Rhinos SR: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Agu 2, 2021 Waktu baca: 6 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Rhinos SR adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala-gejala yang berhubungan dengan rhinitis alergi dan pilek biasa (common cold), seperti hidung tersumbat, bersin, atau pruritus.
  • Efek samping Rhinos SR yang dapat terjadi meliputi sakit kepala, retensi urin, mulut kering, penglihatan kabur, dan gangguan pencernaan.
  • Dosis Rhinos SR untuk dewasa dan anak usia > 12 tahun adalah 2 x sehari 1 tablet extended release yang mengandung loratadine 5 mg dan Pseudoephedrine sulfate 120 mg.
  • Tidak untuk ibu menyusui dan pasien dengan diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, hipertrofi prostat, hipertiroid, dan closed angle galucoma.
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan Rhinos SR saat hamil.
  • Klik untuk mendapatkan Rhinos SR atau obat batuk dan flu lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Rhinos SR adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala-gejala yang berhubungan dengan rhinitis alergi dan pilek biasa (common cold), seperti hidung tersumbat, bersin, atau pruritus. Obat ini mengandung loratadine dan pseudoephedrine yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

Loratadine adalah obat long acting non sedatif antihistamin yang bertindak sebagai inverse agonist selektif histamin perifer H1-reseptor. Sementara itu, pseudoephedrine termasuk vasokonstriktor, bekerja pada reseptor-α dan menghasilkan efek dekongestan dengan mengurangi mukosa yang sesak di daerah pernapasan bagian atas.

Mengenai Rhinos SR

Pabrik

Dexa Medica

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Rhinos SR dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:

  • Dos 5 x 10 capsul

Kandungan

Tiap kemasan Rhinos SR mengandung zat aktif sebagai berikut:

  • Loratadine 5 mg
  • Pseudoephedrine HCl 60 mg

Sekilas tentang zat aktif obat

Loratadine adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi. Obat ini termasuk golongan antihistamin trisiklik, yang bertindak sebagai inverse agonist selektif histamin perifer H1-reseptor. Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai reaksi alergi. Obat Loratadine bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi. Loratadine termasuk long acting anti histamin non sedatif sehingga menyebabkan lebih sedikit efek sedasi dan gangguan psikomotor dibanding golongan anti histamin lama karena jumlah obat yang menembus sawar darah otak hanya sedikit. Pseudoephedrine adalah obat yang digunakan sebagai nasal dekongestan, stimulan, dan sebagai wakefulness promoting agent. Obat ini termasuk obat simpatomimetik dari kelas phenethylamine dan amfetamin. Obat ini biasanya digunakan dalam bentuk garamnya yaitu pseudoephedrine hydrochloride atau pseudoephedrine sulfate.

Manfaat Rhinos SR

Kegunaan Rhinos SR adalah untuk mengobati gejala-gejala yang berhubungan dengan rhinitis alergi dan pilek biasa (common cold), seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, atau pruritus.

Kontraindikasi

Rhinos SR tidak boleh digunakan pada kondisi berikut:

  • Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komponen obat ini.
  • Pasien yang memiliki kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain seperti efedrin dan fenilefrin.
  • Pasien yang sedang menggunakan obat-obat golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors, atau dalam waktu 14 hari setelah menghentikan MAOI, karena bisa meningkatkan tekanan darah.
  • Orang dengan diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, hipertrofi prostat, hipertiroid, dan closed angle galucoma.

Efek samping Rhinos SR

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan Rhinos SR dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Berikut adalah beberapa efek samping Rhinos SR:

  • Efek samping yang paling umum dari obat golongan anti histamin adalah sedasi dan retardasi psikomotor. Namun, karena obat Loratadine termasuk golongan anti histamin non sedatif, efek samping ini relatif jarang tapi tetap harus diwaspadai.
  • Efek samping yang lain misalnya sakit kepala dan efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, penglihatan kabur, dan gangguan pencernaan.
  • Waspadai juga terjadinya efek samping berupa kantuk, kelelahan, gugup, hiperkinesia, disfonia, malaise, mengi, infeksi saluran pernapasan bagian atas, epistaksis, radang tenggorokan, gangguan gigi, konjungtivitis, sakit telinga, gejala mirip influenza, dan ruam.
  • Efek samping yang relatif jarang seperti edema perifer, ikterus, hepatitis, nekrosis hati, anafilaksis dan eritema multiforme.
  • Sakit kepala, mengantuk, vertigo, gangguan psikomotor, aritmia, takikardi, mulut kering, palpitasi, dan retensi urin.

