kondisi pasien myasthenia gravis.
  • Waspadai kemungkina perdarahan jika digunakan bersamaan dengan antikoagulan warfarin.
  • Obat-obat kortikosteroid dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Dosis obat-obat anti diabetes mellitus mungkin perlu ditingkatkan.
  • Kortikosteroid menurunkan konsentrasi plasma isoniazid.
  • Baik kortikosteroid maupun bupropion dapat menurunkan ambang kejang.
  • Penggunaan bersamaan dengan antibiotik fluoroquinolone (ciprofloxacin, levofloxacin) meningkatkan resiko terjadinya tendon pecah, terutama pada pasien lanjut usia.
  • Obat yang menginduksi sitokrom P450 3A4 (CYP 3A4) (misalnya, barbiturat, fenitoin, karbamazepin, rifampisin) meningkatkan metabolisme kortikosteroid, sehingga menurunkan efeknya.
  • Obat yang menghambat CYP 3A4 (misalnya, ketoconazole, itraconazole, ritonavir, indinavir, antibiotik macrolide seperti erythromycin) memiliki potensi untuk menghasilkan peningkatan konsentrasi plasma kortikosteroid, sehingga meningkatkan efeknya.
  • Penggunaan dengan NSAID (seperti asam mefenamat, ibuprofen dll) meningkatkan resiko efek samping pada saluran pencernaan.

Dosis eltazon

eltazon (prednisone) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

Terapi tambahan untuk Pneumonia Pneumocystis (carinii) jirovecii

  • Dewasa: 40 mg sekali sehari selama 5-10 hari. Dosis dapat diturunkan menjadi 20mg selama 11 hari berikutnya hingga infeksi hilang.
  • Anak-anak: 1mg/kg sekali sehari selama 5-10 hari. Dosis dapat diturunkan menjadi 0.5 mg/kg selama 11-21 hari berikutnya.

Penyakit paru-paru (termasuk tuberkulosis) 

  • Dewasa: 40-60 mg/hari, dengan dosis yang akan dikurangi setelah 4-8 minggu kemudian.

Asma akut 

  • Dewasa: 40-60mg satu atau dua kali sehari selama 3-10 hari atau lebih.
  • Anak-anak usia 0-11 tahun: 1-2mg/kg per hari selama 3-10 hari. Dosis maksimal per hari adalah 60mg.

Alergi 

Dewasa: 30mg pada hari pertama, kemudian dikurangi hingga 5mg setiap harinya hingga mencapai konsumsi 21 tablet.

Multiple sclerosis

Dewasa: 200mg/hari selama seminggu, dilanjutkan dengan 80mg tiap 2 hari sekali selama sebulan.

Rheumatoid arthritis

Dewasa: 10mg/hari. Dosis akan disesuaikan sesuai keparahan kondisi pasien.

Penyakit persendian dan otot

Dewasa: 1-2mg/kg per hari.

Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif prednisone
  • merk-merk obat yang termasuk kortikosteroid

Jika informasi ini berguna, bagikan ke teman - teman anda


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Prednisone. DrugBank. (https://www.drugbank.ca/drugs/DB00635)
Prednisone. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534809/)
Prednisone (Prednisone Tablets, USP): Uses, Dosage, Side Effects, Interactions, Warning. RxList. (https://www.rxlist.com/prednisone-drug.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app