Jahe awalnya berasal dari Cina dan termasuk dalam golongan Zingiberaceae sama seperti kunyit dan lengkuas. Jahe yang termasuk ke dalam jenis rempah-rempah tradisional yang sehat dan enak untuk dikonsumsi seringkali menjadi bumbu masakan, bahkan makanan penutup yang manis seperti wedang jahe seringkali menjadi pilihan yang sering dikonsumsi terutama ketika cuaca dingin. Jahe sendiri mengandung nutrisi dan senyawa bioaktif yang memiliki manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh terutama sistem pencernaan dan otak.
10 Manfaat Jahe untuk Kesehatan
Berikut ini 10 manfaat jahe untuk menjaga kesehatan tubuh:
1. Jahe memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan tinggi
Jahe memiliki kandungan gingerol yang merupakan senyawa bioaktif utama dalam jahe. Kandungan gingerol memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Selain itu, jahe juga bermanfaat untuk menangkal infeksi bakteri dan virus tertentu seperti bakteri E.coli. Sementara kandungan antioksidan tinggi pada jahe dapat mencegah kerusakan DNA akibat stress serta menghindari flu dan pilek.
Baca juga: Makanan Pemicu Flu Semakin Parah
2. Jahe bisa mengobati mual terutama morning sickness
Jahe terbukti sangat efektif melawan mual, baik dari mabuk laut hingga mengobati rasa mual pada wanita yang hamil muda. Meskipun jahe dianggap aman untuk dikonsumsi, bicarakan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi jahe dalam jumlah besar jika sedang hamil. Beberapa orang percaya bahwa mengonsumsi jahe dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko keguguran, namun hingga saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan hal tersebut.
Tak hanya digunakan oleh ibu hamil, tetapi jahe juga bisa dikonsumsi untuk membantu mengatasi mual dengan mengurangi jumlah gas dalam perut, termasuk mual pasca operasi atau setelah menjalani prosedur kemoterapi.
3. Jahe bisa mengurangi nyeri otot
Jahe diketahui memiliki manfaat efektif dalam mengurangi rasa nyeri otot, termasuk nyeri otot akibat olahraga. Hal ini mungkin disebabkan oleh efek anti peradangan yang dimiliki oleh jahe. Meski harus diimbangi dengan istirahat yang cukup, efek jahe dalam meredakan nyeri otot juga mungkin baru terasa setelah beberapa hari.
Baca juga: Cara Mengatasi Nyeri Otot Setelah Berolahraga
4. Jahe dapat menurunkan gula darah dan perbaiki resiko penyakit jantung
Berdasarkan sebuah penelitian, salah satu manfaat jahe adalah mampu mengelola kadar gula darah karena jahe memiliki sifat anti-diabetes yang kuat dan terbukti bahwa jahe memiliki properti anti-diabetes jika dikonsumsi secara rutin. Meski masih perlu diteliti lebih jauh, tetapi manfaat jahe pernah dibuktikan efektif dalam menurunkan kadar gula darah terutama pada penderita diabetes tipe 2.
5. Jahe mampu mengurangi nyeri haid
Dalam sebuah penelitian, 150 wanita diinstruksikan untuk mengonsumsi 1 gram bubuk jahe per hari selama 3 hari pertama periode menstruasi. Hasilnya menunjukkan bahwa jahe terlihat sangat efektif dalam melawan nyeri haid bahkan jika dibandingkan dengan mengonsumsi obat antinyeri seperti ibuprofen di awal periode menstruasi.
6. Jahe menurunkan kadar kolesterol
Lipoprotein LDL yang tinggi atau kolesterol jahat dalam tubuh sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung terutama akibat makanan yang dikonsumsi dapat memiliki pengaruh kuat pada peningkatan LDL. Ada beberapa bukti bahwa jahe dapat menyebabkan penurunan kadar LDL dan trigliserida darah yang signifikan.
Baca juga: Fakta Kolesterol dan Cara Menurunkan Kolesterol LDL
7. Jahe membantu mencegah kanker
Kanker adalah penyakit yang sangat serius dan ditandai dengan adanya pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkontrol. Ekstrak jahe sendiri telah dipelajari sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk beberapa jenis kanker. Sifat anti-kanker dikaitkan dengan zat 6-gingerol yang ditemukan dalam jahe mentah dan diperkirakan ampuh melawan kanker.
8. Jahe bisa memperbaiki fungsi otak dan mencegah penyakit alzheimer
Stres oksidatif dan peradangan kronis dapat mempercepat proses penuaan dan diyakini menjadi penyebab utama terjadinya penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa antioksidan dan senyawa bioaktif pada jahe dapat menghambat respon inflamasi yang terjadi di otak.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Otak dan Meningkatkan Daya Ingat
9. Jahe dapat membantu mengatasi infeksi
Gingerol, zat bioaktif dalam jahe segar diklaim dapat membantu menurunkan risiko infeksi di mana ekstrak jahe bisa menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri. Hal ini sangat efektif melawan bakteri mulut yang terkait dengan penyakit inflamasi pada gusi, seperti radang gusi dan periodontitis. Jahe segar juga bisa digunakan sebagai suplemen dalam melawan virus RSV yang merupakan penyebab umum terjadinya infeksi saluran pernapasan.
10. Membantu detoksifikasi dan mencegah penyakit kulit
Jahe merupakan salah satu jenis makanan yang disebut diaphoretic, ini berarti jahe memicu keluarnya keringat. Pengeluaran keringat biasanya bermanfaat terutama saat sedang demam atau flu. Selain membantu proses detoksifikasi pada tubuh, dengan berkeringat juga ternyata dapat melindungi tubuh dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit.
Para ahli juga meneliti sejenis protein yang disebut dermicidin diproduksi pada kelenjar keringat dan berfungsi melindungi tubuh dari bakteri seperti E. coli, staphylococcus aureus, serta jamur yang dapat menyebabkan penyakit kulit.
Jahe seperti apa yang baik untuk kesehatan?
Untuk mendapatkan manfaat jahe yang optimal sebaiknya pilih jahe yang segar. Jahe segar memiliki rasa yang lebih kuat jika dibandingkan dengan jahe bubuk di mana kandungan gingerol juga masih banyak terdapat pada jahe segar dan baik bagi kesehatan. Untuk memanfaatkan jahe segar, Anda dapat mencampur jahe dengan masakan seperti masakan olahan seafood, topping salad, atau campuran smoothie/jus.
Namun jika memilih jahe dalam bentuk bubuk, pastikan Anda memilih bubuk jahe yang masih murni. Minuman bubuk jahe yang dijual di pasaran biasanya sudah mengandung tambahan gula. Simpan bubuk jahe dalam wadah tertutup rapat dan disimpan di tempat yang kering, terhindari dari panas matahari, serta berada di suhu ruangan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.