Ada banyak gejala usus buntu ketika meradang. Tidak semua orang yang terkena akan mengalami semua gejala itu, akan tetapi ketika sudah ada beberapa gejala dan tanda kegawatdaruratan, maka harus segera mencari pertolongan medis.
Menurut Johns Hopkins Medicine, usus buntu yang meradang bisa pecah pada 48 sampai 72 jam setelah timbulnya gejala usus buntu. Pecahnya usus buntu bukanlah perkara sepele, karena jika dibiarkan infeksi akan meluas pada lapisan perut dan aliran darah, pada akhirnya dapat mengancam nyawa pasien.
Usus buntu adalah sebuah jaringan berbentuk seperti tabung sempit yang menonjol dari usus besar, termasuk bagian dari usus namun ujungnya buntu. Dikenal dengan sebutan apendix, atau umbai cacing. Ketika apendix meradang, maka disebut appendicitis (baca: apendisitis) atau radang usus buntu. Bakteri dapat berkembang biak dengan cepat pada apendisitis ini. Jika sampai pecah, maka bakteri akan menyebar dalam perut dan timbullah radang lapisan perut (peritonitis).
Baca juga: Inilah yang Menjadi Penyebab Usus Buntu
Gejala Usus Buntu Gawat Darurat
Sakit Perut dan Kembung
Salah satu tanda-tanda pertama dari usus buntu adalah perut kembung yang disertai dengan sakit perut. Gejala nyeri perut bisa dimulai di sekitar pusar, lalu rasa sakit bergerak ke bagian perut sebelah kanan bawah. Gejala rasa sakit menjadi sangat tajam dan tak kunjung reda.
Gejala usus buntu yang utama ini, ditandai dengan perut terasa sakit saat disentuh, dan nyeri cenderung menjadi lebih parah ketika mengambil napas dalam-dalam atau ketika tubuh berpindah posisi misalnya berjalan. Batuk, bersin, atau gerakan menyentak juga membuatnya lebih menyakitkan.
Seiring waktu, gejala sakit perut akan semakin parah. Pada kasus usus buntu yang berat, bisa terlihat adanya pembengkakan perut.
Demam
Pada awal proses penyakit, apendisitis biasanya menyebabkan demam ringan atau sumeng dengan suhu tubuh di bawah 100 derajat Fahrenheit. Bisa juga disertai dengan menggigil. Jika usus buntu sampai pecah, maka infeksi dapat meluas dan menyebabkan suhu tubuh semakin meningkat, demam menjadi tinggi.
Gangguan Pencernaan
Masalah pencernaan yang sering menyertai gejala usus buntu adalah mual dan muntah yang bisa dirasakan berkali-kali. Gejala ini sering dirasakan beberapa jam setelah sakit perut muncul. Seseorang cenderung kehilangan nafsu makan, perut terasa penuh, kembung dan merasa bahwa tidak bisa makan.
Disamping itu, dapat juga timbul masalah pencernaan lainnya, seperti sembelit (susah buang air besar) atau malah mengalami diare (mencret). Beberapa orang juga mengeluhkan kesulitan membuang angin (kentut).
Gejala lebih lengkap: 10 Ciri-Ciri Usus Buntu yang Harus Diwaspadai
Apa yang Harus Dilakukan Terhadap Gejala Usus Buntu Itu?
Jika Anda merasakan gejala usus buntu yang berbahaya seperti di atas, segeralah mencari bantuan medis. Tidak ada obat warung, apotek atau rumahan yang dapat membantu.
Jangan minum obat penghilang rasa sakit, obat pencahar atau apapun, karena sebenarnya obat pencahar malah dapat menyebabkan usus buntu mudah pecah. Obat pereda sakit juga dapat menutupi gejala sakit usus buntu, yang nantinya malah akan membuat dokter kesulitan dalam membuat diagnosis yang cepat.
Setiap gejala yang Anda alami, bersama dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter, akan membantu dokter membuat diagnosis yang tepat. Sering juga dilakukan pemeriksaan penunjang seperti tes darah untuk melihat tanda-tanda infeksi, dan pemeriksaan urin (urinalisis) dapat menyingkirkan infeksi saluran kemih. Jika perlu dokter juga menggunakan alat USG untuk melihat usus buntu apakah benar-benar meradang atau tidak.
Setelah anda didiagnosis dengan radang usus buntu, dokter akan memutuskan perlu tidaknya operasi dengan segera. Hal terpenting di sini adalah jangan sampai usus buntu pecah duluan, jadi harus diangkat sebelum itu. Pengangakat usus buntu (appendectomy) dapat dilakukan melalui sayatan dua atau tiga inci di perut sebalah kanan bawah. Lebih lanjut silahkan baca: Operasi Usus Buntu.
Dioperasi ataupun tidak, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk mengobati infeksi dan mencegah keparahan. Seperti halnya operasi, penggunaan obat juga ada beberapa risikonya, termasuk reaksi alergi pada orang tertentu yang sensitif. Kabar baiknya, sebagian besar kasus usus buntu berhasil diobati tanpa komplikasi.
Sebagai kesimpulan, ketika Anda mengalami gejala emergensi usus buntu seperti sakit perut kanan bawah, demam, mual dan muntah, maka tanpa banyak kompromi segeralah periksakan ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.