Dosis Rhinos SR

Dosis Rhinos SR bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Secara umum, Rhinos SR diberikan dengan dosis sebagai berikut:

Dewasa dan anak usia > 12 tahun

  • Sebagai extended release tablet yang mengandung loratadine 5 mg dan Pseudoephedrine sulfate 120 mg: 2 x sehari 1 tablet.
  • Sebagai extended release tablet yang mengandung loratadine 10 mg dan Pseudoephedrine sulfate 120 mg: 1 x sehari 1 tablet.

Anak usia 6-12 tahun (berat badan ≤30 kg)

  • Sebagai sirup yang mengandung loratadine 5 mg dan Pseudoephedrine 60 mg (per 5 mL): 2 x sehari 2,5 mL

Anak usia 6-12 tahun (berat badan > 30 kg)

  • Dosis: 2 x sehari 5 mL

Penyesuaian dosis

  • Penurunan fungsi hati parah: Dosis awal 1 tablet (mengandung loratadine 5 mg dan pseudoephedrine sulfate 120 mg) setiap hari atau ½ dosis sirup biasa.

Petunjuk penggunaan:

  • Obat Rhinos SR bisa diminum dengan atau tanpa makanan.
  • Obat ditelan utuh. Jangan dipecah, kunyah, atau dilarutkan terlebih dahulu.
  • Buang semua sisa obat Rhinos SR yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan gunakan obat ini jika sudah melewati tanggal kedaluwarsa karena dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
  • Gunakan obat Rhinos SR sesuai dengan aturan. Jangan gunakan obat ini dalam jumlah yang lebih besar, lebih kecil, atau lebih lama dari yang dianjurkan.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
  • Simpan obat Rhinos SR pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.

Interaksi Rhinos SR

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. 

Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Rhinos SR adalah:

  • Obat-obat inhibitor enzim CYP3A4 seperti ketoconazole, erythromycin, cimetidine, furanocoumarin (ditemukan dalam jeruk), clarithromycin, quinidine, fluconazole, fluoxetine atau amprenavir: Meningkatkan kadar Loratadine dalam plasma.
  • Makanan menunda waktu obat mencapai konsentrasi plasma puncak dan meningkatkan ketersediaan hayati Loratadine.
  • Alkohol: Meningkatkan depresi sistem saraf pusat.
  • Obat-obat jenis monoamine oksidase (MAO) inhibitors: Meningkatkan tekanan darah.
  • Atomoxetine: Meningkatkan efek samping Pseudoephedrine.
  • Sibutramine: Meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.
  • Obat MAOI: Pseudoephedrine meningkatkan risiko psikosis dengan bromokriptin dan terjadi peningkatan risiko krisis hipertensi fatal. Hindari penggunaan obat MAOI bersamaan dengan Rhinos SR, bahkan setelah 2 minggu menghentikan obat jenis MAOI
  • Linezolid dan seligiline: meningkatkan tekanan darah.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Rhinos SR adalah sebagai berikut:

  • Meskipun efek sedasinya relatif jarang, tetap harus diwaspadai. Sebaiknya hindari mengemudi atau menyalakan mesin selama menggunakan Rhinos SR. Pada beberapa kasus, penggunaan alkohol akan meningkatkan efek sedasi obat ini.
  • Pemakaian antihistamin harus dihentikan sekitar 48 jam sebelum menjalani tes alergi kulit, karena dapat mengganggu hasil tes.
  • Obat ini mampu memasuki air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, penggunaan obat Rhinos SR untuk ibu menyusui sebaiknya dihindari.
  • Hati-hati penggunaan Rhinos SR pada orang-orang yang berisiko terkena hipertensi atau stroke, misalnya orang yang kelebihan berat badan (obesitas) dan orang usia lanjut.
  • Hati-hati penggunaan obat pada penderita disfungsi ginjal, hati, memiliki penyakit glaukoma, hipertrofi prostat, atau hipertiroid.
  • Pasien yang rentan mengalami kecemasan atau panik berlebihan, harus hati-hati menggunakan obat yang mengandung pseudoephedrine karena obat ini memberikan efek samping stimulan yang umumnya menyebabkan kecemasan dan kepanikan.

Penggunaan Obat Rhinos SR untuk ibu hamil

FDA di Amerika Serikat, setara dengan BPOM di Indonesia, mengkategorikan Loratadine ke dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.

Sedangkan pseudoephedrine termasuk kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Kkarena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat Rhinos SR untuk ibu hamil harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Artikel terkait:


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Loratadine - C22H23ClN2O2. U.S. National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/loratadine)
Loratadine for allergies - Considerations and Side Effects. Patient. (https://patient.info/medicine/loratadine-for-allergies)
loratadine (Claritin, Alavert) Uses, Side Effects & Dosage. MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/loratadine/article.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app