Kecanduan Narkoba: Tanda, Cara Mengatasi dan Tahapan Rehabilitasi

Dipublish tanggal: Sep 10, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit

Grafik pemakaian narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) secara ilegal di Indonesia semakin tinggi. Tempat rehabilitasi narkoba menjadi ujung tombak bagi para pengguna narkoba keluar dari tipu daya kenikmataan sesaat narkoba.

Mayoritas pengguna narkoba mencoba barang haram tersebut secara sadar. Rasa penasaran, melihat reaksi teman sepermainan saat menggunakan narkoba, sering kali menjadi hal utama yang menjerumuskan diri mereka dalam jeratan narkoba. 

Setelah merasakan sensasi narkoba yang sedikit dan berlangsung terus menerus, mereka yang mencoba akan lebih beresiko mengalami kecanduan. Tentu, hal ini juga bersamaan dengan semakin banyak narkoba yang mereka gunakan dalam sekali pakai untuk sampa pada status rileks (nge-fly). 

Pada tingkatan yang paling buruk, para pecandu bisa sampai pada masa sulit melewati hari tanpa sensasi rileks selama 24 jam (sakau).

Tanda kecanduan narkoba

Tiga tanda yang menjadi indikasi seseorang sudah dalam status kecanduan. Pertama, ingin memakai narkoba sekali atau lebih dalam sehari. Kedua, mengonsumsi narkoba semakin banyak dalam sekali pakai. Ketiga, ketidakmampuan menahan diri dalam memakai narkoba. 

Selain itu, mereka yang sudah kecanduan selalu mempersiapkan stock dan membelanjakan semua uang untuk narkoba. Bahkan rela melakukan tindak kriminal hanya untuk narkoba.

Selain tiga tanda yang sudah disebutkan. Para pecandu yang sudah lama mengkonsumsi narkoba  juga mengalami gangguan pola pikir, kepikunan, dan keinginan menggunakan narkoba yang sudah teramat sulit untuk mengabaikannya.

Secara sosial, para pecandu lebih suka menyendiri dan mengabaikan aktivitas sehari-hari, seperti sekolah atau bekerja. Kerap kali, mereka juga melakukan aktivitas yang berbahaya seperti berkendara dalam pengaruh narkoba.

Khusus pecandu di kalangan pelajar, mereka lebih sering pasif di sekolah bahkan nilai pelajaran bisa jauh di bawah standar. Terlihat lesu tanpa keinginan yang kuat dalam kegiatan belajar. 

Baik di lingkungan sekolah atau keluarga, ada pergeseran sikap yang drastis seperti sedikit dalam sosialisasi.

Tindakan pertama kecanduan narkoba

Hal yang paling utama adalah kecepatan. Sedini mungkin, anggota keluarga terdekat harus menyadari adanya gejala kecanduan. Membawa pecandu ke psikiater atau tempat rehabilitasi.

Penting untuk diketahui, para pecandu akan mengelak bila ada yang mencoba membawa mereka untuk rehabilitasi. Mereka mengaku bahwa kondisi dia sangatlah baik. Disini, perlu  tekad yang kuat dari lingkungan mereka untuk membujuk pecandu mau melakukan rehabilitasi.

 

  • Pengobatan Medis

Untuk menggunakan metode ini perlu pengawasan dokter dan penggunaan obat yang berbeda tergantung jenis narkoba yang pecandu konsumsi. Misalkan, pecandu heroin atau morfin akan mendapatkan terapi obat seperti, methadone. 

Obat ini bisa mengurangi rasa keinginan mengkonsumsi narkoba.

Ada juga penggunaan obat naltrexone. Akan tetapi, obat ini memiliki efek samping dan khusus pasien rawat jalan yan sudah melakukan proses detoksifikasi. Naltrexone akan mencegah efek narkoba, seperti rasa gembira, sehat, penghilang rasa sakit, dan rasa ketagihan terhadap narkoba.

  • Konseling

Dalam tahapan konseling, pecandu akan mendapatkan bimbingan dalam rehabilitasi. Seperti mengenali, alasan dibalik penggunaan narkoba yang sudah menjadi candu. Selain itu, konselor akan memberikan arahan dalam memulai kehidupan yang baru di lingkungannya. 

Seperti, pola hidup sehat dan cara menghindari dari godaan kembali ke narkoba.

Selain konselor, pada tahapan ini peran aktif keluarga dan teman di lingkungan  sekitar sangat diperlukan. Sebagian besar, para pecandu narkoba mendapatkan kehidupan yang lebih baik berkat penanganan medis dan peran aktif yang positif dari keluarga dan teman.

Tahapan rehabilitasi medis

Saat menjalani rehabilitasi, pecandu narkoba akan melalui tiga proses rehabilitasi medis. Pertama, detoksifikasi, proses mencegah pecandu mengkonsumsi narkoba di bawah pengawasan dokter untuk mengurangi gejala putus zat (sakau).

Kedua, non medis, pada tahap ini metode yang digunakan seperti, therapeutic communities, keagamaan, dan motivasi dari lingkungan terdekat seperti keluarga dan teman.

Ketiga, bina lanjut, bimbingan yang memberikan kegiatan sesuai minat dan bakat. Pengguna narkoba yang sudah melewati tahap bisa beraktivitas kembali di masyarakat seperti kerja atau sekolah.

Tahapan di atas terlihat mudah, pada kenyataannya proses membersihkan diri dari kecanduan narkoba sangatlah sulit. Selain dari sisi pecandu yang mempunyai tekad kuat, perlu  juga dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sehingga mereka bisa kembali beraktivitas seperti kebanyakan orang sesuai umurnya. 

Jika Anda dan kerabat yang Anda kenal sedang masa sulit dalam melawan narkoba, janganlah sungkan bertemu dengan psikiater atau orang yang ahli dalam hal adiksi.

 

 


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Drug Use and Addiction. MedlinePlus. (Accessed via: https://medlineplus.gov/druguseandaddiction.html)
Justinova, Z., Panlilio, L. V., & Goldberg, S. R. (2009). Drug addiction. Current topics in behavioral neurosciences, 1, 309–346. https://doi.org/10.1007/978-3-540-88955-7_13. National Center for Biotechnology Information. (Accessed via: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3039293/)
What Is Addiction?. psychiatry.org. (Accessed via: https://www.psychiatry.org/patients-families/addiction/what-is-addiction)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app