Buah kecil berwarna merah dan berair ini memang sering didambakan oleh para ibu hamil selama masa kehamilan. Tapi apakah ceri aman dikonsumsi selama kehamilan?
Atau buah ceri termasuk ke dalam salah satu buah yang perlu dihindari? Artikel ini akan membagikan sejuta manfaat dan efek samping dari mengonsumsi buah ceri selama kehamilan.
Amankah Makan Ceri Selama Kehamilan?
Ceri penuh dengan nutrisi, dan aman dikonsumsi kecuali Anda alergi terhadapnya. Biji ceri adalah satu-satunya bagian yang tidak boleh dimakan.
Selain itu, jangan terlalu sering memakannya dalam jumlah banyak karena dapat menimbulkan gas dan menyebabkan perut kembung. Konsumsilah buah ceri ini secukupnya untuk manfaat yang baik bagi tubuh.
Manfaat buah ceri selama kehamilan
Buah merah yang lezat dapat meningkatkan kesehatan Anda selama kehamilan karena ceri mengandung segudang nutrisi seperti vitamin, mineral, protein, zat besi, kalsium, dan lainnya.
Karena itu, ceri bisa menjadi pilihan camilan sehat untuk ibu hamil. Berikut ini adalah beberapa manfaat buah ceri bagi Anda:
1. Meningkatkan tingkat kekebalan
Ceri mengandung kadar vitamin C yang sehat, yang memiliki sifat antioksidan. Mereka memainkan peran penting dalam menghilangkan radikal bebas, yang dapat menyebabkan berbagai infeksi dan penyakit.
Selain itu, tingkat imunitas pada ibu hamil biasanya rendah selama kehamilan. Ceri dapat meningkatkan tingkat kekebalan tubuh Anda.
2. Mempromosikan kesehatan otak bayi baru lahir
Antosianin yang ditemukan dalam ceri melindungi sel saraf dan meningkatkan kesehatan otak janin.
3. Meringankan pembengkakan dan peradangan
Anthocyanin, pigmen merah dalam ceri, dikenal sangat efektif dalam mengurangi peradangan, pembengkakan dan nyeri sendi yang biasanya Anda alami ketika Anda hamil.
4. Cegah diabetes gestasional
Ceri dapat membantu menjaga kadar gula darah di bawah kontrol dan dengan demikian membantu mencegah Anda dari diabetes gestasional.
5. Mengurangi kelelahan
Mengandung kadar air berlebih, buah ceri apabila dikonsumsi secara rutin dapat memberikan dorongan energi, dan membantu menjaga kelelahan.
6. Kontrol kadar tekanan darah
Kandungan kalium dalam ceri bekerja mengontrol tekanan darah dalam tubuh. Dengan demikian, dapat mencegah risiko preeklampsia selama kehamilan.
7. Mempromosikan tidur yang lebih baik
Antioksidan yang disebut melatonin, yang ada dalam ceri, adalah penginduksi tidur yang ideal. Anda dapat mengalami gangguan tidur selama kehamilan karena berbagai ketidaknyamanan.
Minumlah segelas jus ceri setiap hari untuk mengatasi gangguan tidur.
8. Memperkuat pembuluh darah
Vitamin C hadir dalam buah ceri dan berfungsi untuk memperkuat pembuluh darah, serta membantu mereka memompa cukup darah ke janin.
9. Memiliki efek ekspektoran
Cherry adalah ekspektoran yang berguna untuk mengobati semua kondisi batuk terkait. Ini membantu meredakan pilek, batuk, bronkitis dan asma.
10. Mengobati sembelit
Ceri mengandung konten serat yang tinggi. Mereka menormalkan gerakan usus dan membantu Anda menyingkirkan sembelit yang merupakan salah satu masalah paling umum selama kehamilan.
11. Buah rendah kalori
Jika Anda berhati-hati tentang kenaikan berat badan selama kehamilan, ceri adalah buah terbaik untuk dikonsumsi karena sangat rendah kalori.
12. Meringankan nyeri otot
Ceri bersifat anti-inflamasi dan karena itu menawarkan bantuan yang efektif dari nyeri otot dan masalah yang mungkin Anda alami selama kehamilan.
13. Menyembuhkan sakit kepala migrain
Dokter percaya bahwa fluktuasi hormon estrogen, dan kondisi preeklampsia selama kehamilan menyebabkan sakit kepala migrain. Ceri mengandung anthocyanin dan bioflavonoid, yang membantu mengurangi migrain.
Apakah ada efek samping makan ceri selama kehamilan?
Beberapa wanita hamil menderita kembung dan sakit perut setelah makan ceri. Makan ceri dapat memicu reaksi alergi pada beberapa wanita.
Jika Anda merasakan ketidaknyamanan yang signifikan setelah mengonsumsi ceri, segera menghubungi dokter Anda untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.