Akhir-akhir ini, banyak berita penangkapan atas kasus penyalahgunaan narkoba baik dari kalangan masyarakat umum hingga artis ibukota. Sebenarnya apa, sih, narkoba? Seburuk apa dampak narkoba bagi kehidupan manusia sampai-sampai banyak orang terpaksa keluar masuk tempat rehabilitasi agar bisa terlepas darinya?
Sekilas tentang narkoba
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Narkotika adalah obat berbahaya yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan kesadaran dan rasa sakit, misalnya ganja.
Psikotropika adalah obat yang menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat sehingga mempengaruhi kondisi mental penggunanya, contohnya heroin. Sedangkan zat adiktif adalah obat yang membuat penggunanya mengalami ketergantungan, baik secara fisik maupun psikologis, misalnya rokok dan alkohol.
Di dalam dunia medis, narkoba merupakan obat-obatan berbahaya dan penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan oleh pasien yang mengalami rasa sakit yang luar biasa misalnya pasien penyakit kanker. Konsumsi obat tersebut dapat mengurangi rasa sakit atau membuat pasien merasa tenang.
Dampak buruk narkoba bagi kesehatan
Pada beberapa kasus, pasien merasa ingin mengonsumsi obat tersebut terus menerus dan dalam dosis yang lebih banyak dari sebelumnya. Hal inilah yang disebut kecanduan dan mengarah pada penyalahgunaan narkoba.
Berikut ini dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan yang perlu diketahui:
1. Merasa tenang dan tertidur
Obat depresan biasanya digunakan oleh orang yang memiliki gangguan psikis. Namun, kalau disalahgunakan, obat depresan bisa membuat penggunanya lebih tenang dan tertidur.
Jangan salah, orang yang tidur karena penyalahgunaan obat depresan berbeda dengan tidur orang biasanya. Mereka nampak tertidur, tapi sebenarnya organ-organ di dalam tubuhnya masih aktif beraktivitas.
2. Mengalami halusinasi
Masih ingat dengan berita tentang ganja gorilla yang pernah booming beberapa waktu lalu? Salah satu dampak buruk penggunaan ganja jenis ini adalah halusinasi.
Halusinasi adalah penggambaran yang tidak tepat dari panca indera terhadap suatu objek. Munculnya halusinasi menyebabkan pengguna tidak dapat membedakan antara kenyataan dan khayalan.
Halusinasi dapat terjadi saat mengonsumsi narkoba atau saat berhenti memakai narkoba secara mendadak (sindrom putus obat). Apabila keinginannya tidak terpenuhi, pengguna akan merasa mudah tersinggung dan tertekan.
Pada beberapa kasus, orang yang berhalusinasi mengalami ketakutan terhadap suatu hal. Kondisi ini disebut paranoid.
3. Merasa terstimulasi
Beberapa artis mengaku bila mengkonsumsi narkoba dapat membuat badan terasa lebih fit dan ide mengalir lebih lancar. Padahal, hal ini justru membahayakan tubuh.
Organ tubuh manusia dapat diibaratkan sebuah mesin. Mesin yang terus menerus dipakai akan mudah aus dan rusak. Begitu pula tubuh pengguna narkoba yang meskipun merasa fit, sebenarnya organ-organ tubuhnya perlahan-lahan merasa kelelahan karena terus-terusan dipaksa bekerja.
4. Merasa kecanduan
Sifat adiktif narkoba menyebabkan pengguna narkoba cenderung ingin mengonsumsinya dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Apabila konsumsi melebihi batas normal, pengguna dapat mengalami sakaw atau overdosis yang fatalnya bisa berujung kematian.
Baca selengkapnya: Kecanduan Narkoba: Tanda, Cara Mengatasi, dan Tahapan Rehabilitasi
5. Mengganggu kinerja organ pernapasan
Kinerja organ pernapasan pasti terganggu apabila terdapat zat asing yang masuk melalui hidung. Gangguan tersebut dapat berupa sesak napas, infeksi paru-paru, dan gangguan sistem pernapasan lainnya.
Bayangkan, debu yang secara tidak sengaja masuk ke dalam hidung saja dapat menyebabkan flu, apalagi hidung digunakan untuk menyedot obat-obatan berbahaya?
6. Menurunkan daya pikir
Awal-awal memakai narkoba, pengguna memang akan merasa lebih kreatif dan produktif. Namun, pada suatu titik saat muncul keinginan untuk mengonsumsi narkoba dalam jumlah yang lebih banyak, di situlah fokus pengguna akan mulai berubah.
Yang awalnya dari memikirkan cara untuk berkarya, lalu berubah menjadi memikirkan cara mendapatkan narkoba. Hal ini bisa terjadi karena sistem saraf pusat sudah rusak oleh narkoba.
Penggunaan narkoba jangka panjang dapat merusak sel-sel saraf, terutama di otak. Fatalnya, kematian sel otak tidak dapat diperbaiki dan akan mengganggu pengantaran sinyal saraf yang berakibat pada menurunnya kemampuan pengolahan informasi dan penyimpanannya di hippocampus.
7. Meracuni tubuh
Saat pengguna sudah mulai keracunan narkoba, tenggorokannya akan terasa terbakar. Narkoba merupakan racun bagi tubuh dan segala zat yang berbahaya bagi manusia pasti akan disaring oleh organ hati.
Semakin banyak racun yang disaring, semakin keras pula organ hati bekerja. Jika fungsi hati sudah tidak maksimal, risiko tubuh mengalami keracunan semakin tinggi.
Narkoba juga dapat merusak organ penting lain lainnya seperti ginjal, jantung, dan otak.
8. Disfungsi seksual
Penggunaan narkoba dapat mengurangi keinginan untuk berhubungan seksual. Hal ini karena zat-zat yang dikandung narkoba dapat mengganggu kerja hormon reproduks, baik pada pria maupun wanita. Risiko jangka panjangnya adalah kemandulan pada pengguna narkoba.
9. Penurunan kekebalan tubuh
Pengguna narkoba akan selalu merasa ingin menambah dosis konsumsinya sehingga kinerja organ tubuh akan semakin berat. Kerja keras yang terus-menerus ini dapat merusak organ-organ tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh akan menurun sehingga penggunanya lebih rentan terserang penyakit.
10. Kehilangan rasa percaya diri
Orang yang sudah ketergantungan narkoba hanya akan merasa tenang jika sudah menggunakan barang haram ini. Padahal, efek tersebut hanyalah sementara. Tanpa narkoba, penggunanya kerap merasa tidak nyaman atau percaya diri.
Zaman sekarang semakin banyak bermunculan narkoba jenis baru. Dengan mengetahui dampak buruk narkoba, kita bisa lebih berhati-hati dan menghindari narkoba. Jangan sampai kesehatan tubuh dan masa depan Anda hancur hanya karena narkoba.
Baca juga: https://www.honestdocs.id/tips-mengobati-pecandu-narkoba-agar-terhindar-dari-sakau-menyiksa
Editorial note: Konten ini adalah konten edukasi. Honestdocs tidak menjual narkotika, obat-obatan psikotropika, rokok (konvensional maupun elektrik), dan vape.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.